(inilah.com/Noerma)
Prabowo Subianto tak tergiur dengan kursi wakil presiden. Sejauh ini, targetnya cuma satu: RI-1. Karena itu, sementara, dia mengabaikan tawaran menjadi orang nomor dua di republik ini. Berhasilkah dia?
Mantap sekali Prabowo menghadapi Pemilu dan Pilpres 2009. Dia menegaskan dirinya adalah calon presiden Partai Gerindra. Sehingga, dia belum hendak menyikapi wacana bahwa dirinya bakal diusung sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Megawati Soekarnoputri yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Dan, jika bisa terpilih sebagai pemimpin nasional, Prabowo berjanji ingin mengubah nasib bangsa. Ia bertekad membangun kembali Indonesia dari keterpurukan ekonomi.
“Pendekatan pertumbuhan ekonomi 6-7% yang selama ini dibanggakan pemerintah, tidak akan bisa mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan,” katanya.
Prabowo berpendapat, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus dua digit untuk bisa mencapai kesejahteraan. Kalau hanya 5-6%, dalam lima tahun ke depan Indonesia masih tetap miskin.
Dalam perspektif Prabowo, jika saja dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai Rp 13 triliun digunakan untuk menciptakan sawah, maka luas lahan sawah akan bertambah sekitar satu juta hektar. Dengan tambahan satu juta hektar, bisa menghasilkan 8 juta ton beras atau senilai Rp 40 trilliun per tahun.
Di sisi lain, dana bank-bank pemerintah yang banyak disalurkan untuk kredit perumahan mewah, bisa digunakan untuk menciptakan 2 juta hektare sawah baru. Tak hanya meningkatkan produksi beras, dana itu juga bisa membuka lapangan pekerjaan.
“Bangsa kita ini sedang sakit, tapi tidak mengerti bagaimana mengelola kekayaan yang dimilikinya,” kata Prabowo.
Dalam hal ini, Partai Gerindra menawarkan konsep ekonomi kerakyatan sebagai solusi untuk mengatasi persoalan bangsa. Dengan konsep itu, Gerindra berambisi memastikan kekayaan negara dikuasai oleh bangsa Indonesia dan investasi diarahkan ke sektor-sektor produktif.
“Sistem ekonomi kita keliru. Selama 11 tahun, neraca pembayaran mengindikasikan kita sebagai negara untung. Tapi kekayaan kita tidak bertambah,” kata Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.
Prabowo meyakini bahwa partainya akan membuat kejutan pada Pemilu 9 April nanti. Namun, ia tidak merinci lebih lanjut kejutan yang dimaksudnya tersebut. Gerindra oleh beberapa kalangan memang disebut-sebut sebagai 'kuda hitam' yang siap menyaingi suara partai-partai besar dalam Pemilu 2009.
Mantan Pangkostrad tersebut juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya. “Golput adalah tindakan orang yang menyerah. Hanya dengan satu contrengan pada 9 April nanti, kita bisa mengubah nasib bangsa,” katanya.
Dosen FISIP Universitas Diponegoro, Susilo Utomo, menyatakan Prabowo dikenal cerdas, komunikasi politiknya bagus, punya mesin politik, dan banyak dana yang ditunjukkan dengan belanja iklan yang besar. Sehingga harapan rakyat sangat mungkin mengalir kepadanya.
Tak salah jika Prabowo masih menunggu hasil pemilu legislatif untuk menentukan apakah ia menjadi capres atau cawapres. “Kalau saat ini, saya ini kan capres dari Gerindra. Jadi kalau jadi cawapres, apa kata konstituen saya nanti? Mari kita lihat hasil pemilu nanti,” kata Prabowo usai deklarasi dukungan dari Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi (GIBAS) di Bogor, Senin (19/1).
GIBAS beranggotakan lebih dari 500 ribu orang di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten juga mengangkat Prabowo sebagai Ketua Dewan Kehormatan untuk masa jabatan 2007-1012. Gerakan Anak Siliwangi ini akan memungkinkan Prabowo memperkuat basis massa di provinsi Jawa Barat, Banten, dan Jakarta. [I4]
No comments:
Post a Comment