Depo Plumpang di Jakarta Utara milik PT Pertamina (Persero) pertama kali digunakan pada 1972, diresmikan Presiden Soeharto. Setelah 36 tahun beroperasi atau tepatnya pada 2008, depo ini mengalami peremajaan sehingga menjadikannya sebagai depo termodern di seluruh Indonesia.
Sistem operasinya, sebagaimana dikemukakan VP Communication Pertamina Anang Rizkani Noor kepada SH, Senin (19/1), telah memenuhi standar internasional dan serba otomatis.
”Depo Plumpang merupakan depo BBM terbesar yang dimiliki Pertamina dan termaju termasuk safety-nya dengan berkoordinasi dengan pihak kepolisian,” katanya. Satu lagi, sambung Anang, kelebihan depo ini, lokasinya sangat strategis sebagai pusat cadangan BBM nasional.
Depo Plumpang memiliki panjang sekitar 1 kilometer dan lebar 500 meter. Sebagai pemasok BBM utama di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya, depo ini memiliki lebih dari 20 tangki penimbunan BBM yang masing-masing memiliki ketinggian 50 meter.
Pada Oktober 2008, sempat diketahui rencana peledakan Depo BBM Plumpang oleh kelompok teroris, dengan salah seorang tersangkanya bernama Wahyu. Tersangka menyewa rumah di kawasan Kelapa Gading yang jaraknya hanya selemparan batu dari tangki Pertamina. Di rumah kontrakan itu, ditemukan sejumlah petunjuk peledakan bom serta detonator. Sejak saat itu, Pertamina berjanji akan meningkatkan pengamanan Depo Plumpang.
"Depo Plumpang saat ini memasok 20 persen kebutuhan BBM di seluruh Indonesia, khususnya di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Saat ini di Plumpang terdapat 60.000 kiloliter dan telah mendapatkan pasokan dari tiga daerah yaitu depo Merak, Padalarang, dan Cikampek.
Total kapasitas depo 27 tangki untuk kebutuhan Premium, solar, dan LPG. ”Pasokan saat ini cukup untuk 20 hari ke depan baik untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun Jabodetabek. Masyarakat Jabodetabek tidak perlu panik,” jelas Anang.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina, Toharso memastikan Depo Plumpang akan mulai beroperasi dan menyalurkan Premium ke seluruh SPBU di wilayah Jabodetabek siang hari ini. Pengoperasian akan menggunakan enam tangki yang tidak terbakar dari ketujuh tangki yang ada sebelumnya.
”Operasi dan penyaluran ditargetkan siang ini setelah penyelidikan dan pengumpulan data-data dan peralatan yang masih dilakukan oleh pihak kepolisian, dan tangki yang terbakar tidak akan digunakan lagi,” jelasnya.
Menurut Toharso kerugian yang dialami telah ditanggung oleh perusahaan asuransi, namun, lanjutnya, nilai kerugian belum dihitung sebab saat ini konsentrasi ditujukan pada persiapan operasi dan penyaluran Premium kembali. Di samping itu, tambahnya, untuk membangun sebuah tangki membutuhkan waktu tiga bulan.
Anang Rizkani Noor juga memastikan kerugian yang dialami Pertamina akibat terbakarnya Depo Plumpang diasuransikan. Namun, dirinya tidak menyebutkan perusahaan asuransi yang dimaksud.
Untuk itu, lanjut Anang, sedang dilakukan evaluasi terhadap seluruh aspek finansial termasuk berapa kerugian yang dialami. ”Yang paling penting sudah ada investigasi dan dilakukan oleh sebuah tim yang sedang beroperasi saat ini. Beberapa data sedang dikumpulkan mulai dari operasional, supporting, investigasi kejadian dari pihak polisi dan Pertamina,” kata Anang.
Ia menyebutkan jumlah tangki yang terbakar pada kejadian Minggu malam kemarin hanya satu buah tangki dan dalam kondisi tidak penuh yaitu 1.500 kiloliter. Sementara itu, kebutuhan Jakarta hanya 10.000 kiloliter per hari.
Saat ini di Plumpang terdapat 60.000 kiloliter dan telah mendapatkan pasokan dari tiga daerah yaitu depo Merak, Padalarang, dan Cikampek. Total kapasitas depo 27 tangki untuk kebutuhan Premium, solar, dan LPG. ”Pasokan saat ini cukup untuk 20 hari ke depan baik untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun Jabodetabek. Masyarakat Jabodetabek tidak perlu panik,” jelas Anang.
Sistem operasinya, sebagaimana dikemukakan VP Communication Pertamina Anang Rizkani Noor kepada SH, Senin (19/1), telah memenuhi standar internasional dan serba otomatis.
”Depo Plumpang merupakan depo BBM terbesar yang dimiliki Pertamina dan termaju termasuk safety-nya dengan berkoordinasi dengan pihak kepolisian,” katanya. Satu lagi, sambung Anang, kelebihan depo ini, lokasinya sangat strategis sebagai pusat cadangan BBM nasional.
Depo Plumpang memiliki panjang sekitar 1 kilometer dan lebar 500 meter. Sebagai pemasok BBM utama di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya, depo ini memiliki lebih dari 20 tangki penimbunan BBM yang masing-masing memiliki ketinggian 50 meter.
Pada Oktober 2008, sempat diketahui rencana peledakan Depo BBM Plumpang oleh kelompok teroris, dengan salah seorang tersangkanya bernama Wahyu. Tersangka menyewa rumah di kawasan Kelapa Gading yang jaraknya hanya selemparan batu dari tangki Pertamina. Di rumah kontrakan itu, ditemukan sejumlah petunjuk peledakan bom serta detonator. Sejak saat itu, Pertamina berjanji akan meningkatkan pengamanan Depo Plumpang.
"Depo Plumpang saat ini memasok 20 persen kebutuhan BBM di seluruh Indonesia, khususnya di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Saat ini di Plumpang terdapat 60.000 kiloliter dan telah mendapatkan pasokan dari tiga daerah yaitu depo Merak, Padalarang, dan Cikampek.
Total kapasitas depo 27 tangki untuk kebutuhan Premium, solar, dan LPG. ”Pasokan saat ini cukup untuk 20 hari ke depan baik untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun Jabodetabek. Masyarakat Jabodetabek tidak perlu panik,” jelas Anang.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina, Toharso memastikan Depo Plumpang akan mulai beroperasi dan menyalurkan Premium ke seluruh SPBU di wilayah Jabodetabek siang hari ini. Pengoperasian akan menggunakan enam tangki yang tidak terbakar dari ketujuh tangki yang ada sebelumnya.
”Operasi dan penyaluran ditargetkan siang ini setelah penyelidikan dan pengumpulan data-data dan peralatan yang masih dilakukan oleh pihak kepolisian, dan tangki yang terbakar tidak akan digunakan lagi,” jelasnya.
Menurut Toharso kerugian yang dialami telah ditanggung oleh perusahaan asuransi, namun, lanjutnya, nilai kerugian belum dihitung sebab saat ini konsentrasi ditujukan pada persiapan operasi dan penyaluran Premium kembali. Di samping itu, tambahnya, untuk membangun sebuah tangki membutuhkan waktu tiga bulan.
Anang Rizkani Noor juga memastikan kerugian yang dialami Pertamina akibat terbakarnya Depo Plumpang diasuransikan. Namun, dirinya tidak menyebutkan perusahaan asuransi yang dimaksud.
Untuk itu, lanjut Anang, sedang dilakukan evaluasi terhadap seluruh aspek finansial termasuk berapa kerugian yang dialami. ”Yang paling penting sudah ada investigasi dan dilakukan oleh sebuah tim yang sedang beroperasi saat ini. Beberapa data sedang dikumpulkan mulai dari operasional, supporting, investigasi kejadian dari pihak polisi dan Pertamina,” kata Anang.
Ia menyebutkan jumlah tangki yang terbakar pada kejadian Minggu malam kemarin hanya satu buah tangki dan dalam kondisi tidak penuh yaitu 1.500 kiloliter. Sementara itu, kebutuhan Jakarta hanya 10.000 kiloliter per hari.
Saat ini di Plumpang terdapat 60.000 kiloliter dan telah mendapatkan pasokan dari tiga daerah yaitu depo Merak, Padalarang, dan Cikampek. Total kapasitas depo 27 tangki untuk kebutuhan Premium, solar, dan LPG. ”Pasokan saat ini cukup untuk 20 hari ke depan baik untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun Jabodetabek. Masyarakat Jabodetabek tidak perlu panik,” jelas Anang.
No comments:
Post a Comment