Kelompok pejuang HAM Amnesty International (AI) melansir data tentang angka pelaksanan eksekusi di seluruh dunia.
Direktur AI Inggris Kate Allen menyatakan China merupakan negara paling banyak melakukan hukuman mati terhadap warganya.
Berdasarkan estimasi AI, China akan mengeksekusi sebanyak 374 orang selama pelaksanaan olimpiade Beijing 2008. Itu artinya per hari China bisa mengeksekusi sebanyak 22 narapidana selama Olimpiade berlangsung, yakni tanggal 8-24 Agusutus.
Ini merupakan angka tertinggi didunia, sebab Beijing mengumumkan data resmi hanya sebanyak 470 eksekusi tahun lalu. Sementara AI yang berbasis di London juga mengestimasi bahwa angka eksekusi sebenarnya bisa mencapai 8.000 kasus pada 2007.
"Sebagai eksekutor terbesar, China berhak mendapatkan medali emas untuk eksekusi global," kata Allen, Selasa (15/4/2008).
Berdasar temuan ini, AI mendesak Komite Internasional Olimpiade agar mendorong Beijing untuk mau terbuka dengan data eksekusi yang dilakukan.
Dilaporkan hampir 70 kasus kejahatan yang terancam vonis mati di China merupakan terdakwa kasus penggelapan pajak, perusakan fasilitas listrik, penjualan obat palsu, pengedar dan penjual narkoba. Tingginya angka eksekusi di Negeri Tirai Bambu ini disebabkan oleh banyaknya jenis kejahatan yang terancam hukuman mati.
"Semua orang bisa ikut terlibat dalam olimpiade Beijing. Sehingga semua pihak harus menekan China untuk membuka data eksekusi dan bersedia memberikan abolisi," tambahnya.
Negara kedua dalam kasus eksekusi, yakni Iran dengan angka kasus naik dari
177 eksekusi menjadi 317 eksekusi dibanding tahun lalu. Sementara Arab Saudi menempati urutan berikutnya dengan kenaikan dari 39 eksekusi menjadi
143 eksekusi.
Data total secara global menunjukkan bahwa 1.250 orang dieksekusi di 24 negara di dunia pada 2007. Angka ini turun dari 1.591 eksekusi pada 2006.
Beberapa negara selain China, Iran, dan Arab Saudi, AI mencatat beberapa negara lain seperti Pakistan dan Amerika Serikat (AS) juga sebagai negara dengan eksekusi tertinggi di dunia. (Abdul Malik/Sindo/jri)
Direktur AI Inggris Kate Allen menyatakan China merupakan negara paling banyak melakukan hukuman mati terhadap warganya.
Berdasarkan estimasi AI, China akan mengeksekusi sebanyak 374 orang selama pelaksanaan olimpiade Beijing 2008. Itu artinya per hari China bisa mengeksekusi sebanyak 22 narapidana selama Olimpiade berlangsung, yakni tanggal 8-24 Agusutus.
Ini merupakan angka tertinggi didunia, sebab Beijing mengumumkan data resmi hanya sebanyak 470 eksekusi tahun lalu. Sementara AI yang berbasis di London juga mengestimasi bahwa angka eksekusi sebenarnya bisa mencapai 8.000 kasus pada 2007.
"Sebagai eksekutor terbesar, China berhak mendapatkan medali emas untuk eksekusi global," kata Allen, Selasa (15/4/2008).
Berdasar temuan ini, AI mendesak Komite Internasional Olimpiade agar mendorong Beijing untuk mau terbuka dengan data eksekusi yang dilakukan.
Dilaporkan hampir 70 kasus kejahatan yang terancam vonis mati di China merupakan terdakwa kasus penggelapan pajak, perusakan fasilitas listrik, penjualan obat palsu, pengedar dan penjual narkoba. Tingginya angka eksekusi di Negeri Tirai Bambu ini disebabkan oleh banyaknya jenis kejahatan yang terancam hukuman mati.
"Semua orang bisa ikut terlibat dalam olimpiade Beijing. Sehingga semua pihak harus menekan China untuk membuka data eksekusi dan bersedia memberikan abolisi," tambahnya.
Negara kedua dalam kasus eksekusi, yakni Iran dengan angka kasus naik dari
177 eksekusi menjadi 317 eksekusi dibanding tahun lalu. Sementara Arab Saudi menempati urutan berikutnya dengan kenaikan dari 39 eksekusi menjadi
143 eksekusi.
Data total secara global menunjukkan bahwa 1.250 orang dieksekusi di 24 negara di dunia pada 2007. Angka ini turun dari 1.591 eksekusi pada 2006.
Beberapa negara selain China, Iran, dan Arab Saudi, AI mencatat beberapa negara lain seperti Pakistan dan Amerika Serikat (AS) juga sebagai negara dengan eksekusi tertinggi di dunia. (Abdul Malik/Sindo/jri)
No comments:
Post a Comment