Tiga tokoh muda Muslim Indonesia yang mengikuti program Pertukaran Pemimpin Muslim Australia-Indonesia (AIME) berada di Canberra selama lima hari sejak akhir pekan lalu, kata Koordinator Program AIME Canberra, Dr.Teddy Mantoro.
Ketiga tokoh muda Muslim Indonesia yang merupakan peserta AIME gelombang kedua tahun 2008 itu adalah Ayi Yunus Rusyana asal Bandung (Jawa Barat), Amika Wardana (Yogyakarta), dan Fridiyanto (Jambi), kata Teddy Mantoro kepada antara, Senin.
Sejak tiba di Canberra akhir pekan lalu, mereka langsung aktif bertemu dan berdialog dengan berbagai tokoh dari komunitas lintas agama, seperti pimpinan komunitas Katolik Universitas Nasional Australia (ANU), Laurie Foot, dan komunitas Hindu Canberra, katanya.
Mereka juga berkesempatan melihat dari dekat koleksi buku-buku Islam, studi sosial dan Asia milik perpustakaan ANU, serta bertemu aktivis mahasiswa dan anggota masyarakat Muslim Indonesia di Canberra, termasuk mantan imam Indonesia di Kanada, Dr.Amin Samad.
Dr.Teddy Mantoro mengatakan, sepanjang Senin, ketiga cendekiawan muda Muslim Indonesia itu juga bertemu dan berdialog dengan Teolog Kristen asal Universitas Charles Sturt, Prof.James Haire, Menteri Urusan Multikultural Australian Capital Territory (ACT) Hargreaves, dan berkunjung ke parlemen ACT.
Sesuai dengan jadwal kegiatan selama di Canberra, mereka pun berkunjung ke sinagog serta berdiskusi dengan anggota komunitas Yahudi, katanya. "Sepanjang Selasa, mereka sudah dijadwal untuk berkunjung ke gedung Parlemen Australia, berdiskusi dengan Jenny Cartmill dan Kate Taylor dari Institut Australia-Indonesia, mengunjungi Masjid Canberra, serta ke KBRI Canberra," katanya.
Di KBRI Canberra, mereka dijadwalkan diterima Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, TM Hamzah Thayeb, dan Minister Counsellor bidang Politik KBRI Canberra Samsu Rizal, serta melihat koleksi barang-barang seni budaya Nusantara di Balai Budaya. Pada Selasa sore dan malam, mereka dijadwalkan bertemu dengan anggota Komite Eksekutif Pusat Islam Canberra dan komunitas Muslim lain, katanya.
Sebelum bertolak ke Sydney, Rabu siang, ketiga tokoh muda Muslim Indonesia itu telah dijadwalkan untuk mengunjungi sekolah Islam di Canberra serta berdiskusi dengan Kepala Sekolah, Dr.Imam Ali, dan Presiden Federasi Dewan Islam Australia (AFIC) Iqbal Patel, kata Teddy Mantoro.
Ayi Yunus Rusyana adalah dosen hukum Islam di IAIN Sunan Gunung Djati serta Sekretaris Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Jawa Barat, sedangkan Amika Wardana adalah dosen sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta dan aktivis Muhammadiyah di kota itu. Fridiyanto adalah kepala penelitian Yayasan Guru. Ia juga dosen pendidikan bahasa Inggris dan agama Islam di IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi . antara/mim
Ketiga tokoh muda Muslim Indonesia yang merupakan peserta AIME gelombang kedua tahun 2008 itu adalah Ayi Yunus Rusyana asal Bandung (Jawa Barat), Amika Wardana (Yogyakarta), dan Fridiyanto (Jambi), kata Teddy Mantoro kepada antara, Senin.
Sejak tiba di Canberra akhir pekan lalu, mereka langsung aktif bertemu dan berdialog dengan berbagai tokoh dari komunitas lintas agama, seperti pimpinan komunitas Katolik Universitas Nasional Australia (ANU), Laurie Foot, dan komunitas Hindu Canberra, katanya.
Mereka juga berkesempatan melihat dari dekat koleksi buku-buku Islam, studi sosial dan Asia milik perpustakaan ANU, serta bertemu aktivis mahasiswa dan anggota masyarakat Muslim Indonesia di Canberra, termasuk mantan imam Indonesia di Kanada, Dr.Amin Samad.
Dr.Teddy Mantoro mengatakan, sepanjang Senin, ketiga cendekiawan muda Muslim Indonesia itu juga bertemu dan berdialog dengan Teolog Kristen asal Universitas Charles Sturt, Prof.James Haire, Menteri Urusan Multikultural Australian Capital Territory (ACT) Hargreaves, dan berkunjung ke parlemen ACT.
Sesuai dengan jadwal kegiatan selama di Canberra, mereka pun berkunjung ke sinagog serta berdiskusi dengan anggota komunitas Yahudi, katanya. "Sepanjang Selasa, mereka sudah dijadwal untuk berkunjung ke gedung Parlemen Australia, berdiskusi dengan Jenny Cartmill dan Kate Taylor dari Institut Australia-Indonesia, mengunjungi Masjid Canberra, serta ke KBRI Canberra," katanya.
Di KBRI Canberra, mereka dijadwalkan diterima Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu, TM Hamzah Thayeb, dan Minister Counsellor bidang Politik KBRI Canberra Samsu Rizal, serta melihat koleksi barang-barang seni budaya Nusantara di Balai Budaya. Pada Selasa sore dan malam, mereka dijadwalkan bertemu dengan anggota Komite Eksekutif Pusat Islam Canberra dan komunitas Muslim lain, katanya.
Sebelum bertolak ke Sydney, Rabu siang, ketiga tokoh muda Muslim Indonesia itu telah dijadwalkan untuk mengunjungi sekolah Islam di Canberra serta berdiskusi dengan Kepala Sekolah, Dr.Imam Ali, dan Presiden Federasi Dewan Islam Australia (AFIC) Iqbal Patel, kata Teddy Mantoro.
Ayi Yunus Rusyana adalah dosen hukum Islam di IAIN Sunan Gunung Djati serta Sekretaris Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Jawa Barat, sedangkan Amika Wardana adalah dosen sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta dan aktivis Muhammadiyah di kota itu. Fridiyanto adalah kepala penelitian Yayasan Guru. Ia juga dosen pendidikan bahasa Inggris dan agama Islam di IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi . antara/mim
No comments:
Post a Comment