Pihak keluarga Armayanti (21) salah satu korban keracunan di Carrefour, Ratu Plaza, mengaku pasrah. Sebab jalur hukum dianggap hanya akan membuang-buang waktu saja.
Rizki Afandi (23) warga Jalan Haji Kelik No. 10 Kebon Jeruk Jakarta Barat, kakak ipar dari Armayanti kepada wartawan mengaku tidak akan melakukan tuntutan apapun terhadap pihak Carrefour. "Karena percuma kita tidak akan bisa menang," ujarnya.
Menurutnya ia bersama keluarga hanya akan menganggap ini suatu musibah, namun, kita tetap akan meminta kejelasan dari pihak Carrefour tentang penyebab terjadinya musibah tersebut. "Kita akan meminta pertanggungjawaban tentang biaya pengobatan selanjutnya, apabila terjadi keluhan terhadap Armayanti di kemudian hari," tegasnya.
Sementara itu, Rahman, Ketua Pekerja Serikat Carrefour se Indonesia, mengaku kecewa atas kejadian yang sudah berulang-ulang kali terjadi di carefour ini.
Namun dia menganggap hal ini permasalahan kompleks, karena Carrefour sendiri posisinya sebagai penyewa gedung, sedangkan yang memenuhi fasiltas itu adalah pihak gedung, kalau ada mati lampu atau yang lainnya yang bertanggung jawab itu pihak gedung.
Rahman menjelaskan, kasus ini masih dalam tahapan proses investigasi, mengenai kesalahan atau penyebab-penyebab yang terjadi. Kita masih menunggu berita tentang penyebab terjadinya kasus ini, karena hal ini belum ada kejelasan.
"Penyebab kasus ini belum jelas, apakah karena genset yang mengakomodir asupan listrik untuk AC, untuk lampu atau untuk keperluan Carrefour sendiri dalam hal ini kita belum tahu. Kita belum dapat beritanya, paling kita hanya bisa menungu sampai satu hari atau dua hari," tambahnya.
Saat ditanya mengenai pertanggungjawaban dari pihak Carrefour, Rahman mengatakan, Carrefour pasti akan bertanggung jawab, namun, kalaupun kelanjutannya ada tuntutan seperti apa kita tidak sampai sana. "Saya tidak tahu hal itu. tapi yang jelas sampai hari ini, Carrefour masih memfasilitasi," ujarnya.[L6]
Rizki Afandi (23) warga Jalan Haji Kelik No. 10 Kebon Jeruk Jakarta Barat, kakak ipar dari Armayanti kepada wartawan mengaku tidak akan melakukan tuntutan apapun terhadap pihak Carrefour. "Karena percuma kita tidak akan bisa menang," ujarnya.
Menurutnya ia bersama keluarga hanya akan menganggap ini suatu musibah, namun, kita tetap akan meminta kejelasan dari pihak Carrefour tentang penyebab terjadinya musibah tersebut. "Kita akan meminta pertanggungjawaban tentang biaya pengobatan selanjutnya, apabila terjadi keluhan terhadap Armayanti di kemudian hari," tegasnya.
Sementara itu, Rahman, Ketua Pekerja Serikat Carrefour se Indonesia, mengaku kecewa atas kejadian yang sudah berulang-ulang kali terjadi di carefour ini.
Namun dia menganggap hal ini permasalahan kompleks, karena Carrefour sendiri posisinya sebagai penyewa gedung, sedangkan yang memenuhi fasiltas itu adalah pihak gedung, kalau ada mati lampu atau yang lainnya yang bertanggung jawab itu pihak gedung.
Rahman menjelaskan, kasus ini masih dalam tahapan proses investigasi, mengenai kesalahan atau penyebab-penyebab yang terjadi. Kita masih menunggu berita tentang penyebab terjadinya kasus ini, karena hal ini belum ada kejelasan.
"Penyebab kasus ini belum jelas, apakah karena genset yang mengakomodir asupan listrik untuk AC, untuk lampu atau untuk keperluan Carrefour sendiri dalam hal ini kita belum tahu. Kita belum dapat beritanya, paling kita hanya bisa menungu sampai satu hari atau dua hari," tambahnya.
Saat ditanya mengenai pertanggungjawaban dari pihak Carrefour, Rahman mengatakan, Carrefour pasti akan bertanggung jawab, namun, kalaupun kelanjutannya ada tuntutan seperti apa kita tidak sampai sana. "Saya tidak tahu hal itu. tapi yang jelas sampai hari ini, Carrefour masih memfasilitasi," ujarnya.[L6]
No comments:
Post a Comment