multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

Bisnis Yang Paling Bertahan Disituasi Krisis Global !


Siapa sangka bahwa format waralaba sudah dimulai sejak tahun 200 SM. Pada masa itu sebuah rantai toko makanan di Tiongkok menerapkan konsep distribusi dengan sistem waralaba lisensi produk/merek. Pada tahun 1863 perusahaan mesin jahit Singer di Amerika mulai merintis jaringan waralaba guna mendistribusikan mesin jahit yang diprodukasinya. Selanjutnya Coca Cola menjual waralaba pembotolan pertamanya tahun 1899. Kemudian diikuti oleh dealer mobil dan minyak pada tahun 1910. Namun pertumbuhan waralaba yang sebenarnya baru terjadi pada akhir era 1950-an, yaitu sistem waralaba yang dikenal dengan waralaba format bisnis.
Sampai tahun 1998, cara pendistribusian dengan waralaba diperkirakan mencapai lebih dari 50% dari total penjualan eceran di Amerika Serikat, dan pertumbuhan waralaba sama berhasilnya di negara-negara maju lainnya seperti: Kanada, Inggris, Jerman, dan Jepang. Negara-negara berkembang seperti Meksiko, Indonesia, dan Malaysia juga mendapatkan bahwa waralaba adalah cara yang efektif untuk menciptakan bisnis baru dan meningkatkan kesempatan lapangan kerja.
Di Indonesia sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya. Contoh format ini misalnya Coca Cola. Perkembangan sistem waralaba yang sebenarnya atau disebut waralaba format bisnis dimulai pada tahun 1980-an. Dalam waralaba format bisnis, franchisee tidak sekedar memproduksi dan menyalurkan produk/jasa, namun juga memperoleh hak penuh untuk mengkloning merek, logo, atribut, desain, tata letak, sistem prosedur operasional dan pemasaran dari franchisor. Contoh format ini misalnya Kentucky Fried Chicken.

Waralaba telah dipilih sebagai cara menjalankan usaha oleh lebih dari 2500 perusahaan di Amerika Serikat, karena terbukti memiliki peluang keberhasilan lebih tinggi dibandingkan format bisnis biasa. Sebagai perbandingan, format bisnis biasa memiliki peluang sukses 35-45 %, sedangkan peluang sukses perusahaan waralaba mencapai 85 - 90 %. Sementara orang berpikir bahwa waralaba hanya terbatas pada industri makanan siap hidang, kenyataan menunjukkan bahwa semua jenis bisnis yang mungkin ada, dapat diwaralabakan. Misalnya hotel, properti, rumah sakit, kursus, binatu, studio foto, minimart, spa, salon, bengkel, apotik, perawatan rambut, bengkel, kantor pos dan wartel/warnet dapat dikembangkan dengan format waralaba.
Perkembangan waralaba di Indonesia masih jauh dibandingkan Amerika Serikat. Dalam hal komposisi antara perusahaan waralaba lokal dengan waralaba asing pun, Indonesia tertinggal jauh. Sebagai gambaran pada tahun 1991 jumlah waralaba lokal mendominasi sampai 78 %, yaitu 21 perusahaan dari total 27 perusahaan. Namun dalam waktu hampir sepuluh tahun jumlah waralaba asing berhasil melampaui waralaba lokal. Sampai tahun 2000 waralaba asing mendominasi sampai 88 %, yaitu 240 perusahaan dari total 270 perusahaan (Manajemen, Desember 2000).
Yang menarik adalah kesuksesan waralaba untuk tetap tumbuh selama krisis moneter di Indonesia. Pada periode 1996 - 1999, usaha waralaba di Indonesia mampu tumbuh sebesar 12,5 %, di tengah pertumbuhan ekonomi nasional dibawah 3 % (Peluang, Juni 2000). Sebagian besar pertumbuhan ini diakibatkan oleh pertumbuhan waralaba lokal.
Pelajaran yang dapat diambil selama krisis moneter adalah, waralaba lokal ternyata mampu mengungguli pertumbuhan waralaba asing. Selisih kurs yang demikian besar antara rupiah dengan dollar, mengakibatkan waralaba lokal memiliki keunggulan kompetitif yang lebih baik untuk dikembangkan saat ini. Sebagai gambaran untuk membuka sebuah minimarket Indomaret dibutuhkan investasi 300-750 juta rupiah, bandingkan jika membeli hak waralaba Disc Go Round dari Amerika, investasi yang dibutuhkan sekitar 1.1 - 1.3 milyar rupiah. Bayangkan jika kita membeli hak waralaba dari merek yang lebih terkenal misalnya McDonald’s yang biaya investasinya bisa mencapai 423.000 - 651.00 USD (Franchise Opportunities Guide, IFA, 1996).

Dari uraian dan fakta diatas jelas terbukti bahwa jika dikelola dengan baik, dan manajemen memahami dengan tepat bagaimana konsep waralaba bekerja; Waralaba lokal ternyata mampu tumbuh dan berkembang seperti halnya waralaba asing. Jika demikian, mengapa belum juga mulai berwaralaba? Mumpung masih banyak pasar yang tak bertuan di bumi pertiwi tercinta ini.

Kesempatan Emas Impian Semua Orang ( Solusi Tepat di Masa Sulit )

Justify Full

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive