multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

Cuaca Dan Iklim

Dhono-wareh untuk kali ini kita akan belajar mengenai Geografi Cuaca dan Iklim nahhh marilah kita ulas satu per satu untuk ita mengerti mengenai perbedaan dan hubungan antara cuaca dan Iklim, tentunya kita semua tahu bahwa Indonesia ber Iklim Tropis dan mempunyai 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau yang sudah pasti lalu apa cuaca dan iklim serta pengaruhnya . mari kita ulas satu satu dan menurut wikipedia


Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh ahli klimatologi, untuk tanda-tanda perubahan iklim.
Cuaca terjadi karena suhu dan kelembaban yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan ini bisa terjadi karena sudut pemanasan Matahari yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya karena perbedaan lintang bumi. Perbedaan yang tinggi antara suhu udara di daerah tropis dan daerah kutub bisa menimbulkan jet stream. Sumbu bumi yang miring dibanding orbit bumi terhadap Matahari membuat perbedaan cuaca sepanjang tahun untuk daerah sub tropis hingga kutub. Di permukaan bumi suhu biasanya berkisar ± 40° C. Selama ribuan tahun perubahan orbit bumi juga memengaruhi jumlah dan distribusi energi Matahari yang diterima oleh bumi dan memengaruhi iklim jangka panjang.
Cuaca di bumi juga dipengaruhi oleh hal-hal lain yang terjadi di angkasa, diantaranya adanya angin Matahari atau disebut juga star's corona


Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Studi tentang iklim dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi.

Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). 

Menurut Rafi’i (1995) Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas, sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi.

Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. 

Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.


Trenberth, Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina berlangsung.

Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel atmosfer yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim ini terdiri dari radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya pengendali-pengendali iklim (Anon, ? ). 

Pengendali iklim atau faktor yang dominan menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain menurut Lakitan (2002) adalah 
(1) posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang), 
(2) keberadaan lautan atau permukaan airnya, 
(3) pola arah angin, (4) rupa permukaan daratan bumi, dan 
(5) kerapatan dan jenis vegetasi. Gambar dibawah adalah gambar dari sistem iklim secara umum


Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. 

Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. 

Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas rumah kaca secara global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan seperti ini mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi normal.

Menurut Winarso (2003) berdasarkan kajian dan pantauan dibidang iklim siklus cuaca dan iklim terpanjang adalah 30 tahun dan terpendek adalah10 tahun dimana kondisi ini dapat menunjukkan kondisi baku yang umumnya akan berguna untuk menentukan kondisi iklim per dekade. Penyimpangan iklim mungkin akan, sedang atau telah terjadi bila dilihat lebih jauh dari kondisi cuaca dan iklim yang terjadi saat ini.


peranan cuaca dan iklim bagi manusia
Cuaca memiliki peran dalam banyak kehidupan manusia. Pembangkit listrik tenaga surya, pengeringan pakaian, pelayaran yang aman, dsb. memanfaatkan cuaca cerah. Lalu, kegiatan seperti irigasi dan pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan cuaca hujan serta beristirahat pun menjadi lebih nyaman karena lebih sejuk dengan cuaca ini. Manusia pun memanfaatkan cuaca bersalju sebagai rekreasi. Selain cuaca dimanfaatkan oleh manusia, cuaca pun bisa mengakibatkan kerugian pada manusia.

Kegiatan pertanian selain memanfaatkan cuaca juga memanfaatkan iklim. Tidak semua tanaman bisa tumbuh di daerah tropis atau subtropis ataupun ketinggian tertentu. Hal ini menyebabkan manusia menyesuaikan penanaman dengan iklim setempat agar hasilnya bagus & memuaskan. :)

cuaca dan iklim serta pengaruhnya

Pengaruh Manusia Terhadap Cuaca dan Iklim

  1. Manusia menjalankan perlbagai kegiatan untuk mencapai kemajuan.
  2. Contohnya, hutan ditebang dan dibakar untuk membuka kawasan pertanian, petempatan, dan perindustrian. 
  3. Kegiatan manusia ini telah membawa kesan buruk terhadap alam sekitar serta dapat mempengaruhi cuaca dan iklim sesuatu kawasan.
  4. Antara beberapa kesan buruk terhadap cuaca dan iklim itu termasuklah kesan rumah hijau, peningkatan suhu, pulau haba, jerebu, penipisan lapisan ozon, hujan asid, dan kemarau.
PEMANASAN BUMI SEBAGAI KESAN RUMAH HIJAU
  1. Kesan rumah hijau adalah proses semula jadi bumi menyimbangkan suhu di atmosfera.
  2. Di sekeliling bumi terdapat lapisan atmosfera.
  3. Cahaya matahari yang menembusi lapisan atmosfera akan memanaskan permukaan bumi.
  4. Sesetengah daripada haba ini akan terus dipancarkan kembali oleh bumi ke angkasa.
  5. Di lapisan atmosfera ini terdapat beberapa jenis gas seperti karbon dioksida(CO2), klorofluorokarbon(CFC), metana(CH4) dan nitrus oksida(N2O). Gas-gas ini dikenal sebagai gas rumah hijau.
  6. Gas-gas ini akan menyerap sebahagian haba yang dipancarkan oleh bumi.
  7. Proses pemanasan dan pantulan serta penyerapan haba dan pelepasan bahang bumi ke angkasa lepas menyeimbangkan suhu di atmosfera.
  8. Kesan ini dikenal sebagai kesan rumah hijau.
  9. Kesan rumah hijau adalah penting kerana sekiranya tiada kesan rumah hijau ini, min suhu bumi akan jatuh sebanyak 18C.
  10. Pelbagai kegiatan yang dilakukan manusia telah menyebabkan gas-gas rumah hijau di atmosfera bertambah dengan banyaknya.
  11. Keadaan ini mengkatkan suhu di atmosfera bumi kerana gas-gas ini memerangkap lebihan haba dari bumi.
  12. Karbon dioksida merupakan gas rumah hijau yang paling banyak dikeluarkan.
  13. Dalam beberapa abad kebelakangan ini dianggarkan kandungaan karbon dioksida dalam atmosfera telah meningkat kira-kira 30%.
  14. Kegiatan utama yang menyebabkan peningkatan karbon dioksida ialah pembakaran bahan api.
  15. Penebangan dan pembakaran hutan turut menambahakan kandungan karbon dioksida dalam atmosfera dan menyebabkan keadaan di bumi menjadi semakin panas.
  16. Penebangan hutan menyebabkan peratus bahang matahari yang dapat sampai ke bumi bertambah.
  17. Faktor-faktor lain yang meningkatkan gas-gas rumah hijau di atmosfera ialah pelepasan gas metana akibat reputan bahan organik daripada aktiviti pertanian, penternakan, dan pelupusan sampah.
  18. Pembakaran petroleum oleh kenderaan telah melepaskan karbon dioksida dan nitrus oksida ke udara.
  19. Gas CFC dilepaskan melalui penggunaan gas penyejuk dalam peti sejuk, pembakaran polisterina, dan penggunaan bahan aerosol.
  20. Kandungan karbon dioksida juga meningkat akibat pembakaran sampah sarap secara terbuka.
PULAU HABA
  1. Pembangunan yang semakin pesat di bandar menyebabkan banyak kawasan hutannya yang ditebang untuk tujuan pembinaan.
  2. Bangunan konkrit yang dibina rapat-rapat, serta jalan-jalan diturap dapat menyerap dan memerangkap haba.
  3. Pergerakan udara dan angin adalah terhad kerana dihalang oleh bangunan tinggi. Udara panas kekal dan meningkatkan suhu pada waktu malam akibat daripada pelepasan haba.
  4. Kurang litupan tumbuh-tumbuhan di bandar menyebabkan kurang transpirasi berlaki, lalu meningkatkan suhu udara.
  5. Kilang dan kenderaan bermotor mengeluarkan bahan pencemar seperti debu, habuk, dan gas yang menyerap bahang matahari dan memantulkan bahangan bumi.
  6. Keadaan ini mengehadkan proses bahangan bumi ke atmosfera dan menyebabkan suhu meningkat.
  7. Haba juga dibebaskan daripada kenderaan bermotor, kilang dan pembakaran sampah.
  8. Keadaan ini juga menyebabkan suhu udara di bandar lebih panas jika dibandingkan dengan suhu di kawasan pinggir bandar yang banyak diliputi tumbuh-tumbhuan.
  9. Berdasarkan kajian yag dibuat, perbezeaan suhu di pusat bandar dengan suhu di pinggir bandar dapat mencecah 4C.
JEREBU
  1. Jerebu berlaku kerana pertambahan habuk, asap, dan debu yang mencemari udara.
  2. Habuk halus ini menyerakkan cahaya matahari lalu menyebabkan jarak penglihatan menjadi terhad.
  3. Jerebu terjadi di kawasan industri perkilangan dan berpenduduk padat.
  4. Jerebu terbentuk daripada asap kotor kilang, kenderaan bermotor, pembakaran terbuka, dan pembakaran bahan api.
  5. Asap, habuk, serta bahan-bahan pencemar dari kilang dan pembakaran terbuka akan terapung-apung di udara lalu menjadi jerebu.
  6. Habuk halus juga bertambah akibat daripada pembinaan dan runtuhan bangunan yang berterusan.
  7. Pada tahun 1990, 1994, dan 1997, Malaysia mengalami keadaan berjerebu yang teruk.
  8. Keadaan berjerebu ini berpunca daripada kebakaran hutan di negara jiran.
  9. Asap daripada kebakaran hutan ini menghasilkan gas dan habuk halus yang terapung-apung atau terampai di atmosfera.
  10. Jerebu biasanya berlaku sekiranya hujan tidak turun dalam temph yang lama dan tiada angin bertiup.
  11. Jerebu dapat juga memudaratkan kesihatan manusia. Contohnya, ialah sakit mata (konjuntivitis), radang paru-paru(bronchitis), masalah pernafasan dan asma.
  12. Keadaan jerebu juga mengganggu perjalanan di jalan raya, kapal terbang mendarat dan berlepas. 
  13. Suhu udara di bandar pada waktu malam menjadi lebih panas.
  14. Kandungan asid dalam hujan juga bertambah.
  15. Kadar fotosintesis berkurangan akibat daripada jerebu yang berpanjangan.
PENIPISAN LAPISAN OZON
  1. Lapisan ozon adalah suatu lapisan gas yang terbentuk di sekeliling bumi.
  2. Lapisan ini terbentuk di atmosfera kira-kira 20 hingga 26km dari permukaan bumi.
  3. Lapisan ini bertindak sebagai penapis sinar ultraungu cahaya matahari sebelum sampai ke bumi.
  4. Sinar ultraungu yang berlebihan dapat memudaratkan kehidupan di bumi.
  5. Lapisan ozon akan terhakis oleh beberapa sebab :
  • Penggunaan baja kimia berterusan menambahkan kandungan gas metana.
  • CFC dilepaskan melalui bahan semburan aerosol (dalam penyembur racun serangga) dan gas penyejuk (dalam peti sejuk dan alat pendingin udara).
  • Kapal terbang sepersonik yang membebaskan nitrogen oksida.
  • Letupan bom nuklear dan ujian senjata nuklear yang mengeluarkan gas hidrogen dan nitrogen oksida.
      6. Ahli sains telah mengesan satu lohong ozon di kawasan Antartika.
      7. Keadaan ini membawa kesan-kesan seperti :
  • sinaran ultraungu yang sampai ke permukaan bumi bertambah.
  • menyebabkan penyakit barah (kanser) kulit, sakit mata, katarak mata, dan melemahkan sistem pelalian badan.
  • mengurangkan proses fotosintesis.
  • memusnahkan sel and mikroorganisma dalam binatang dan tumbuhan , 
  • hasil tanaman berkurangan.
  • berlaku perubahan iklim dunia; suhu meningkat, ais dari glasier mencari, banjir berlaku, kawasan rendah ditenggelami air.
HUJAN ASID
Hujan asid secara semulajadi adalah berasid. Ini disebabkan air hujan yang turun akan bergabung dengan karbon dioksida dan gas-gas berasid yang terdapat di atmosfera. Bagaimanapun, disebabkan pada masa kini, penggunaan tenaga elektrik dan kereta telah menyebabkan bahan api fossil di bakar dalam jumlah yang banyak. Pembakaran bahan api fossil seperti minyak dan arang batu oleh logi tenaga dan dari ekzos kenderaan membebaskan berjuta-juta ton sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke udara. Bahan pencemar ini disebarkan oleh angin dan akan bergabung dengan titisan air yang turun sebagai air hujan lalu membentuk asid sulfurik dan asid nitrik.

Keasidan cecair ialah ukuran kepekatan ion hidrogen. Biasanya keasidan cecair dinyatakan dalam sebutan pH yang mempunyai skala 0 hingga 14: pH kurang daripada 7 adalah berasid, pH 7 adalah neutral dan pH yang melebihi 7 adalah alkali. Contoh air hujan yang bersih yang diambil daripada lokasi bersih seperti di pulau terpencil didapati bernilai antara 5.6 dan 6.0. Secara amnya, air hujan dengan pH kurang dari 5.6 dianggap berasid.

Hujan asid yang turun ke bumi akan terkumpul menjadi pemendapan berasid. Ini berlaku apabila asid terkumpul dan menjadi semakin pekat. Asid yang terlalu pekat boleh menyebabkantumbuh-tumbuhan dan hidupan di dalam tasik mati, bangunan dan batu menjadi lemah dan rapuh, warna bangunan, kereta dan lain-lain menjadi pudar, mudah rosak, dan cepat berkarat. Selain itu, hujan asid juga merosakkan kesihatan manusia terutama mereka yang masih muda, golongan tua, dan mereka yang berpenyakit seperti mengidap asma.


TAG cuaca dan iklim kajian tempatan tahun 5 bidang ilmu geografi yang mempelajari tentang cuaca dan iklim disebut pengaruh cuaca dan iklim terhadap kegiatan manusia nota cuaca dan iklim tingkatan 1 pengaruh cuaca dan iklim terhadap kegiatan ekonomi pengaruh cuaca dan iklim terhadap manusia

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive