Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari mengatakan, dalam waktu dekat Indonesia sudah bisa memproduksi obat antivirus influenza atau flu burung, tamiflu yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Produksi tamiflu ini diharapkan mampu menekan penyebaran flu burung.
Siti Fadillah menambahkan, dalam tahap awal akan diproduksi lima juta kapsul tamiflu. Kapsul-kapsul ini akan diproduksi salah satu perusahaan farmasi milik pemerintah. Hak paten tamiflu saat ini dipegang PT Roche. Menkes menambahkan, produksi tamiflu dalam negeri ini hanya akan didistribusikan ke 44 rumah sakit rujukan yang ditunjuk untuk merawat pasien flu burung serta puskesmas-puskesmas di daerah endemi.
Nantinya pemerintah akan menunjuk distributor tunggal untuk menghindari penyalahgunaan. Ini karena tamiflu bisa menimbulkan resistensi jika digunakan secara tidak tepat, imbuh Menkes. Kasus flu burung di Indonesia banyak disorot mengingat banyaknya kasus. Hingga saat ini tercatat 57 kasus flu burung yang dikonfirmasi WHO, 44 di antaranya meninggal dunia. Angka ini merupakan tertinggi di dunia. tr
Siti Fadillah menambahkan, dalam tahap awal akan diproduksi lima juta kapsul tamiflu. Kapsul-kapsul ini akan diproduksi salah satu perusahaan farmasi milik pemerintah. Hak paten tamiflu saat ini dipegang PT Roche. Menkes menambahkan, produksi tamiflu dalam negeri ini hanya akan didistribusikan ke 44 rumah sakit rujukan yang ditunjuk untuk merawat pasien flu burung serta puskesmas-puskesmas di daerah endemi.
Nantinya pemerintah akan menunjuk distributor tunggal untuk menghindari penyalahgunaan. Ini karena tamiflu bisa menimbulkan resistensi jika digunakan secara tidak tepat, imbuh Menkes. Kasus flu burung di Indonesia banyak disorot mengingat banyaknya kasus. Hingga saat ini tercatat 57 kasus flu burung yang dikonfirmasi WHO, 44 di antaranya meninggal dunia. Angka ini merupakan tertinggi di dunia. tr
No comments:
Post a Comment