HUJAN mulai mengguyur Jakarta dan beberapa kota lainnya di Indonesia. Perlu diketahui, ketika kondisi jalanan basah karena hujan, jarak pengereman bisa menjadi dua kali lebih panjang dibandingkan kondisi kering. Misalnya mobil yang melaju dengan kecepatan 80km/jam, pengereman hingga berhenti butuh jarak 53 m pada kondisi kering, namun pada kondisi basah menjadi 106 m.
Ketika hujan dan jalanan basah, bisa mengakibatkan slip karena resapan air ke aspal membuat ban kehilangan traksi. Hujan juga menyebabkan penglihatan pengemudi berkurang dan juga menurunkan daya pandang karena air menutupi lampu utama, jendela, dan kaca depan/belakang. Hujan deras ini juga sering disalahkan menjadi penyebab kecelakaan. Sebenarnya banyak kecelakaan bisa dicegah, bila pengemudi menyadari terdapat perbedaan mengemudi pada saat saat hujan atau tidak.
Berikut tips aman berkendara ketika hujan :
1. Lakukan pemeriksaan tekanan ban. Bila kurang angin akan membuat ban lebih cepat aus, sehingga bisa menimbulkan terjadinya aquaplaning (ban kehilangan grip karena lapisan air), dan handling yang liar.
2. Turunkan kecepatan hingga kecepatannya rendah dan jaga jarak aman dengan mobil di depan. Bila kemudi masih liar dan sulit dikendalikan, berarti mobil masih terlalu cepat lalu lakukan secara perlahan menurunkan kecepatan.
3. Periksalah karet pada wiper mobil. Jika permukaan karet wiper yang bersentuhan dengan kaca tampak mengkilap, segera ganti dengan yang baru. Pastikan air pembersih kaca depan cukup. Bawalah selalu deterjen atau shampoo di dalam botol untuk membantu mengkilapkan kaca.
4. Periksa juga lampu dan sistem kelistrikan kendaraan. Sebab pada saat hujan lebat jangan sampai lampu mobil bermasalah yang bisa membahayakan keselamatan penumpang.
5. Disarankan menghidupkan lampu depan, meskipun hujan tidak terlalu lebat. Lampu ini tidak saja membantu melihat jalan tapi juga membantu pengemudi lain melihat mobil Anda.
6. Gejala slip bisa terjadi pada semua pengemudi. Bila mobil mulai tergelincir, jangan menginjak habis rem. Jangan pula pompa rem bila mobil Anda di lengkapi anti-lock braking system (ABS). Sebaliknya, tekan dengan pasti dan arahkan kemudi sesuai arah slip mobil.
7. Bila hujan terlalu deras, sebaiknya berhenti, namun hindari rem mendadak. Hujan yang lebat akan membebani wiper, sehingga kaca depan selalu tertutup air. Ini berakibat pandangan ke depan sangat terbatas sehingga kemungkinan tidak bisa melihat batas-batas jalan maupun kendaraan lain. Carilah tempat peristirahatan atau tempat aman. Bila terpaksa berhenti di pinggir jalan, berhentilah se-pinggir mungkin. Hidupkan lampu depan dan lampu hazard agar pengemudi lain waspada.
8. Bila harus terpaksa mobil berjalan terus meskipun hujan deras dan jalanan mulai banjir, perhatikan ketinggian air. Pusatkan konsentrasi dan kehati-hatian untuk menguasai laju kendaraan tanpa mengganggu pengguna jalan lainnya.
9. Jika tinggi air mencapai seperempat ketinggian roda, mengemudilah dengan kecepatan rendah (bisa gigi 3) dan jaga kestabilan. Bila tinggi air mencapai separuh ketinggian roda, sebaiknya kemudikan dalam posisi gigi dua. Jika ketinggian air melebihi separuh tinggi roda, konsentrasi perlu dimaksimalkan (gunakan gigi 1). Jika tinggi air membuat roda terendam seluruhnya, urungkan niat berkendara.
10. Terakhir, sebelum memutuskan untuk menerjang banjir, pastikan kemampuan kendaraan Anda. Salah satunya dengan melihat kendaraan sekeliling, adakah yang berhasil lolos. Tapi cara ini belum tentu berhasil, siapa tahu kendaraan tersebut dimodifikasi atau dilengkapi perangkat anti banjir.
Ketika hujan dan jalanan basah, bisa mengakibatkan slip karena resapan air ke aspal membuat ban kehilangan traksi. Hujan juga menyebabkan penglihatan pengemudi berkurang dan juga menurunkan daya pandang karena air menutupi lampu utama, jendela, dan kaca depan/belakang. Hujan deras ini juga sering disalahkan menjadi penyebab kecelakaan. Sebenarnya banyak kecelakaan bisa dicegah, bila pengemudi menyadari terdapat perbedaan mengemudi pada saat saat hujan atau tidak.
Berikut tips aman berkendara ketika hujan :
1. Lakukan pemeriksaan tekanan ban. Bila kurang angin akan membuat ban lebih cepat aus, sehingga bisa menimbulkan terjadinya aquaplaning (ban kehilangan grip karena lapisan air), dan handling yang liar.
2. Turunkan kecepatan hingga kecepatannya rendah dan jaga jarak aman dengan mobil di depan. Bila kemudi masih liar dan sulit dikendalikan, berarti mobil masih terlalu cepat lalu lakukan secara perlahan menurunkan kecepatan.
3. Periksalah karet pada wiper mobil. Jika permukaan karet wiper yang bersentuhan dengan kaca tampak mengkilap, segera ganti dengan yang baru. Pastikan air pembersih kaca depan cukup. Bawalah selalu deterjen atau shampoo di dalam botol untuk membantu mengkilapkan kaca.
4. Periksa juga lampu dan sistem kelistrikan kendaraan. Sebab pada saat hujan lebat jangan sampai lampu mobil bermasalah yang bisa membahayakan keselamatan penumpang.
5. Disarankan menghidupkan lampu depan, meskipun hujan tidak terlalu lebat. Lampu ini tidak saja membantu melihat jalan tapi juga membantu pengemudi lain melihat mobil Anda.
6. Gejala slip bisa terjadi pada semua pengemudi. Bila mobil mulai tergelincir, jangan menginjak habis rem. Jangan pula pompa rem bila mobil Anda di lengkapi anti-lock braking system (ABS). Sebaliknya, tekan dengan pasti dan arahkan kemudi sesuai arah slip mobil.
7. Bila hujan terlalu deras, sebaiknya berhenti, namun hindari rem mendadak. Hujan yang lebat akan membebani wiper, sehingga kaca depan selalu tertutup air. Ini berakibat pandangan ke depan sangat terbatas sehingga kemungkinan tidak bisa melihat batas-batas jalan maupun kendaraan lain. Carilah tempat peristirahatan atau tempat aman. Bila terpaksa berhenti di pinggir jalan, berhentilah se-pinggir mungkin. Hidupkan lampu depan dan lampu hazard agar pengemudi lain waspada.
8. Bila harus terpaksa mobil berjalan terus meskipun hujan deras dan jalanan mulai banjir, perhatikan ketinggian air. Pusatkan konsentrasi dan kehati-hatian untuk menguasai laju kendaraan tanpa mengganggu pengguna jalan lainnya.
9. Jika tinggi air mencapai seperempat ketinggian roda, mengemudilah dengan kecepatan rendah (bisa gigi 3) dan jaga kestabilan. Bila tinggi air mencapai separuh ketinggian roda, sebaiknya kemudikan dalam posisi gigi dua. Jika ketinggian air melebihi separuh tinggi roda, konsentrasi perlu dimaksimalkan (gunakan gigi 1). Jika tinggi air membuat roda terendam seluruhnya, urungkan niat berkendara.
10. Terakhir, sebelum memutuskan untuk menerjang banjir, pastikan kemampuan kendaraan Anda. Salah satunya dengan melihat kendaraan sekeliling, adakah yang berhasil lolos. Tapi cara ini belum tentu berhasil, siapa tahu kendaraan tersebut dimodifikasi atau dilengkapi perangkat anti banjir.
No comments:
Post a Comment