Rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Juni mendatang, praktis akan mendorong kenaikan angka kemiskinan secara nasional, termasuk Provinsi Gorontalo. Diprediksi bisa ada sekitar 52,48 juta orang miskin di Indonesia, seiring kenaikan BBM sebesar 30 persen nanti.
Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Kelompok UPPKS (AKU) Imam Hariadi mengemukakan, berdasarkan hasil perhitungan para ahli, rencana kenaikan BBM 30 persen maka angka kemiskinan akan meningkat sekitar 8,55 persen. Atau sekitar 15,68 juta jiwa secara nasional. "Sehingga rakyat miskin di Indonesia akan bertambah menjadi sekitar 52,48 juta jiwa, dengan perhitungan untuk tahun 2007 angka kemiskinan sekitar 16,6 persen atau ikhwalnya/setara dengan ada sekitar 37 juta jiwa," ujar Imam saat penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) AKU, Sabtu (10/11) di Quality Hotel Kota Gorontalo.
Peningkatan angka kemiskinan terbesar seiring kenaikan BBM utamanya terjadi pada sejumlah daerah yang termasuk kategori masih tertinggal dan berkembang. Dimana bila mengacu pada perhitungan prosentasi kenaikan kemiskinan sebesar 8,55 persen maka jumlah orang miskin di Provinsi Gorontalo, dengan kondisi penduduk saat ini sekitar 1 juta jiwa, diperkirakan mengalami pertambahan sekitar 85 ribu orang. Sehingga jumlah angka kemiskinan di daerah ini dengan adanya kenaikan BBM bakal menjadi 326.928 jiwa.
Sementara itu Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DR. Sugiri Syarif,MPH mengemukakan, prediksi peningkatan jumlah kemiskinan tersebut merupakan peluang bagi AKU untuk menunjukkan eksistensi dan kemampuan dalam membangun bangsa dan negara Indonesia. "Dengan modal 160 ribu kelompok yang masih harus didorong dan difasilitasi agar mempunyai kemampuan, AKU mempunyai peran yang sangat besar. Apalagi dikaitkan dengan kenaikan BBM yang sebentar lagi ditetapkan. BBM naik, jumlah keluarga miskin akan bertambah pula. Ini merupakan sebuah tantangan untuk memperluas peluang Asosiasi kelompok UPPKS," ujar Sugiri.
Sugiri mengatakan, persoalannya apakah strategi untuk menghadapi kenaikan angka kemiskinan sudah benar disusun. "Perlu ada strategi yang jitu untuk menjawab tantangan kedepan yaitu bertambahnya orang miskin di Indonesia. Seandainya strategi itu belum dirumuskan, mari kita pikirkan bersama-sama," katanya sembari menambahkan, sebab kelompok UPPKS barangkali menjadi setengah mati/kelabakan dengan kenaikan BBM. Produk-produk yang dibuat adalah produk keluarga-keluarga yang relatif tidak mampu dan produknya kualitasnya belum bisa dipersandingkan dengan kualitas yang didukung oleh modal besar. gpinfo
Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Kelompok UPPKS (AKU) Imam Hariadi mengemukakan, berdasarkan hasil perhitungan para ahli, rencana kenaikan BBM 30 persen maka angka kemiskinan akan meningkat sekitar 8,55 persen. Atau sekitar 15,68 juta jiwa secara nasional. "Sehingga rakyat miskin di Indonesia akan bertambah menjadi sekitar 52,48 juta jiwa, dengan perhitungan untuk tahun 2007 angka kemiskinan sekitar 16,6 persen atau ikhwalnya/setara dengan ada sekitar 37 juta jiwa," ujar Imam saat penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) AKU, Sabtu (10/11) di Quality Hotel Kota Gorontalo.
Peningkatan angka kemiskinan terbesar seiring kenaikan BBM utamanya terjadi pada sejumlah daerah yang termasuk kategori masih tertinggal dan berkembang. Dimana bila mengacu pada perhitungan prosentasi kenaikan kemiskinan sebesar 8,55 persen maka jumlah orang miskin di Provinsi Gorontalo, dengan kondisi penduduk saat ini sekitar 1 juta jiwa, diperkirakan mengalami pertambahan sekitar 85 ribu orang. Sehingga jumlah angka kemiskinan di daerah ini dengan adanya kenaikan BBM bakal menjadi 326.928 jiwa.
Sementara itu Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DR. Sugiri Syarif,MPH mengemukakan, prediksi peningkatan jumlah kemiskinan tersebut merupakan peluang bagi AKU untuk menunjukkan eksistensi dan kemampuan dalam membangun bangsa dan negara Indonesia. "Dengan modal 160 ribu kelompok yang masih harus didorong dan difasilitasi agar mempunyai kemampuan, AKU mempunyai peran yang sangat besar. Apalagi dikaitkan dengan kenaikan BBM yang sebentar lagi ditetapkan. BBM naik, jumlah keluarga miskin akan bertambah pula. Ini merupakan sebuah tantangan untuk memperluas peluang Asosiasi kelompok UPPKS," ujar Sugiri.
Sugiri mengatakan, persoalannya apakah strategi untuk menghadapi kenaikan angka kemiskinan sudah benar disusun. "Perlu ada strategi yang jitu untuk menjawab tantangan kedepan yaitu bertambahnya orang miskin di Indonesia. Seandainya strategi itu belum dirumuskan, mari kita pikirkan bersama-sama," katanya sembari menambahkan, sebab kelompok UPPKS barangkali menjadi setengah mati/kelabakan dengan kenaikan BBM. Produk-produk yang dibuat adalah produk keluarga-keluarga yang relatif tidak mampu dan produknya kualitasnya belum bisa dipersandingkan dengan kualitas yang didukung oleh modal besar. gpinfo
No comments:
Post a Comment