Simulasi komputer menunjukkan HL Tau dan cakram debu dan gas di sekitarnya dan planet termuda yang terbentuk mengelilinginya.
Multi Info - Para astronom Inggris menemukan sebuah planet yang berusia sangat muda, kurang dari 2000 tahun. Planet asing yang berada di luar tata surya kita tersebut merupakan planet termuda di antara jajaran planet yang sudah diketahui saat ini.
Planet tersebut ditemukan tim peneliti yang dipimpin Dr Jane Graeves, dari Universitas St Andrews, Skotlandia di sekitar bintang HL Tau yang berada di rasi bintang Taurus. Planet tersebut berada pada jarak sekitar 520 tahun cahaya dari Bumi.
"Ini bukan yang sedang benar-benar kami cari. Dan kami terkejut saat menemukannya. Sebab, planet termuda berikutnya yang sudah dikonfirmasi berusia 10 juta tahun," ujar Greaves. Mereka mengaku tak menyangka menemukan planet semuda itu.
Para astronom mendeteksi planet yang masih sangat muda itu saat mengamati gumpalan gas dan debu di sekitar bintang muda HL Tau yang berusia kurang dari 100.000 tahun. Bandingkan dengan usia Matahari yang 4,6 miliar tahun. Cakram debu dan gas yang mengelilingi bintang tersebut sangat banyak dan rapat sehingga menjadi sasaran empuk untuk perburuan planet-planet baru.
Dengan teleskop radio Verry Large Array (VLA), para astronom berhasil mendeteksi planet berusia sekitar 1600 tahun yang masih menempel dengan gas dan debu tersebut. Mereka memperkirakan, planet dapat terbentuk secepat itu karena terjadi intervensi terhadap lingkungan sekitarnya sehingga mendukung pembentukan gumpalan bibit planet.
Simulasi komputer yang dilakukan Greaves menunjukkan ketidakstabilan cakram gas dan debu mungkin disebabkan bintang muda berusia 1600 tahun XZ Tau, yang bergerak di dekat HL Tau. Meski tidak berperan langsung dalam pembentukan planet, hal tersebut menyebabkan cakram debu bergejolak sehingga planet lebih mudah terbentuk.
Ini mendukung teori pembentukan planet yang paling banyak diterima para ilmuwan. Planet terbentuk sedikit demi sedikit akibat tabrakan partikel-partikel padat di dalam cakram gas dan debu secara terus-menerus sampai akhirnya membentuk bulatan besar.
Planet tersebut ditemukan tim peneliti yang dipimpin Dr Jane Graeves, dari Universitas St Andrews, Skotlandia di sekitar bintang HL Tau yang berada di rasi bintang Taurus. Planet tersebut berada pada jarak sekitar 520 tahun cahaya dari Bumi.
"Ini bukan yang sedang benar-benar kami cari. Dan kami terkejut saat menemukannya. Sebab, planet termuda berikutnya yang sudah dikonfirmasi berusia 10 juta tahun," ujar Greaves. Mereka mengaku tak menyangka menemukan planet semuda itu.
Para astronom mendeteksi planet yang masih sangat muda itu saat mengamati gumpalan gas dan debu di sekitar bintang muda HL Tau yang berusia kurang dari 100.000 tahun. Bandingkan dengan usia Matahari yang 4,6 miliar tahun. Cakram debu dan gas yang mengelilingi bintang tersebut sangat banyak dan rapat sehingga menjadi sasaran empuk untuk perburuan planet-planet baru.
Dengan teleskop radio Verry Large Array (VLA), para astronom berhasil mendeteksi planet berusia sekitar 1600 tahun yang masih menempel dengan gas dan debu tersebut. Mereka memperkirakan, planet dapat terbentuk secepat itu karena terjadi intervensi terhadap lingkungan sekitarnya sehingga mendukung pembentukan gumpalan bibit planet.
Simulasi komputer yang dilakukan Greaves menunjukkan ketidakstabilan cakram gas dan debu mungkin disebabkan bintang muda berusia 1600 tahun XZ Tau, yang bergerak di dekat HL Tau. Meski tidak berperan langsung dalam pembentukan planet, hal tersebut menyebabkan cakram debu bergejolak sehingga planet lebih mudah terbentuk.
Ini mendukung teori pembentukan planet yang paling banyak diterima para ilmuwan. Planet terbentuk sedikit demi sedikit akibat tabrakan partikel-partikel padat di dalam cakram gas dan debu secara terus-menerus sampai akhirnya membentuk bulatan besar.
No comments:
Post a Comment