Pada saat harga BBM melangit, ditambah dengan kemacetan yang mengular setiap hari di jalan raya, borosnya konsumsi bahan bakar dan dampak polusi yang berakibat pada pemanasan global, maka melakukan mobile working (atau dikenal juga dengan istilah remote working) adalah salah satu solusi yang layak dikaji.
Apalagi, kini konotasi bekerja adalah pada apa yang kita kerjakan (dan hasilkan), bukan lagi sekedar mengacu pada tempat yang kita tuju (kantor).
Berikut ini adalah keuntungan yang dapat diperoleh:
1. Meningkatkan produktifitas kerja. Sepanjang mobile worker dapat mengakses data-data yang dibutuhkan tanpa harus terikat jam kerja dan bisa darimana saja, maka melakukan pekerjaan tak lagi harus membuang waktu menembus kemacetan guna berada di kantor untuk dapat bekerja. Bekerja bahkan tetap dapat dilakukan sebelum jam kerja mulai ataupun setelahnya.
Produktifitas pun tak lagi tunduk pada keterbatasan jam kerja. Tentu saja hal ini dituntut pula profesionalitas dari para mobile worker, karena prioritas orientasi bekerja mereka adalah pada output, tak lagi sekedar proses belaka.
2. Meningkatkan pelayanan client. Bagi mereka yang pekerjaannya lebih mengutamakan melakukan business meeting, maka tentu bisa tepat waktu untuk bertemu dengan client dan dalam keadaan yang fresh, adalah nilai lebih. Mobile worker dituntut untuk dapat mengikuti jadwal meeting yang dikehendaki oleh client.
Sehingga pada kondisi tertentu, harus berada di kantor terlebih dahulu baru kemudian menemui client di suatu tempat, akan beresiko pada ketepatan waktu dan kesegaran pikiran serta penampilan. Bahkan dengan piranti bergerak semacam smartphone, blackberry ataupun notebook yang dilengkapi modem/datacard, respon kepada client akan dapat lebih cepat.
3. Meningkatkan penghematan waktu. Seorang pekerja, ketika harus ke suatu tempat untuk menyelesaikan pekerjaannya, maka dengan model mobile working dia bisa mendapatkan keleluasaan untuk mengubah rute (re-route) dan jam perjalanannya yang dikalkulasi dapat lebih hemat waktu tempuh.
Ada kalanya, dengan melakukan mobile working, beberapa pekerjaan dapat diselesaikan sekaligus secara lebih cepat. Misalnya bertemu client, mengirimkan proposal, membuat materi presentasi, yang semuanya bisa dilakukan pada lokasi yang diperhitungkan lebih mudah ditempuh.
4. Meningkatkan efisiensi biaya. Efisiensi juga bisa dilakukan oleh kantor yang menerapkan mobile working bagi sejumlah karyawan pada bagian atau posisi yang memungkinkan untuk itu. Efisiensi tersebut dapat dihitung misalnya pada pemanfaatan jumlah cubical (office space) yang digunakan, termasuk hal terkaitnya semisal akses Internet, daya pendingin ruangan, listrik, ruang parkir kendaraan, perawatan dan sebagainya.
Maka sejumlah kantor, dapat mengoptimalkan lahannya atau cubical yang ada. Bagi karyawan yang memungkinkan untuk melakukan mobile working, maka hak untuk menempati cubical-nya sendiri yang privat dan permanen hendaknya ditiadakan. Kantor cukup menyediakan beberapa cubical yang bisa digunakan secara bergantian.
5. Meningkatkan kualitas hidup. Kualitas kehidupan di sini bisa dalam artian keseimbangan antara kesehatan fisik maupun psikis. Dengan memiliki keleluasaan untuk mengatur jam kerjanya sendiri, yang tentunya tetap mengikuti koridor yang ditentukan, maka karyawan akan dapat mengelola waktunya untuk hal-hal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan pikirannya.
Misalnya dengan menyempatkan diri lebih lama berolahraga atau ke gym sembari menunggu jadwal bertemu client, masih sempat mengantar anak ke sekolah atau menjemputnya, hingga memiliki kesempatan lebih lapang untuk menyelaraskan berbagai aspek kehidupannya, meng-update pengetahuannya dengan menghadiri eksibisi, mengunjungi toko buku dan hal lainnya sebelum atau seusai menyelesaikan pekerjaan secara mobile.
Untuk dapat melakukan mobile working dengan sukses dan nyaman, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Beberapa hal tersebut dapat dibaca pada artikel selanjutnya.
*) Penulis adalah peneliti ICT Watch dan penulis blog www.donnybu.com. Tulisan ini adalah pendapat pribadi.
Apalagi, kini konotasi bekerja adalah pada apa yang kita kerjakan (dan hasilkan), bukan lagi sekedar mengacu pada tempat yang kita tuju (kantor).
Berikut ini adalah keuntungan yang dapat diperoleh:
1. Meningkatkan produktifitas kerja. Sepanjang mobile worker dapat mengakses data-data yang dibutuhkan tanpa harus terikat jam kerja dan bisa darimana saja, maka melakukan pekerjaan tak lagi harus membuang waktu menembus kemacetan guna berada di kantor untuk dapat bekerja. Bekerja bahkan tetap dapat dilakukan sebelum jam kerja mulai ataupun setelahnya.
Produktifitas pun tak lagi tunduk pada keterbatasan jam kerja. Tentu saja hal ini dituntut pula profesionalitas dari para mobile worker, karena prioritas orientasi bekerja mereka adalah pada output, tak lagi sekedar proses belaka.
2. Meningkatkan pelayanan client. Bagi mereka yang pekerjaannya lebih mengutamakan melakukan business meeting, maka tentu bisa tepat waktu untuk bertemu dengan client dan dalam keadaan yang fresh, adalah nilai lebih. Mobile worker dituntut untuk dapat mengikuti jadwal meeting yang dikehendaki oleh client.
Sehingga pada kondisi tertentu, harus berada di kantor terlebih dahulu baru kemudian menemui client di suatu tempat, akan beresiko pada ketepatan waktu dan kesegaran pikiran serta penampilan. Bahkan dengan piranti bergerak semacam smartphone, blackberry ataupun notebook yang dilengkapi modem/datacard, respon kepada client akan dapat lebih cepat.
3. Meningkatkan penghematan waktu. Seorang pekerja, ketika harus ke suatu tempat untuk menyelesaikan pekerjaannya, maka dengan model mobile working dia bisa mendapatkan keleluasaan untuk mengubah rute (re-route) dan jam perjalanannya yang dikalkulasi dapat lebih hemat waktu tempuh.
Ada kalanya, dengan melakukan mobile working, beberapa pekerjaan dapat diselesaikan sekaligus secara lebih cepat. Misalnya bertemu client, mengirimkan proposal, membuat materi presentasi, yang semuanya bisa dilakukan pada lokasi yang diperhitungkan lebih mudah ditempuh.
4. Meningkatkan efisiensi biaya. Efisiensi juga bisa dilakukan oleh kantor yang menerapkan mobile working bagi sejumlah karyawan pada bagian atau posisi yang memungkinkan untuk itu. Efisiensi tersebut dapat dihitung misalnya pada pemanfaatan jumlah cubical (office space) yang digunakan, termasuk hal terkaitnya semisal akses Internet, daya pendingin ruangan, listrik, ruang parkir kendaraan, perawatan dan sebagainya.
Maka sejumlah kantor, dapat mengoptimalkan lahannya atau cubical yang ada. Bagi karyawan yang memungkinkan untuk melakukan mobile working, maka hak untuk menempati cubical-nya sendiri yang privat dan permanen hendaknya ditiadakan. Kantor cukup menyediakan beberapa cubical yang bisa digunakan secara bergantian.
5. Meningkatkan kualitas hidup. Kualitas kehidupan di sini bisa dalam artian keseimbangan antara kesehatan fisik maupun psikis. Dengan memiliki keleluasaan untuk mengatur jam kerjanya sendiri, yang tentunya tetap mengikuti koridor yang ditentukan, maka karyawan akan dapat mengelola waktunya untuk hal-hal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan pikirannya.
Misalnya dengan menyempatkan diri lebih lama berolahraga atau ke gym sembari menunggu jadwal bertemu client, masih sempat mengantar anak ke sekolah atau menjemputnya, hingga memiliki kesempatan lebih lapang untuk menyelaraskan berbagai aspek kehidupannya, meng-update pengetahuannya dengan menghadiri eksibisi, mengunjungi toko buku dan hal lainnya sebelum atau seusai menyelesaikan pekerjaan secara mobile.
Untuk dapat melakukan mobile working dengan sukses dan nyaman, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Beberapa hal tersebut dapat dibaca pada artikel selanjutnya.
*) Penulis adalah peneliti ICT Watch dan penulis blog www.donnybu.com. Tulisan ini adalah pendapat pribadi.
No comments:
Post a Comment