Pengemis dan Tukang Semir pun Serahkan Seluruh Uangnya
Jawapos - Banyak kisah menyentuh di balik gempa bumi di Tiongkok yang membawa korban puluhan ribu nyawa. Dua di antaranya adalah kisah pengemis dan tukang semir sepatu yang merelakan uangnya untuk didonasikan bagi penanganan korban bencana.
Xu Chao adalah pengemis berusia 60 tahun. Meskipun bukan pegawai kantoran yang berpenghasilan tetap, "profesi" yang dilakoni itu tidak menghalangi dia untuk mengulurkan tangan membantu korban gempa di negerinya.
Untuk memberikan bantuan, dia pun tidak segan mendatangi langsung tempat pengumpulan dana di Nanjing, Provinsi Jiangsu. Dengan baju lusuh dan rambut panjang abu-abunya yang tidak terawat, dia datang beberapa kali ke tempat tersebut. Karuan saja, hal itu menjadi pemandangan istimewa.
Apa yang dilakukan Xu itu menunjukkan bahwa dia memiliki empati yang sangat tinggi terhadap para korban gempa. Kondisi yang jauh dari memadai itu pun tidak menghalangi niatnya untuk mendermakan pendapatannya.
Rangkaian donasi yang diberikan Xu diawali dengan CNY 5 (sekitar Rp 6.700), yang dimasukkannya di kotak sumbangan di Departemen Urusan Masyarakat. Hal itu dia lakukan pada Sabtu (17/5) pagi.
Sore harinya, dia kembali melakukan hal serupa. Kali ini jumlahnya jauh lebih besar. Yakni, CNY 100 (sekitar Rp 134 ribu). Sambil memasukkan sumbangan, mulut Xu menggumamkan, "Untuk para korban di wilayah bencana."
Niat tulusnya untuk membantu para korban bencana gempa bumi itu pun akhirnya membuat dia terkenal. Bahkan, Xu mendapatkan ucapan terima kasih.
Kedermawanannya itu pun segera mengundang perhatian media setempat. Sejak dia diulas di media, setiap orang yang menjumpainya di jalanan menunjukkan kekaguman dan rasa terima kasih mereka.
Selain itu, banyak pula pengunjung yang tergerak atas sikap pengemis sepuh tersebut. Mereka lalu memberinya sejumlah uang. Lalu, Xu pun langsung menyumbangkannya.
Kali ini, jumlahnya jauh lebih besar, yakni CNY 340 (sekitar Rp 455 ribu). "Kondisi yang dialami para korban jauh lebih sulit dibandingkan saya. Jadi, saya ingin membantu mereka semampu saya," kata Xu tentang apa yang dilakukannya.
Hal serupa dilakukan seorang wanita yang mempunyai pekerjaan sebagai penyemir sepatu di kota Shuangfeng, Provinsi Hunan. Dia pun rela menyumbangkan seluruh penghasilannya seharian. Yakni, CNY 182 (sekitar Rp 243 ribu). "Ini bukan kali pertama saya lihat dia memasukkan uang ke kotak sumbangan. Saya tidak tahu pasti, tapi paling tidak, dia telah sepuluh kali melakukannya," ujar Wang Yang, pimpinan Departemen Amal di Shuangfeng.
Pagi harinya, wanita yang mangkal di dekat tempat pengumpulan sumbangan itu memasukkan CNY 60 (sekitar Rp 80 ribu). Lalu, dia kembali melanjutkan pekerjaannya.
Setiap menyemir sepasang sepatu, wanita itu mendapatkan CNY 1 (sekitar Rp 1.300) atau CNY 2 (sekitar Rp 2.600). Dan setiap mendapatkan CNY 20 (sekitar Rp 26.000), dia lalu meninggalkan "pos"-nya dan antre untuk memasukkan sumbangannya ke dalam kotak. Hal itu terjadi berkali-kali.
Kisah-kisah emosional seperti itu banyak terjadi di seluruh penjuru negeri itu pasca terjadinya gempa bumi. Kisah lain, kata Wang, dilakukan 30 orang sepuh yang tinggal di panti jompo. Mereka menyumbangkan CNY 1.120 (sekitar Rp 1,5 juta). "Padahal, mereka pun hidup dalam kemiskinan dan membutuhkan bantuan," kata Wang.
Mereka yang berkantong tebal pun tidak ketinggalan merogoh koceknya untuk memberikan bantuan. Misalnya, seorang pria paro baya yang berumur 40-an tahun. Dia menyumbangkan uang tunai CNY 50 ribu (sekitar Rp 67 juta).(Chinadaily/dia/ruk)
Jawapos - Banyak kisah menyentuh di balik gempa bumi di Tiongkok yang membawa korban puluhan ribu nyawa. Dua di antaranya adalah kisah pengemis dan tukang semir sepatu yang merelakan uangnya untuk didonasikan bagi penanganan korban bencana.
Xu Chao adalah pengemis berusia 60 tahun. Meskipun bukan pegawai kantoran yang berpenghasilan tetap, "profesi" yang dilakoni itu tidak menghalangi dia untuk mengulurkan tangan membantu korban gempa di negerinya.
Untuk memberikan bantuan, dia pun tidak segan mendatangi langsung tempat pengumpulan dana di Nanjing, Provinsi Jiangsu. Dengan baju lusuh dan rambut panjang abu-abunya yang tidak terawat, dia datang beberapa kali ke tempat tersebut. Karuan saja, hal itu menjadi pemandangan istimewa.
Apa yang dilakukan Xu itu menunjukkan bahwa dia memiliki empati yang sangat tinggi terhadap para korban gempa. Kondisi yang jauh dari memadai itu pun tidak menghalangi niatnya untuk mendermakan pendapatannya.
Rangkaian donasi yang diberikan Xu diawali dengan CNY 5 (sekitar Rp 6.700), yang dimasukkannya di kotak sumbangan di Departemen Urusan Masyarakat. Hal itu dia lakukan pada Sabtu (17/5) pagi.
Sore harinya, dia kembali melakukan hal serupa. Kali ini jumlahnya jauh lebih besar. Yakni, CNY 100 (sekitar Rp 134 ribu). Sambil memasukkan sumbangan, mulut Xu menggumamkan, "Untuk para korban di wilayah bencana."
Niat tulusnya untuk membantu para korban bencana gempa bumi itu pun akhirnya membuat dia terkenal. Bahkan, Xu mendapatkan ucapan terima kasih.
Kedermawanannya itu pun segera mengundang perhatian media setempat. Sejak dia diulas di media, setiap orang yang menjumpainya di jalanan menunjukkan kekaguman dan rasa terima kasih mereka.
Selain itu, banyak pula pengunjung yang tergerak atas sikap pengemis sepuh tersebut. Mereka lalu memberinya sejumlah uang. Lalu, Xu pun langsung menyumbangkannya.
Kali ini, jumlahnya jauh lebih besar, yakni CNY 340 (sekitar Rp 455 ribu). "Kondisi yang dialami para korban jauh lebih sulit dibandingkan saya. Jadi, saya ingin membantu mereka semampu saya," kata Xu tentang apa yang dilakukannya.
Hal serupa dilakukan seorang wanita yang mempunyai pekerjaan sebagai penyemir sepatu di kota Shuangfeng, Provinsi Hunan. Dia pun rela menyumbangkan seluruh penghasilannya seharian. Yakni, CNY 182 (sekitar Rp 243 ribu). "Ini bukan kali pertama saya lihat dia memasukkan uang ke kotak sumbangan. Saya tidak tahu pasti, tapi paling tidak, dia telah sepuluh kali melakukannya," ujar Wang Yang, pimpinan Departemen Amal di Shuangfeng.
Pagi harinya, wanita yang mangkal di dekat tempat pengumpulan sumbangan itu memasukkan CNY 60 (sekitar Rp 80 ribu). Lalu, dia kembali melanjutkan pekerjaannya.
Setiap menyemir sepasang sepatu, wanita itu mendapatkan CNY 1 (sekitar Rp 1.300) atau CNY 2 (sekitar Rp 2.600). Dan setiap mendapatkan CNY 20 (sekitar Rp 26.000), dia lalu meninggalkan "pos"-nya dan antre untuk memasukkan sumbangannya ke dalam kotak. Hal itu terjadi berkali-kali.
Kisah-kisah emosional seperti itu banyak terjadi di seluruh penjuru negeri itu pasca terjadinya gempa bumi. Kisah lain, kata Wang, dilakukan 30 orang sepuh yang tinggal di panti jompo. Mereka menyumbangkan CNY 1.120 (sekitar Rp 1,5 juta). "Padahal, mereka pun hidup dalam kemiskinan dan membutuhkan bantuan," kata Wang.
Mereka yang berkantong tebal pun tidak ketinggalan merogoh koceknya untuk memberikan bantuan. Misalnya, seorang pria paro baya yang berumur 40-an tahun. Dia menyumbangkan uang tunai CNY 50 ribu (sekitar Rp 67 juta).(Chinadaily/dia/ruk)
No comments:
Post a Comment