Tanya:
Mas Jaya yang baik hati...Mbok saya dikasih tahu kiat-kiatnya dalam mulai usaha itu apa? Saya sudah ikut banyak seminar tentang motivasi dan seminar usaha, tapi kok masih belum berani melangkah. Apakah saya tidak ”berbakat” jadi pengusaha?
Sebagai informasi tambahan, saya masih berstatus sebagai karyawan swasta. Mohon diberikan tips-nya agar dapat segera mulai usaha. Terimakasih.
Dewi, Batuaji
Jawab:
Mbak Dewi yang baik hati juga (karena bilang saya baik hati)...Memang betul, orang itu ada yang berbakat jadi pengusaha, ada juga yang bakat jadi karyawan. Kawan baik saya pernah bilang ke saya, bahwa saya gak bakat jadi karyawan. Terus saya tanya, ”Kok kamu bisa tahu darimana lihatnya?”. Katanya ke saya, ”Kamu itu Jaya gak suka di absen, gak suka gaji pas-pasan, terus gak suka di-marahin bos, satu lagi, kamu juga gak suka bangun pagi! Makanya gak bakat jadi karyawan!”.
Saya pikir-pikir, betul juga dia bilang, memang saya itu bakatnya jadi pengusaha. Nah, menurut mbak Dewi sendiri, apakah mbak Dewi punya ciri-ciri seperti saya (di atas) atau gak?
Jadi sebetulnya hampir semua orang bakat jadi pengusaha dong. Apalagi, waktu kecil kita sering nyanyi, ”Nenek moyangku seorang pelaut ”...Bukannya seorang Pegawai kan? Mereka menjadi pelaut untuk berdagang. Jadi nenek moyang kita, semuanya pedagang!
Terus apalagi yang dibutuhkan? Jawabnya keberanian! Itu saja jurang pemisah antara karyawan dan pengusaha. Keberanian bisa juga diasah, dengan cara mulai dari yang kecil dulu saja usahanya, sebagai latihan. Di www.Yukbisnis.com juga pernah saya tulis tentang Kapan Mulai Usaha, menjabarkan bagaimana hanya dengan uang Rp100 ribu bisa merintis usaha laundry, snack, fotocopy, dan lainnya.
Jadi...Langkahkan kaki dengan keyakinan, dengan langkah yang kecil, tapi hari ini juga! Lebih baik bangkrut, daripada terus-menerus memiliki ketakutan untuk memulai. ***
Cara Mendidik Anak
Tanya:
Mas Jaya, saya memiliki anak yang sekarang sedang duduk di bangku SMP dan SMU. Saya memiliki cita-cita menjadikan mereka sebagai pengusaha. Kebetulan mereka-pun benar-benar berminat menjadi pengusaha. Bagaimana caranya saya mendidik mereka nilai-nilai wirausaha saja dini?
Didik, Batam Centre
Jawab:
Bagus tuh Pak Didik, jarang sekali saya temui orangtua yang mendukung anaknya menjadi pengusaha. Coba ada 10 persen saja orangtua yang memiliki pola pikir seperti bapak, maju deh negara kita, tuntas deh pengangguran.
Ada beberapa cara kreatif, namun harus sedikit tega (untuk kebaikkan), yaitu dengan cara memberikan ”kail”, bukan ”ikan”. Misalnya, dengan tidak memberikan uang jajan di sekolah. Sebagai gantinya, mereka bisa berjualan mainan-mainan atau koleksi barang-barang mereka yang sudah jarang terpakai lagi, seperti CD, VCD, baju, dan lainnya. Asalkan halal kenapa tidak dicoba seperti itu. Atau jika mereka suka membuat coklat, biarkan mereka membuat (sambil bermain dan berkreasi) dan berjualan. Dari situ, mereka akan terbiasa berjuang mendapatkan sesuatu, bukannya turun dari langit.
Mereka, juga bisa dilatih untuk berani berjualan dan menimbulkan rasa percaya diri. *** Batam Pos
Mas Jaya yang baik hati...Mbok saya dikasih tahu kiat-kiatnya dalam mulai usaha itu apa? Saya sudah ikut banyak seminar tentang motivasi dan seminar usaha, tapi kok masih belum berani melangkah. Apakah saya tidak ”berbakat” jadi pengusaha?
Sebagai informasi tambahan, saya masih berstatus sebagai karyawan swasta. Mohon diberikan tips-nya agar dapat segera mulai usaha. Terimakasih.
Dewi, Batuaji
Jawab:
Mbak Dewi yang baik hati juga (karena bilang saya baik hati)...Memang betul, orang itu ada yang berbakat jadi pengusaha, ada juga yang bakat jadi karyawan. Kawan baik saya pernah bilang ke saya, bahwa saya gak bakat jadi karyawan. Terus saya tanya, ”Kok kamu bisa tahu darimana lihatnya?”. Katanya ke saya, ”Kamu itu Jaya gak suka di absen, gak suka gaji pas-pasan, terus gak suka di-marahin bos, satu lagi, kamu juga gak suka bangun pagi! Makanya gak bakat jadi karyawan!”.
Saya pikir-pikir, betul juga dia bilang, memang saya itu bakatnya jadi pengusaha. Nah, menurut mbak Dewi sendiri, apakah mbak Dewi punya ciri-ciri seperti saya (di atas) atau gak?
Jadi sebetulnya hampir semua orang bakat jadi pengusaha dong. Apalagi, waktu kecil kita sering nyanyi, ”Nenek moyangku seorang pelaut ”...Bukannya seorang Pegawai kan? Mereka menjadi pelaut untuk berdagang. Jadi nenek moyang kita, semuanya pedagang!
Terus apalagi yang dibutuhkan? Jawabnya keberanian! Itu saja jurang pemisah antara karyawan dan pengusaha. Keberanian bisa juga diasah, dengan cara mulai dari yang kecil dulu saja usahanya, sebagai latihan. Di www.Yukbisnis.com juga pernah saya tulis tentang Kapan Mulai Usaha, menjabarkan bagaimana hanya dengan uang Rp100 ribu bisa merintis usaha laundry, snack, fotocopy, dan lainnya.
Jadi...Langkahkan kaki dengan keyakinan, dengan langkah yang kecil, tapi hari ini juga! Lebih baik bangkrut, daripada terus-menerus memiliki ketakutan untuk memulai. ***
Cara Mendidik Anak
Tanya:
Mas Jaya, saya memiliki anak yang sekarang sedang duduk di bangku SMP dan SMU. Saya memiliki cita-cita menjadikan mereka sebagai pengusaha. Kebetulan mereka-pun benar-benar berminat menjadi pengusaha. Bagaimana caranya saya mendidik mereka nilai-nilai wirausaha saja dini?
Didik, Batam Centre
Jawab:
Bagus tuh Pak Didik, jarang sekali saya temui orangtua yang mendukung anaknya menjadi pengusaha. Coba ada 10 persen saja orangtua yang memiliki pola pikir seperti bapak, maju deh negara kita, tuntas deh pengangguran.
Ada beberapa cara kreatif, namun harus sedikit tega (untuk kebaikkan), yaitu dengan cara memberikan ”kail”, bukan ”ikan”. Misalnya, dengan tidak memberikan uang jajan di sekolah. Sebagai gantinya, mereka bisa berjualan mainan-mainan atau koleksi barang-barang mereka yang sudah jarang terpakai lagi, seperti CD, VCD, baju, dan lainnya. Asalkan halal kenapa tidak dicoba seperti itu. Atau jika mereka suka membuat coklat, biarkan mereka membuat (sambil bermain dan berkreasi) dan berjualan. Dari situ, mereka akan terbiasa berjuang mendapatkan sesuatu, bukannya turun dari langit.
No comments:
Post a Comment