Ada kabar agak melegakan bagi Anda yang cemas dengan rencana kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Sejumlah petani di Kecamatan Motoling, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara (Sulut), telah membuktikan bahwa alkohol produksi mereka yang terbuat dari turunan nira (air sadapan pohon enau atau aren), bisa jadi BBM murah.
Oleh karena itu, di tengah rencana kenaikan harga BBM saat ini, para petani di sana menawarkan kepada pemerintah alkohol turunan nira milik mereka itu, untuk dikelola sebagai pengganti BBM. Di Minahasa Selatan, alkohol turunan nira itu populer disebut sebagai alkohol cap tikus.
"Alkohol cap tikus memiliki sumber energi nabati yang bisa dimanfaatkan pada semua kendaraan bermotor, sehingga bisa dioptimalkan saat pemerintah menaikkan harga BBM," kata Royke Paat, salah satu petani cap tikus, di Manado.
Royke tidak tahu pasti asal-muasal sebutan cap tikus karena nama itu sudah disebut turun-temurun di Minahasa. Diduga, nama tersebut muncul karena pembuatannya dilakukan di sela-sela pepohonan aren di kebun, tempat di mana tikus hutan biasa hidup.
Kantor berita Antara menyebutkan, program pemanfaatan dan penyulingan cap tikus menjadi bahan bakar nabati (biofuel) pernah diperagakan sejumlah warga di Motoling. Peragaan itu disaksikan langsung beberapa peneliti dari Kementerian Riset dan Reknologi (Ristek) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Petani tidak bisa melanjutkan peragaan penyulingan bahan bakar nabati tersebut ke tingkat nasional, akibat minimnya anggaran serta teknologi dalam membantu kegiatannya.
Tawaran petani Motoling itu dilakukan setelah melihat rencana kenaikan harga BBM, yang sudah meresahkan warga. "Jika pemerintah berminat mengelola hasil cap tikus milik petani menjadi bahan bakar biofuel, itu bisa memberikan efek positif juga bagi kegiatan ekonomi warga, " katanya.
Peneliti dari Univeversitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Hanny Sangian mengatakan, jika etanol nira menggantikan seluruh BBM kendaraan bermotor, maka setiap satu pohon aren unggul yang dikelola dengan baik akan menghasilkan air nira 20-30 liter per hari. Dalam 20 liter nira terkandung satu liter etanol murni.
Konsumsi BBM sebanyak 200 juta liter per hari, setara dengan 200 juta pohon aren. Dengan begitu, diperlukan dua juta hektare lahan aren untuk dikelola secara baik, sementara Provinsi Sulut memiliki potensi tanaman tersebut melalui budidaya secara sistematis.
Berdasarkan sejumlah penelitian di laboratorium, kadar alkohol cap tikus sekitar 40 persen. Namun, semakin bagus sistem penyulingannya, dan semakin lama disimpan, kadar alkohol cap tikus akan semakin tinggi. Di kalangan warga Minahasa, cap tikus yang baik akan mengeluarkan nyala api biru ketika disulut korek api.
Sementara itu, masih terkait rencana kenaikan harga BBM, Ketua Komite Tetap Moneter dan Fiskal Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bambang Soesatyo, meminta pemerintah mempertimbangkan penerapan harga khusus bagi angkutan umum, barang, dan jasa.
"Saya minta agar harga BBM untuk sektor ini tidak naik. Kebijakan ini penting agar daya beli masyarakat tidak terpuruk terlalu dalam," kata Bambang di Jakarta, Minggu (11/5).
Menurut Bambang, jika harga BBM dinaikkan 28,7 persen secara merata maka ongkos angkutan umum, barang, dan jasa diperkirakan akan naik 30 hingga 40 persen.
Jika itu terjadi, produsen hanya dihadapkan pada dua pilihan, yakni mengurangi volume produksi hingga 40 persen atau menaikkan harga dalam kisaran yang sama agar bisa bertahan. Padahal, di sisi lain, daya beli masyarakat sudah anjlok akibat lonjakan harga berbagai kebutuhan dalam beberapa bulan terakhir ini.
“Kalau kenaikan biaya transportasi umum, angkutan barang dan jasa sebesar 30-40 persen itu bisa dihindari, tekanan terhadap laju inflasi berkurang signifikan," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut dia, kenaikan harga barang dan jasa dalam skala besar juga otomatis terhindarkan, karena biaya distribusi bisa dipertahankan pada tingkat yang sekarang.
"Pemerintah harus bekerja keras mencari cara apa pun yang sah untuk bisa meringankan biaya kehidupan rakyat selain lewat Bantuan Langsung Tunai (BLT) Plus," tegasnya. ant/jbp/aco
Oleh karena itu, di tengah rencana kenaikan harga BBM saat ini, para petani di sana menawarkan kepada pemerintah alkohol turunan nira milik mereka itu, untuk dikelola sebagai pengganti BBM. Di Minahasa Selatan, alkohol turunan nira itu populer disebut sebagai alkohol cap tikus.
"Alkohol cap tikus memiliki sumber energi nabati yang bisa dimanfaatkan pada semua kendaraan bermotor, sehingga bisa dioptimalkan saat pemerintah menaikkan harga BBM," kata Royke Paat, salah satu petani cap tikus, di Manado.
Royke tidak tahu pasti asal-muasal sebutan cap tikus karena nama itu sudah disebut turun-temurun di Minahasa. Diduga, nama tersebut muncul karena pembuatannya dilakukan di sela-sela pepohonan aren di kebun, tempat di mana tikus hutan biasa hidup.
Kantor berita Antara menyebutkan, program pemanfaatan dan penyulingan cap tikus menjadi bahan bakar nabati (biofuel) pernah diperagakan sejumlah warga di Motoling. Peragaan itu disaksikan langsung beberapa peneliti dari Kementerian Riset dan Reknologi (Ristek) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Petani tidak bisa melanjutkan peragaan penyulingan bahan bakar nabati tersebut ke tingkat nasional, akibat minimnya anggaran serta teknologi dalam membantu kegiatannya.
Tawaran petani Motoling itu dilakukan setelah melihat rencana kenaikan harga BBM, yang sudah meresahkan warga. "Jika pemerintah berminat mengelola hasil cap tikus milik petani menjadi bahan bakar biofuel, itu bisa memberikan efek positif juga bagi kegiatan ekonomi warga, " katanya.
Peneliti dari Univeversitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Hanny Sangian mengatakan, jika etanol nira menggantikan seluruh BBM kendaraan bermotor, maka setiap satu pohon aren unggul yang dikelola dengan baik akan menghasilkan air nira 20-30 liter per hari. Dalam 20 liter nira terkandung satu liter etanol murni.
Konsumsi BBM sebanyak 200 juta liter per hari, setara dengan 200 juta pohon aren. Dengan begitu, diperlukan dua juta hektare lahan aren untuk dikelola secara baik, sementara Provinsi Sulut memiliki potensi tanaman tersebut melalui budidaya secara sistematis.
Berdasarkan sejumlah penelitian di laboratorium, kadar alkohol cap tikus sekitar 40 persen. Namun, semakin bagus sistem penyulingannya, dan semakin lama disimpan, kadar alkohol cap tikus akan semakin tinggi. Di kalangan warga Minahasa, cap tikus yang baik akan mengeluarkan nyala api biru ketika disulut korek api.
Sementara itu, masih terkait rencana kenaikan harga BBM, Ketua Komite Tetap Moneter dan Fiskal Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bambang Soesatyo, meminta pemerintah mempertimbangkan penerapan harga khusus bagi angkutan umum, barang, dan jasa.
"Saya minta agar harga BBM untuk sektor ini tidak naik. Kebijakan ini penting agar daya beli masyarakat tidak terpuruk terlalu dalam," kata Bambang di Jakarta, Minggu (11/5).
Menurut Bambang, jika harga BBM dinaikkan 28,7 persen secara merata maka ongkos angkutan umum, barang, dan jasa diperkirakan akan naik 30 hingga 40 persen.
Jika itu terjadi, produsen hanya dihadapkan pada dua pilihan, yakni mengurangi volume produksi hingga 40 persen atau menaikkan harga dalam kisaran yang sama agar bisa bertahan. Padahal, di sisi lain, daya beli masyarakat sudah anjlok akibat lonjakan harga berbagai kebutuhan dalam beberapa bulan terakhir ini.
“Kalau kenaikan biaya transportasi umum, angkutan barang dan jasa sebesar 30-40 persen itu bisa dihindari, tekanan terhadap laju inflasi berkurang signifikan," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut dia, kenaikan harga barang dan jasa dalam skala besar juga otomatis terhindarkan, karena biaya distribusi bisa dipertahankan pada tingkat yang sekarang.
"Pemerintah harus bekerja keras mencari cara apa pun yang sah untuk bisa meringankan biaya kehidupan rakyat selain lewat Bantuan Langsung Tunai (BLT) Plus," tegasnya. ant/jbp/aco
No comments:
Post a Comment