NORWEGIA - Ilmuwan dari Universitas Anglia Timur di Norwegia mencari 150 wanita yang dengan sukarela mau memakan coklat tiap hari selama setahun.
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan teori bahwa coklat mampu membantu mengurangi resiko diabetes dan penyakit jantung ketika seorang perempuan memasuki masa menopouse.
Para ahli tersebut yakin bahwa flavonoids, senyawa yang terdapat dalam biji coklat dan kedelai, telah terbukti mampu mengurangi resiko yang akan ditimbulkan pada penyakit jantung. Hal ini menyebabkan para ilmuwan memesan beberapa bongkah coklat yang kaya akan flavonoids dari produsen coklat.
Sukarelawan yang mengikuti penelitian ini bukanlah wanita sembarang. Syaratnya, wanita-wanita tersebut harus sudah melewati tahap menopouse, pernah mengidap diabetes jenis kedua dan harus mau mengurangi tingkat kolesterol di dalam diri mereka.
"Coklat yang kami pesan ini memiliki jumlah flavonoids tiga kali lipat dari coklat batangan biasa yang beredar secara umum. Rasanya cukup enak dengan paduan rasa karamel. Bahkan kami menambahkan kedelai di dalamnya untuk menambah jumlah flavonoids yang ada," ujar Koordinator penelitian Peter Curtis, seperti dikutip melalui Ananova, Jumat (2/5/2008).
Namun begitu, Curtis belum berani menyarankan kepada masyarakat untuk memperbanyak makan coklat karena hasil dari penelitian ini pun belum terlihat jelas. Bahkan coklat yang ada di pasaran saat ini banyak mengandung gula dan lemak sehingga dapat menimbulkan kegemukan.
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan teori bahwa coklat mampu membantu mengurangi resiko diabetes dan penyakit jantung ketika seorang perempuan memasuki masa menopouse.
Para ahli tersebut yakin bahwa flavonoids, senyawa yang terdapat dalam biji coklat dan kedelai, telah terbukti mampu mengurangi resiko yang akan ditimbulkan pada penyakit jantung. Hal ini menyebabkan para ilmuwan memesan beberapa bongkah coklat yang kaya akan flavonoids dari produsen coklat.
Sukarelawan yang mengikuti penelitian ini bukanlah wanita sembarang. Syaratnya, wanita-wanita tersebut harus sudah melewati tahap menopouse, pernah mengidap diabetes jenis kedua dan harus mau mengurangi tingkat kolesterol di dalam diri mereka.
"Coklat yang kami pesan ini memiliki jumlah flavonoids tiga kali lipat dari coklat batangan biasa yang beredar secara umum. Rasanya cukup enak dengan paduan rasa karamel. Bahkan kami menambahkan kedelai di dalamnya untuk menambah jumlah flavonoids yang ada," ujar Koordinator penelitian Peter Curtis, seperti dikutip melalui Ananova, Jumat (2/5/2008).
Namun begitu, Curtis belum berani menyarankan kepada masyarakat untuk memperbanyak makan coklat karena hasil dari penelitian ini pun belum terlihat jelas. Bahkan coklat yang ada di pasaran saat ini banyak mengandung gula dan lemak sehingga dapat menimbulkan kegemukan.
No comments:
Post a Comment