A. Model Rumah dan Perumahan yang Ramah bagi Lansia
”Rumahku adalah Surgaku.” Kiranya semboyan itu harus dipegang untuk bisa membangun ataupun membuat rumah yang layak dan cocok bagi penghuninya. Rumah juga merupakan tempat berbagi kasih, kenangan, kesulitan dan keindahan dalam hidup, perlindungan, dan identitas,tempat dimana menemukan diri seseorang. Rumah, walaupun bukan segalanya namun tapi memiliki arti yang sangat besar dan sesuatu yang sulit digantikan bagi setiap individu termasuk didalamnya para lansia.
Akhir-akhir ini para developer perumahan sudah mulai melirik pangsa pasar para kaum tua (lansia) dengan membangun perumahan khusus bagi para lansia yang ingin menikmati hidup setelah masa mudanya dihabiskan untuk bekerja. Pembangun perumahan yang diperuntukkan bagi para lansia tentunya harus memenuhi kriteria bangunan rumah dan lingkungan yang ramah bagi lansia dan dilengkapi dengan fasilitas kebutuhan bagi para lansia.
a. Kriteria Rumah yang ideal bagi Lansia
Usia lanjut bukanlah alasan menurunnya kemandirian serta kualitas hidup. Namun, agar kedua hal tersebut tercapai, perlu diciptakan kondisi yang mendukung. Salah satunya dengan membangun rumah yang ramah bagi lansia atau mendesain ulang dan memodifikasi lingkungan tempat tinggal usia lanjut. Hal itu perlu dilakukan karena, rumah adalah satu kebutuhan utama manusia, tempat berlindung dan beristirahat, sekaligus tempat penghuninya melakukan kegiatan. Alasan lainnya adalah adanya realita bahwa, banyak lansia yang memilih hidup sendiri di rumahnya, daripada pindah ke panti atau tinggal bersama sanak familinya.
Dari berbagai sumber yang penulis temukan setidaknya ada beberapa kriteria rumah yang ramah bagi usia lanjut yang antara lain meliputi:
· rumah dibangun satu lantai tanpa tangga.
· Jalan yang menghubungkan area satu dengan area lainnya harus bebas hambatan.
· Di depan rumah harus ada ramp (jalan yang melandai) yang memudahkan kursi roda masuk/keluar rumah.
· Fasilitas jalan di depan rumah harus bebas dari lumpur atau air di musim hujan, sehingga mencegah terpeleset (jatuh).
· Lebar pintu masuk rumah 80 cm, agar kursi roda bisa masuk.
· Tersedianya alat pegangan khusus (continous handrail and handrail extension) yang dipasang secara horisontal dengan panjang 30 cm dipinggir anak tangga atau di ramp.
· Penataan lantai harus rata, tidak licin dan anti slip. Karpet dalam keadaan baik, tidak menonjol di sana-sini.
· Penataan lampu harus baik, terutama di dekat tangga/tempat lalu antara tempat tidur dan kamar mandi.
· Telepon ditempatkan di area yang mudah dijangkau, sehingga tidak perlu bergegas untuk menjawabnya.
· Kabel-kabel listrik tidak terletak di lantai. Bila perlu harus diperpendek dan dipakukan ke dinding.
· Kamar mandi dibuat khusus dengan bak mandi menggantung, sehingga kursi roda dapat masuk dan dilengkapi tempat duduk dan pegangan di dinding kamar mandi.
· WC bisa memakai toilet bowl yang agak tinggi.
· Para lansia membutuhkan ruang-ruang yang disusun secara efisien, sehingga rumah sebaiknya terdiri dari satu kamar tidur, kamar mandi, dan ruang terbuka untuk tamu, ruang makan, serta dapur.
· Di bagian depan dilengkapi teras dan di belakang terdapat ruang pantry, serta disediakan lahan untuk bercocok tanam.
· Meminimalisir adanya anak tangga di dalam rumah.
· unit-unit sebaiknya direncanakan untuk pemeriharaan yang minimum, dan lebih memerlukan rasa aman karena umumnya mereka kurang mampu melindungi dirinya sendiri terhadap bahaya. Keamanan yang baik dengan pengunci, pencahayaan ruangan di malam hari, penjagaan dan jalur keluar dalam hal kebakaran sangat diperlukan.
· Jika menghendaki rumah bertingkat untuk keperluan tinggal bersama keluarganya, maka lansia tetap harus mendapatkan prioritas menempati lantai bawah. Anak tangga tidak boleh licin, tingginya antara 12,5 cm – 20 cm, lebar sekitar 23 cm, dengan sudut kemiringan 60 derajat. Anak tangga teratas dan terbawah diwarnai dengan warna terang.
b. Perumahan yang Ideal bagi Lansia
Untuk pembangunan komplek perumahan yang ideal bagi para lansia tentunya selain harus memenuhi kriteria rumah yang ramah bagi lansia pada tiap unitnya juga harus berada pada lingkungan yang ramah dan dilengkapi dengan fasilitas pelayanan sosial bagi para lansia.
Usia senja merupakan saat kehidupan ketika gaya hidup yang lebih banyak terisi dengan masa istirahat dan kegiatan pasif lebih banyak dinikmati. Oleh karena itu konsep perumahan bagi lansia harus memperhatikan privacy para lansia. Adanya pemisahan visual dan akustik yang akan menjaga privacy adalah penting para perumahan bagi lansia.
Karena fisik mereka menjadi tidak toleran terhadap hal-hal yang ekstrim, rencana perumahan untuk para lansia harus menyediakan suatu orientasi lingkungan yang tenang, temperature yang nyaman, pergerakan udara yang lembut dan pencahayaan sinar matahari yang tidak menyilaukan.
Dikarenakan oleh kekuatan dan stamina yang terbatas, kemudahan adalah sangat penting untuk para lansia, perlu dipikirkan jarak pasar, toko, atau fasilitas transportasi umum bagi mereka. Selain itu sebuah komplek perumahan bagi para lansia hendaknya dilengkapi dengan beberapa fasilitas khusus untuk memenuhi kebutuhan pelayanan para lansia, seperti : dokter jaga dan perawat, pusat kebugaran, retirement center dan lain-lain. Kiranya perlu penulis sampaikan beberapa kebutuhan para lansia dan fasilitas yang sebaiknya tersedia pada berbagai level palayanan baik di tingkat rumah, masyarakat / komunitas maupun lembaga, sebagaimana dikemukakan oleh Greene (1986), yakni :
· Monitoring Services
· Homemaker
· Home health care
· Nutrition programs
· Legal/protective services
· Senior center
· Community medical services
· Dental services
· Community mental services
· Adul day care
· Respite care
· Hospice care
· Retirement village (life care, services)
· Domiciliary care
· Foster home
· Personal care home
· Goup home
· Congregate care (meals, social services, medical services, houskeeping)
· Intermediate care
· Skilled nursing care
· Mental hospital
· Acute care hospital
KESIMPULAN
- Terlepas masih banyaknya peminat pelayanan panti bagi lansia, tapi pelayanan dalam panti hendaknya menjadi alternatif terakhir apabila upaya yang lain tidak mungkin lagi dilakukan atau diperuntukkan bagi mereka para lansia yang memang dengan keinginannya sendiri untuk tinggal di dalam panti;
- Keluarga merupakan wahana pelayanan terbaik sekaligus hak bagi para lansia untuk menjalani kehidupannya hingga akhir hayatnya. Perhatian dan kasih sayang yang didapatkan para lansia karena adanya kedekatan keluarga dan masyarakat lingkungannya merupakan faktor penting terciptanya kebahagiaan para lansia;
- Pelayanan lansia yang berbasis keluarga dan masyarakat selain harus memperhatikan aspek jasa pelayanan sosial yang menjadi kebutuhan lansia, juga harus memperhatikan aspek fisik tempat tinggal yang ramah bagi lansia, seperti : tata letak, tata ruang, tata pencahayaan, dan peralatan rumah.
No comments:
Post a Comment