multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

Perempuan China dengan 3 Anak Terperangkap di Gaza !

Kendaraan artileri Israel menembakkan mortir ke Jalur Gaza, Rabu (7/1).

PEREMPUAN itu merupakan satu dari ribuan ibu yang berjuang antara hidup dan mati, sementara bom dan mortir Israel berhamburan siang dan malam.

Ia bersama anak-anaknya menghadapi krisis terburuk yang mengancam jiwa di Jalur Gaza.

Qu Yang dilaporkan merupakan satu-satunya orang China di Jalur Gaza, dan tak bisa keluar rumah selama berhari-hari. Tidak seperti banyak orang Palestina di wilayah tersebut yang telah menyimpan makanan di rumahnya, Qu khawatir simpanan makanannya akan segera habis.

Barangkali kekhawatiran paling besar yang dihadapinya ialah orang yang telah membuat Qu pindah ke Jalur Gaza 13 tahun lalu justru berada di Shanghai, China. Qu bertemu dengan suaminya, seorang pengusaha Lebanon yang berpusat di Jalur Gaza, selama perjalanan suaminya ke Beijing pada 1994.

Suaminya berada di Shanghai untuk urusan bisnis ke China ketika Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza pada 27 Desember. Ia tertahan di sana karena tak bisa pulang.

Qu sebelumnya berbicara kepada wartawan China Radio International dari rumahnya di Jalur Gaza. "Saya belum pernah menyaksikan serangan yang seperti ini," kata Qu seperti dilansir Xinhua, . "Kami meremehkan situasi karena Israel sebelumnya pernah mengancam akan menyerang tapi tidak melakukannya."

Pengalamannya yang mengandung risiko paling besar ialah ketika ia sedang berjalan pulang setelah menjemput anaknya yang berusia 5 tahun di sekolah pada 27 Desember, dan satu bom menghantam bangunan yang jaraknya beberapa meter dari dirinya, demikian laporan Legal Evening News.

"Bangunan itu ambruk dalam hitungan detik dan saya berlari kalang kabut ke arah rumah saya sambil memikirkan dua lagi anak saya," kata Qu. Qu tak dapat dihubungi, Rabu (7/1), karena saluran komunikasi putus. "Tak seorang pun berani keluar rumah setelah serangan udara itu," kata Qu sebagaimana dikutip Beijing News sebelumnya. "Kebanyakan toko tutup. Kami tak dapat membeli apa pun."

Qu pindah dari lantai dua ke lantai dasar rumahnya demi keselamatan mereka. Dia juga telah menggunakan generator untuk memperoleh listrik selama enam hari terakhir setelah pasokan listrik terganggu.

Yang Weiguo, pemimpin Kantor Republik Rakyat China untuk Pemerintah Otonomi Nasional Palestina, mengatakan, mereka secara rutin berhubungan dengna Qu dan telah menyarankan dia agar tidak meninggalkan rumah.

Ribuan pengungsi


Sementara itu, ribuan orang Palestina yang tinggal di kota Rafah, bagian selatan Jalur Gaza, yang berbatasan dengan Mesir, mengosongkan rumah mereka, Rabu (7/1), setelah peringatan dari pasukan Israel, kata beberapa warga setempat.

Seorang warga mengatakan, pesawat tempur Israel menghujani kota itu dengan ratusan selebaran yang meminta penduduk di kota kecil tersebut agar mengungsi sehingga mereka tidak terancam bahaya.

Seorang saksi mata mengatakan, puluhan keluarga, termasuk perempuan dan anak-anak, meninggalkan rumah mereka dan bergerak menuju permukiman yang berdekatan di kota kecil itu karena khawatir rumah mereka dibom pesawat Israel.

Pasukan keamanan Palestina menyatakan, pesawat tempur Israel sebelumnya telah menghancurkan 26 rumah yang diduga memiliki terowongan bawah tanah.

Sementara itu, Ghazi Hamad, mantan juru bicara pemerintah Hamas, mengatakan kepada wartawan bahwa Israel telah menghancurkan puluhan rumah warga sipil di kota kecil Rafah.

Israel menyatakan, Hamas telah menggunakan puluhan terowongan untuk menyelundupkan senjata dan beberapa jenis barang ke dalam wilayah terkepung Jalur Gaza, yang terjepit antara Mesir dan negara Yahudi.

Hamas menyatakan, terowongan tersebut digali untuk membangkang terhadap blokade dua tahun yang diberlakukan atas daerah kantung padat penduduk itu. "Rudal Israel menghancurkan rumah warga di Rafah. Mereka (orang Israel) sedang mengubah daerah tersebut jadi ladang uji coba segala jenis rudal udara ke darat," kata Hamad.

Israel telah melancarkan serangan militer ke Jalur Gaza sejak 27 Desember, dan telah menewaskan lebih dari 700 orang serta melukai tak kurang dari 3.000 orang, serta menghancurkan puluhan bangunan dan prasarana.

Hamas optimistis gencatan senjata akan dicapai dalam waktu satu pekan atau awal pekan depan. "Upaya Mesir dan Perancis sangat serius guna menghentikan serbuan ke Jalur Gaza," katanya.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive