multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

Prabowo Pernah Rencanakan Menculik Para Jenderal !

Gagalkan Penculikan Jenderal Luhut Layak Dapat Bintang

Menurut Letjen Purn Sintong Panjaitan, Luhut Pandjaitan layak dapat bintang. Sebab Luhut adalah perwira yang menggagalkan upaya penculikan para jenderal yang hendak dilakukan Kapten Prabowo Subianto pada Maret 1983, sebagai upaya counter coup.

Kala itu, Mayor Luhut Pandjaitan adalah Komandan Den 81/Antiteror, sedangkan Prabowo adalah wakil Luhut dengan pangkat kapten. Suatu pagi, Luhut datang ke markasnya di Cijantung dan kaget karena pasukan dalam keadaan siaga. Ternyata pasukan siaga atas perintah Prabowo yang mendengar LB Moerdani akan melakukan kudeta. Luhut lalu membubarkan pasukan dan menegaskan tak ada kudeta.

Dalam buku Sintong Panjaitan berjudul Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, disebutkan, seandainya Luhut terlambat datang ke Mako Den 81/Antiteror pada pagi hari itu, dapat dipastikan penculikan para perwira tinggi ABRI terlaksana.
Seandainya rencana penculikan itu berhasil dilakukan, hal itu berpeluang membatalkan pelaksanaan Sidang Umum MPR.

“Sebenarnya Luhut pantas mendapat ‘bintang’ karena dia telah berhasil menggagalkan rencana penculikan para perwira tinggi ABRI yang berdampak nasional,” komentar Sintong di halaman 463.

Namun faktanya karier Luhut mentok. Zaman Soeharto dia hanya sampai letnan jenderal dan tak pernah menjabat panglima. Baru setelah Soeharto lengser, Luhut mendapat anugerah bintang menjadi jenderal dan diangkat sebagai Dubes Singapura lalu Menperindag era Presiden Gus Dur.

Dalam buku itu tertulis bahwa Luhut juga sempat dituduh hendak melakukan kudeta pada Soeharto sehubungan dengan pembangunan proyek intelijen teknik Den 81. “Matilah aku…Waduh! Jadi rempeyeklah aku,” kelakar Luhut.

Luhut juga dituduh sebagai anak emas Benny Moerdani sehingga lantas disingkirkan. Luhut dilaporkan macam-macam kepada Soeharto sehingga ia menjadi pemegang kartu mati.
Gus Dur, Marzuki Darusman, Agum Hadiri Launching Buku Sintong
Peluncuran buku memoir Letjen (Purn) Sintong Panjaitan ternyata bak magnet bagi orang-orang penting di Indonesia. Sejumlah tokoh nasional pun terlihat datang ke acara yang digelar di Balai Sudirman, Jl Soepomo, Jakarta Selatan, itu.

Pantauan detikcom, Rabu (11/3), tokoh pertama yang hadir adalah mantan Presiden Abdurrahman Wahid.
Pria yang akrab dipanggil Gus Dur itu tiba di lokasi sekitar pukul 18.30 WIB. Dikawal para ajudannya, kedatangan Gus Dur langsung disambut Sintong di pintu masuk acara.
“Saya Sintong Panjaitan,” kata Sintong sambil menjabat lengan Gus Dur
“Oh ya,” sambut Gus Dur.

Usai memberikan sambutan khusus, Sintong lalu mengantar Gus Dur menuju kursi kehormatan di barisan terdepan.
Tokoh selanjutnya yang datang adalah mantan Jaksa Agung Marzuki Darusman. Kedatangannya disusul mantan ketua Koni Agum Gumelar yang tiba 5 menit kemudian.
Selain tamu-tamu yang hadir, sejumlah tokoh nasional terlihat mengirimkan karangan bunga. Tampak karangan bunga dari Menneg Pora Adhyaksa Dault, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Kepala Bappenas/Menteri PPN Paskah Suzetta.

Informasi yang diterima detikcom, acara launching buku yang berjudul “Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando” itu, juga dihadiri sejumlah duta besar juga dikabarkan akan hadir.
Hembuskan Isu Kudeta, Harusnya Prabowo Diberi Tindakan.

Menurut Letjen Purn Sintong Panjaitan, tuduhan bahwa Jenderal LB Moerdani akan melakukan coup d’etat hanya dilakukan oleh orang sakit. Tuduhan itu tidak nyata, tapi diciptakan.
Dalam bukunya yang berjudul Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Sintong menyatakan bahwa tuduhan itu itu dilontarkan oleh seorang kapten (Kapten Prabowo Subianto-red) yang tidak mempunyai perangkat untuk menyelidiki kebenarannya.
“Seharusnya terhadap Prabowo yang melontarkan tuduhan itu harus diambil tindakan,” ujar Sintong di halaman 466.

“Namun kenyataannya ABRI tidak punya keberanian mengambil tindakan apa pun, karena keseganan terhadap Soeharto yang mungkin akan membela menantunya,” sambung Sintong.
Hal ini, tulis buku tersebut, tidak berbeda dengan kedua putra Presiden Irak Saddam Hussein yang lebih ditakuti, daripada para panglima Angkatan Bersenjata Irak.
Dalam perkembangan selanjutnya, LB Moerdani dituduh tidak loyal pada Soeharto yang kemudian melahirkan istilah debennysasi. Moerdani sendiri sebelumnya adalah orang kepercayaan Soeharto.

Sintong mengakui banyak orang menuduhnya sebagai “orangnya Pak Benny. “Sintong dengan tegas menjelaskan,” Saya bukan orangnya Pak Benny. Tetapi karena Pak Benny menjabat sebagai Panglima TNI, saya orangnya Panglima TNI. Maka saya juga orangnya Pak Try, orangnya Pak Edi Sudradjat atau orangnya Pak Tanjung, karena para perwira tinggi itu memegang jabatan Panglima ABRI.”

Prabowo Berubah karena Dekat dengan Soeharto
Wakil Danjen Kopassandha (kini Kopassus) Brigjen M Jasmin adalah salah satu orang yang dilapori Kapten Prabowo tentang rencana kudeta Letjen LB Moerdani pada Maret 1983. Jasmin tidak percaya mendengar penjelasan Prabowo.
“Prabowo pun marah-marah,” tulis Letjen Purn Sintong Panjaitan dalam bukunya “Perjalanan Seorang Prajurit Para Komandan” di halaman 455.
Saat itu Prabowo menghadap Jasmin didampingi atasannya, Mayor Luhut Pandjaitan. “It must be something wrong with him,” pikir Luhut kala itu.
Setelah Luhut dan Prabowo keluar dari ruangan, Jasmin memanggil Luhut kembali. “Hut, untung kamu ada di sini. Ada apa dengan Prabowo? Kayaknya dia sedang stres berat,” ucap Jasmin.

Setelah menghadap Jasmin, Prabowo dan Luhut kembali ke markas mereka yaitu Den 81/Antiteror di Cijantung. Prabowo bilang bahwa di Den 81 tidak boleh ada dua matahari.
“Di Den 81 hanya saya yang menjadi matahari. Saya komandan. Kamu wakil saya,” tegas Luhut. Luhut menyatakan kekecewaannya pada Prabowo yang pernah menyiagakan pasukan Den 81 untuk melakukan counter coup tanpa sepengetahuannya
“Kamu minta saya mengambil Soeharto ke sini. Itu melakukan by pass garis komando berapa jauh?” sambung Luhut.

Sejak saat itulah hubungan keduanya menjadi retak.
Suatu ketika Jasmin berjumpa dengan Sintong. Jasmin bertanya apakah dia mendengar kasus Prabowo. “Prabowo sudah lain sekarang, karena ia dekat dengan Soeharto,” ujar Jasmin.
Jasmin juga mengungkapkan bahwa rumahnya diintai oleh Prabowo. “Bahkan Prabowo sampai melompati pagar rumah saya,” tambah Jasmin. Jasmin kecewa karena kesetiaannya pada negara dipertanyakan.

“Saya sudah menderita sejak Perjuangan Kemerdekaan 1945 tetapi Prabowo menuduh saya kurang setia pada negara dan bangsa sambil menuding-nudingkan telunjuk jarinya ke arah wajah saya. Luhut juga ada di situ. Malahan Luhut yang menurunkan tangan Prabowo yang menuding-nuding ke wajah saya,” cerita Jasmin yang jadi marah dan sakit hati.
Sintong juga tak habis pikir mengapa Prabowo, seorang perwira Kopassandha yang semula penuh disiplin dan dedikasi, tiba-tiba berani bertindak demikian terhadap Wadan Kopassandha. “Apakah Prabowo berani bertindak demikian, seandainya ia bukan menantu Presiden Soeharto?” tanya Sintong.

Cerita Jasmin dikuatkan oleh Marsekal Muda TNI Teddy Rusdi yang menjabat Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI. Dia mengatakan, rumahnya juga diintai oleh Prabowo. Pengintaian itu karena disangka di rumahnya sedang dilakukan persiapan gerakan kudeta oleh Moerdani.

Teddy sendiri tidak percaya Moerdani akan kudeta. “Apa Pak Benny orang gila, kok beliau akan melakukan coup d’etat?” ujarnya.
Sejak itu hubungan Sintong dan Prabowo sudah berubah dan terasa asing.
Prabowo Akan ‘Balas’ Tudingan Sintong
Capres Gerindra Prabowo Subianto berniat ‘membalas’ berbagai tudingan yang dilontarkan Letjen (Purn) Sintong Panjaitan. Prabowo akan membuat buku mengenai berbagai peristiwa menurut versinya.

“Kalian harus menunggu versi saya,” kata Prabowo kepada wartawan usai peluncuran buku ‘Membangun Kembali Indonesia Raya’ di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (12/3).
Menurut Prabowo, bukunya itu akan menjelaskan berbagai peristiwa yang telah dilaluinya. “Tidak untuk counter, tapi setiap orang punya versi masing-masing tentang sejarah yang kadang berlainan,” katanya.

Namun Prabowo belum bisa memastikan kapan buku karyanya akan beredar. “Nanti lah saya kan bukan Superman. Kalian datang ya kalau saya meluncurkan buku,” katanya.
Meski banyak tudingan terdapat dalam buku tersebut, namun Prabowo tetap mengganggap Sintong sebagai seorang patriot.
“Saya tetap mengganggap Pak Sintong seorang patriot. Kita cari yang terbaik,” katanya.
Prabowo: Setiap Ada Buku Baru, Saya Dituduh Mau Kudeta
Dalam buku ‘Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando’, Letjen TNI purn Sintong Panjaitan menyatakan Prabowo pernah hendak ‘mengamankan’ sejumlah perwira yang didengarnya hendak melakukan kudeta. Prabowo pun mengadu pada para buruh.
“Setiap ada buku baru, saya dituduh mau kudeta lagi, mau kudeta lagi,” ujar Prabowo di depan ratusan buruh FSP BUMN Bersatu di Hotel Grand Cempaka, Jl Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (12/3).

Menanggapi hal itu ratusan buruh yang berkumpul dalam acara rembuk nasional ini berteriak membela Prabowo.
“Bohong! Bohong! Hidup Pak Prabowo, hidup Prabowo!” teriak ratusan buruh itu.
Prabowo pun mengapresiasi dukungan para buruh itu.
“Kalau dulu sudah ketemu Saudara, saya kudeta bener-bener,” canda Prabowo.
Prabowo Cueki Tudingan Sintong
Berbagai tudingan terhadap capres Partai Gerindra Prabowo Subianto terdapat dalam buku karya Letjen (Purn) Sintong Panjaitan. Namun Prabowo tetap cuek dengan tudingan-tudingan itu.

“Saya belum membaca bukunya. Terserah orang mau bicara apa. Ini kan negara demokrasi, setiap orang berhak menulis apa saja. Tapi dia tidak berhak mencemarkan nama baik orang lain,” kata Prabowo.
Hal itu disampaikan Prabowo usai peluncuran buku ‘Membangun Kembali Indonesia Raya’ di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (12/3).
Prabowo menyatakan, rakyat saat ini sudah pandai dan dapat melakukan penilaian yang obyektif. “Saya penganut falsafah Jawa sing becik ketitik, sing olo ketoro artinya yang baik akan ketahuan dan yang buruk juga terlihat,” katanya.

Mengenai tudingan diriya terkait aksi penculikan aktivis pada 1998 silam, Prabowo menyatakan dirinya telah mempertanggungjawabkan hal itu.
“Tekait penculikan aktivis saya sudah pertanggungjawabkan di Dewan Kehormatan Perwira,” katanya.
Menhan: 90% Pengadaan Logistik Sudah Lebih Baik
Dalam bukunya Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan mencemaskan tindakan KKN dalam tubuh TNI-sipil. Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono pun menjelaskan kalau kini TNI sudah banyak berubah.

“90 Persen sudah lebih baik dari yang lalu,” ujar Juwono di sela-sela seminar Universitas Pertahanan Indonesia di Dephan, Jl Medan Merdeka Barat, Kamis (13/3).
Menurut Menhan, pengadaan logistik saat ini sudah lebih transparan, selain itu ada pengawasan anggaran yang ketat oleh Irjen Mabes TNI.
Terkait kekhawatiran Sintong terhadap nepotisme, menurut Juwono itu hanya bagian dari masa lalu, saat ini kondisi di tubuh Dephan jauh lebih terbuka.
Juwono yang diundang dalam acara itu tidak sempat hadir karena tengah dalam kondisi sakit. “Kemarin kepala saya pening,” tutupnya.

Ginandjar Lupa Kejadian Counter Coup Prabowo 1983
Prabowo Subianto disebut berencana akan ‘mengambil’ para perwira sebagai counter coup d’etat Letjen TNI LB Moerdani, salah satunya Marsda TNI Ginandjar Kartasasmita. Namun Ketua DPD tersebut tidak ingat kejadian yang dimaksud rekannya itu.
“Saya tidak ingat ada peristiwa seperti itu,” kata Ginandjar dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Kamis (12/3).

Tudingan Prabowo merencanakan counter coup itu disampaikan Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan dalam bukunya, ‘Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando’.
Sintong menuturkan isu kup 1983 sebagai awal keretakan hubungan Asisten Intelijen Hankam Letjen TNI LB Moerdani dan Wakil Komandan Den 81/Antiteror Kapten Prabowo Subianto. Saat itu Prabowo menengarai Moerdani akan melakukan kudeta dan Prabowo akan menggagalkannya.

Cara counter coup d’etat itu adalah Prabowo berencana ‘mengambil’ sejumlah nama perwira tinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Para perwira tinggi tersebut yakni Letjen TNI LB Moerdani, Letjen TNI Soedharmono, Marsda TNI Ginandjar Kartasasmita, dan Letjen TNI Moerdiono.

http://hariansib.com/2009/03/13/gagalkan-penculikan-jenderal-luhut-layak-dapat-bintang/

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive