Tentang Cinta Yang Tulus, berikut ini adalah puisi cinta buat agan yang sedang galau menanti cinta yang tulus, Puisi ini saya dapatkan dari jadilah.com, saya copas saja karena saya belum bisa membuat puisi karena bukan tipe orang yang romantis, ni gan puisinya
KUMPULAN PUISI PERSAHABATANTulus
Oleh : Widia Julianti Irawan
Pada 19 Februari 2012 pukul 13:56
Katakan dengan jujur kalau semua yang kau rasa itu cinta
Katakan juga dengan penuh kasih kalau semua yang kamu rasa itu sebuah ketulusan
dari lubuk hati yang terdalam...
Dan jangan pernah mengatakan apa yang tidak kamu rasakan karena cinta bukan sebuah permainan
Demi kesenangan yang kemudian akan menghancurkan
Dan kini ku nyatakan jika kamu adalah pilihan
jika kamu menghendaki maka katakanlah padaku
kalau kamu juga mencintaiku tulus tanpa mengharap lebih dariku
karna ku tak punya satu lebih untukmu
karena yang kupunya hanya rasa yang sempat hancur porak pranda tak bersisa
Tolong pangeran ku bangun kembali puing-puing di setiap relung raga tak berjiwa
bersisakan cinta yang sempat terabaikan
Cintai ku dari hati bukan hanya kata nurani yg kamu yakini
tapi sungguhpun kamu mengahendaki
aku akan siap menerima rasa yang kamu punya
Penantian
Oleh : Widia Julianti Irawan
Pada 19 Februari 2012 pukul 13:39
Andaikan rasa itu tak pernah ada
Serpihan-serpihan perasaan kerinduan takan mungkin tersiratkan terlukiskan
Goresan demi goresan ungkapan kerinduan tertuangkan dalam secarik kertas bertintakan emas
Sang bidadari mimpi menunggu pangeran datang tuk menghampiri
namun enggan juga dia kembali...
Butir-butir pasir tertiup angin semilir menuju pantai terhadang gelombang
menerjang karang, tak juga jadi halang rintang
menanti sang pangeran tersayang...
Aku Nyata Untuk Di Cinta
Oleh : Widia Julianti Irawan
Pada 21 Februari 2012 pukul 12:26
Mengurai cerita ku dalam kesepian
Menuai kesedihan yang tak dapat lagi ku ungkapkan
Andai aku jadi yang semua orang miliki
Tapi aku hanya bisa bersandar dalam hati tanpa ada yang bisa mengerti
Atas hati yang kini ku miliki
Atas apa aku hidup mendusta
Sampai air mata habis tak bersisa
Resah ku tlah penuhi tiap relung-rerlung yang tak lagi berpalung
Tak jua berhujung tak pula bisa bersama jiwa yang bersisa
Aku hanyalah serpihan karang yang tumbang dalam bimbang
Aku bukanlah laut yang bisa pasang surut
Dan bukan pula ombak yang bisa menerjang semua penghalang
Bisakah serpihan karang itu terbebas lepas ke laut luas sebuah kehidupan
Kehidupan yang selallu mengapitku dengan luka dan Fatamorgana cinta
Aku tak ingin jadi fatamorgana dalam cinta
Tak pula mau jadi lukisan maya sebuah rasa
Aku nyata,Aku ada
Bisakah engkau merengkuhku wahai insan yang slallu aku nantikan
Nah sobat, karena karya Widia Julianti Irawan baru ada tiga judul, sebagai tambahan saya tambahkan saja karya saya sendiri, gimana? hehe,. Oke deh, ini dia puisi-puisinya:
Harapan
Oleh : Iman Zenit
Pangandaran, Memo SMA 18/05/2004.
Terbenam sinar mentari di sore hari, Terbahas semua makna yang tersimpan
atas tonggak harapan, yang indah belai matamu sebagai teman mimpiku
walau terkadang ku rasa semu
Semua untaian kata manismu, dimana aku terpesona atas semuanya
mungkin, di esok hari akan tiba lagi waktuku untuk ungkapkan kembali rasa ini
yang kesekian kalinya ku berharap dan bermimpi tentang yang indah bersamamu
walau sesaat namun kan selalu ku rindukan dan kuharapkan kembali
kata cinta, rasa sayang, yang tulus darimu...
Penantianku
Oleh : Iman Zenit
Aku menunggumu di ujung-ujung waktu
Saat mentari pagi tersenyum
dan Saat mentari petang mengayun
Saat hari di telan sang hitam berganti bulan
Adakah kau sadari...?
Kesemua penjuru ku panggil namamu
Bersama angin ku lantunkan nyanyi rindu
Iramaku rincik hujan dan coleteh pengelana
Tiada lelah terus ku mainkan
Adakah kau merasa...?
Kini kepak sayapku mulai lelah
Berharap tentang bayangmu
Tentang indah senyumu, dan tatap matamu
Menhentikan pencarianku tentang apapun
Karena yang ku cari ada di dirimu...!!!
Sudikah kiranya...???
Menanti
Oleh : Iman Zenit
Temaram lampu meredup, senyap...
Suara angin menyelusup, sunyi.., serasa mati...
Aku tertuntuk menunggu penuh sangsi,
entah kapan kau datang, aku tak tau...
Malam terasa panjang,
Begitu lambat waktu berjalan,
Berat rasa kepalaku ini, dan mataku...
Entah apa yang terjadi pada mata,
ini tetesan terbuang tak tersisa...
Aku masih tertunduk mengharap
Detak langkah menghampiriku,
tapi kau tak datang.
Kau biarkan aku menanti sendiri
tanpa belas kasih...
No comments:
Post a Comment