Semenjak Facebook membuat peraturan baru pada 4 Februari kemarin, sampai saat ini pihak Facebook terus mendapatkan protes hampir dari semua penggunanya. Dalam kebijakan tersebut, Facebook boleh memblokir akun seseorang dengan sesukanya, jika memang dianggap melanggar.
Beberapa remaja yang menjadi anggota di Facebook, melakukan protes atas sensor sesukanya yang dilakukan oleh situs yang sedang naik daun ini. Bahkan mereka juga tidak setuju dengan kebijakan Facebook yang menganggap semua informasi dalam akun tiap anggota Facebook menjadi milik bersama. Sehingga setiap anggota Facebook bisa menduplikasi informasi milik anggota lainnya. Bahkan, jika akun Facebook telah di hapus, informasi tersebut masih dapat diakses atau disimpan dalam akun anggota yang berada di jaringannya.
Apa komentar pendiri Facebook Mark Zuckerberg terhadap protes keras ini? Menurutnya, ini untuk melindungi akun pengguna lainnya, yang mungkin saja tidak suka dengan informasi yang dibuat oleh akun tertentu.
"Kami tidak melakukan sensor semaunya, kami juga mengajak pengguna untuk mengontrol informasi yang mereka dapatkan," jawab Zuckberg, seperti yang dikutip Associated Press (AP). Kebijakan tersebut dianggapnya adalah cara yang tepat untuk membuat Facebook tetap berjalan, dan konsisten dalam memberikan layanan yang tepat.
Seorang produser film independent yang berasal dari Amerika Serikat, Luis Moro dan istrinya Bobbi Miller-Moro mengaku telah dikeluarkan dari Facebook. Pemblokiran tersebut dianggap oleh pihak Facebook karena terdapat unsur politik.
Saat ini Facebook telah memiliki sekitar 175 juta pengguna. Ini bukan kali pertama kebijakan mereka diprotes. Sebelumnya, layanan Facebook Beacon juga dianggap mengganggu privasi. Pasalnya, aplikasi tersebut memungkinkan tersiarnya informasi mengenai perilaku belanja anggotanya dan aktivitas yang mereka lakukan saat mengunjungi situs lainnya.
No comments:
Post a Comment