Para peneliti dari Universitas Berkeley, California, AS terkejut menemukan kawanan gurita yang sangat atraktif. Karakternya sangat berbeda dengan gurita-gurita di akuarium yang umumnya sangat pemalu. Sifat yang tidak biasa ditunjukkan gurita-gurita liar dari spesies Abdopus aculeatus. Gurita yang ukuran tubuhnya sebesar buah jeruk dan tentakel sepanjang 20-25 centimeter ini ditemukan di sekitar pantai-pantai di wilayah Indonesia.
Gurita-gurita liar tersebut jelas sangat bersemangat berkompetisi untuk berebut pasangan terbaik, sangat melindungi pasangannya, dan hanya kawin sekali seumur hidup. Para pejantannya sangat pemilih untuk mendapat pasangan dan tak segan menyerang rivalnya sampai untuk menggaet calon pilihannya. Namun, di balik kejantanannya, gurita jantan juga kadang-kadang feminin.
Misalnya, berenang dengan genit di dekat dasar laut dan menutupi garis coklat di tubuhnya yang mejadi tanda pejantan untuk menaklukkan pilihan pasangan secara tiba-tiba. Para pejantan ini berebut gurita betina yang tubuhnya paling besar. Para peneliti memperkirakan, pilihan tersebut mungkin terkait dengan strategi bertahan hidup.
"Jika Anda harus menghabiskan waktu untuk berebut betina, Anda harus mencari yang terbesar sebab ia paling banyak memproduksi sel telur," ujar Roy Caldwell, salah satu biolog dari Universitas California Berkeley yang melaporkan temuannya dalam jurnal Marine Biology edisi terbaru. Apalagi, kawanan gurita ini hana memiliki umur sangat singkat. Hasil pengamatan menunjukkan, sel-sel telur yang dibuahi matang dalam sebulan. Sesaat setelah anak-anaknya lahir, gurita betina maupun pejantannya mati.
"Ini bukan seks yang menyebabkan kematian," ujar ketua tim peneliti Christine Huffard. Sebab, gurita tersebut memang memiliki usia sangat pendek dan hanya memiliki kesempatan kawin sekali seumur hidup. kcm
Gurita-gurita liar tersebut jelas sangat bersemangat berkompetisi untuk berebut pasangan terbaik, sangat melindungi pasangannya, dan hanya kawin sekali seumur hidup. Para pejantannya sangat pemilih untuk mendapat pasangan dan tak segan menyerang rivalnya sampai untuk menggaet calon pilihannya. Namun, di balik kejantanannya, gurita jantan juga kadang-kadang feminin.
Misalnya, berenang dengan genit di dekat dasar laut dan menutupi garis coklat di tubuhnya yang mejadi tanda pejantan untuk menaklukkan pilihan pasangan secara tiba-tiba. Para pejantan ini berebut gurita betina yang tubuhnya paling besar. Para peneliti memperkirakan, pilihan tersebut mungkin terkait dengan strategi bertahan hidup.
"Jika Anda harus menghabiskan waktu untuk berebut betina, Anda harus mencari yang terbesar sebab ia paling banyak memproduksi sel telur," ujar Roy Caldwell, salah satu biolog dari Universitas California Berkeley yang melaporkan temuannya dalam jurnal Marine Biology edisi terbaru. Apalagi, kawanan gurita ini hana memiliki umur sangat singkat. Hasil pengamatan menunjukkan, sel-sel telur yang dibuahi matang dalam sebulan. Sesaat setelah anak-anaknya lahir, gurita betina maupun pejantannya mati.
"Ini bukan seks yang menyebabkan kematian," ujar ketua tim peneliti Christine Huffard. Sebab, gurita tersebut memang memiliki usia sangat pendek dan hanya memiliki kesempatan kawin sekali seumur hidup. kcm
No comments:
Post a Comment