Bila sebelumnya bupati yang tertidur mendengar pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kali ini giliran seorang mahasiswi yang jatuh pingsan. Peserta paduan suara Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan di Papua itu mendadak terkulai lemas dan tak sadarkan diri saat mengikuti acara temu pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Istana Negara, Rabu (30/4).
Presiden Yudhoyono sempat tercengang saat mengetahui ada hadirin yang terjatuh. Dibopong sejumlah anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) dan staf Sekretariat Negara, mahasiswi rambut keriting yang belum diketahui namanya tersebut langsung dibawa menjauh dari pandangan presiden. Mereka menuju ruang istirahat yang bersebelahan dengan dapur.
Tidak jelas apa penyebab mahasiswi itu pingsan. Tapi yang jelas, dia baru saja menyanyikan lagu PNPM Mandiri. Kepala negara bahkan sempat memberi applause kepada peserta paduan suara yang berpakaian batik bercorak dengan warna paduan biru dan putih itu.
Namun Presiden Yudhoyono tak membiarkan begitu saja mahasiswi tersebut berlalu dari pandangannya. Dia langsung meminta dokter pribadinya untuk membantu menanganinya.
"Jangan khawatir. Ada dokter kepresidenan. Tolong bantu," pinta Yudhoyono kepada Dr Haris.
Dr Haris pun bergegas menuju tempat mahasiswi itu beristirahat.
PNPM mulai dicanangkan Yudhoyono di Palu, Sulawesi Tengah, pada 30 April 2007. Tahun itu, pemerintah membagikan dana pembangunan kepada 2.993 kecamatan. Tiap kecamatan mendapat Rp 757 juta hingga Rp 1,5 miliar. Pada 2008, mencakup 3.999 kecamatan dengan alokasi dana per kecamatan Rp 1,5 miliar hingga Rp 3 miliar.
PNPM terdiri atas program pengembangan kecamatan (PPK), program penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP), dan percepatan pembangunan daerah tertinggal dan khusus (P2DTK). Pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah (Pisew).
Dalam kesempatan itu, presiden kembali mengingatkan para kepala daerah agar turun ke lapangan. (Persda Network/ade)
Presiden Yudhoyono sempat tercengang saat mengetahui ada hadirin yang terjatuh. Dibopong sejumlah anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) dan staf Sekretariat Negara, mahasiswi rambut keriting yang belum diketahui namanya tersebut langsung dibawa menjauh dari pandangan presiden. Mereka menuju ruang istirahat yang bersebelahan dengan dapur.
Tidak jelas apa penyebab mahasiswi itu pingsan. Tapi yang jelas, dia baru saja menyanyikan lagu PNPM Mandiri. Kepala negara bahkan sempat memberi applause kepada peserta paduan suara yang berpakaian batik bercorak dengan warna paduan biru dan putih itu.
Namun Presiden Yudhoyono tak membiarkan begitu saja mahasiswi tersebut berlalu dari pandangannya. Dia langsung meminta dokter pribadinya untuk membantu menanganinya.
"Jangan khawatir. Ada dokter kepresidenan. Tolong bantu," pinta Yudhoyono kepada Dr Haris.
Dr Haris pun bergegas menuju tempat mahasiswi itu beristirahat.
PNPM mulai dicanangkan Yudhoyono di Palu, Sulawesi Tengah, pada 30 April 2007. Tahun itu, pemerintah membagikan dana pembangunan kepada 2.993 kecamatan. Tiap kecamatan mendapat Rp 757 juta hingga Rp 1,5 miliar. Pada 2008, mencakup 3.999 kecamatan dengan alokasi dana per kecamatan Rp 1,5 miliar hingga Rp 3 miliar.
PNPM terdiri atas program pengembangan kecamatan (PPK), program penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP), dan percepatan pembangunan daerah tertinggal dan khusus (P2DTK). Pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah (Pisew).
Dalam kesempatan itu, presiden kembali mengingatkan para kepala daerah agar turun ke lapangan. (Persda Network/ade)
No comments:
Post a Comment