Berbagai upaya dilakukan dalam mengembangkan dan melestarikan kesenian Bali, namun sejumlah tarian masa kuno dikhawatirkan punah karena tidak ada generasi penerus yang mewarisinya.
“Kesenian gambuh misalnya, selain senimannya sudah sangat langka, pementasannya juga kurang menarik generasi muda masa kini,” kata Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, I Nyoman Carita SST, MFA di Denpasar, Kamis.
Alumnus Program S-2 Bidang Studi Koreografi University Of California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat itu mengatakan, pihaknya sedang melakukan revitalisasi tari gambuh bersama seorang tokoh seniman di kampung kelahirannya Desa Singapadu, Kabupaten Gianyar.
Tari Gambuh yang menjadi inspirasi dan sumber gerak tari Bali lewat proses revitalisasi bersama seorang tokoh seniman setempat I Ketut Muji (64), diharapkan mampu menyiasati dalam mengkolaborasikan dengan unsur seni lain.
Upaya itu diharapkan mampu menciptakan gerakan-gerakan tari yang bermutu, dengan tetap memegang teguh nilai-nilai tradisi dalam kesenian Bali.
Kesenian gambuh, sumber dari semua gerak dan tari Bali, dengan kemasan yang baru dalam pertunjukan drama tari hasil revitalisasi diharapkan mampu menarik minat anak-anak muda, sekaligus menjawab kekhawatiran akan punahnya jenis kesenian masa lampau tersebut.
Hasil revitalisasi tersebut dengan tetap dalam kemasan yang sarat dengan seni budaya Bali, namun penyuguhannya lebih menarik bagi masyarakat penonton, termasuk wisatawan maupun masyarakat internasional.
Revitalisasi tersebut juga disertai dengan modifikasi terhadap busana dan kelengkapan tari gambuh, ujar Carita.(*)
No comments:
Post a Comment