multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

Yuk, Menjemur Peralatan Tidur



Manfaat Menjemur Peralatan Tidur


Pernah membantu ayah menjemur bantal, guling, selimut atau bahkan kasur?. Saya pernah. Dari kecil saya sering melihat orang-orang di sekitar saya malakukan aktivitas tersebut. Bapak , Simbah, Bude bahkan kadang saya sering mendapati tetangga pun melakukan.
Yang saya ingat ketika matahari begitu terik menyenggat, bapak atau ibu, dan beberapa tetangga bersibuk ria. Menjemur peralatan tidur, bahkan peralatan mandi seperti handuk. Dulu saya sempat bertanya, mengapa kok sering sekali menjemur peralatan tidur , sambil sesekali di gebukin pake sapu lidi jawaban bapak saya cukup singkat dan padat ” Biar anget dan ga gatel.” Dan terbukti, setiap kali selesai di jemur, saya merasa nyaman dengan kondisi bantal dan guling yang awalnya keras, tiba-tiba menjadi empuk
Kala itu saya hanya mengiyakan tanpa mencari tahu alasan medisnya. Menurut saya kebiasaan menjemur bantal dan guling adalah kebiasaan turun temurun dari nenek moyang.
Hingga beberapa waktu yang lalu, ketika saya bertemu dengan salah teman yang profesi sebagai dokter. Iseng-iseng saya bertanya mengenai kebiasaan menjemur peralatan tidur apakah ada benefitnya dari segi kesehatan.
Dan jawabannya cukup membuat saya agak tertegun. Dia katakan bahwa kebersihan tempat tidur berkaitan dengan penyakit kulit. Penyakit yang berasal dari sebuah parasit.
Nama penyakit yang di timbulkan dari parasit itu adalah scabies (orang awam mengenal sebagai tungau kasur). Skabies biasa di kenal dengan nama Gudikan, adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabei varian hominis (sejenis kutu, tungau), ditandai dengan keluhan gatal, terutama pada malam hari dan ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung melalui alas tempat tidur dan pakaian. Parasit ini sangat gemar hidup di tempat kurang higinies dan lembab. Seperti kasur, handul, karpet, baju dll.
Parasit ini bentuknya mungil bulat lonjong dengan warna putih transparan. Masa hidup di luar kulit bisa bertahan selama 2-3 hari dengan suhu kelembaban kamar 40-80%
Adapun gejala dari gudikan ini di tandai dengan rasa gatal di sela jari, ketiak dan selangkangan bahkan tidak jarang timbul di sekitar kemaluan dan pantat yang di sertai dengan benjolan-benjolan kecil bernanah. Sedangkan pada bayi dan anak-anak dapat mengenai wajah, sela-sela jari kaki dan telapak kaki. Terkadang di sertai infeksi karena akibat garukan yang keras. Rasa gatal makin meningkat ketika malam hari, sehingga cukup membuat terganggu. Hal tersebut karena cara menginfeksi kulit manusia dengan cara membuat semacam terowongan di bawah kulit. Dan pada malam hari mereka sangat aktif bergerak.
Cara cara penularannya parasit ini melalui sentuhan langsung dengan penderita dan hubungan seksual. Nah lo, ternyata bukan hanya penyakit kelamin saja yang menular, ternyata gudikan pun bisa menular melalui aktivitas seksual.
Penularan tidak langsung bisa terjadi melalui bekas tempat duduk penderita atau alas tidur penderita.
Di sarankan bagi penderita untuk melakukan pengobatan berupa pemberantasan kutu Sarcoptes scabiei. Pemberian antibiotika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, kelamin, dll) akibat garukan.
Hal yang di sarankan dalam penanggulangan parasit Scabiei
1.  Segera temui staff medis terdekat, agar segera di beri pengobatan
2. Mencuci semua baju dan peralatan tidur (sprei, sarung bantal dan guling serta selimut) bekas penderita dengan air panas.
3. Menjaga kebersihan badan dengan mandi secara teratur.
4. Apabila ada yang sakit Skabies (gudik), periksakan semua anggota keluarga yang kontak dengan penderita. Jika ternyata menderita skabies, obati semuanya secara serempak agar tidak terjadi penularan ulang.
Semoga bermanfaat.
Mencegah lebih baik daripada mengobati.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive