Aplikasi North American Nursing Diagnosis Association (NANDA), Nursing Interventions Classification (NIC) dan Nursing Outcomes Classification (NOC) sangat diperlukan bagi perawat di Indonesia dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena sampai saat ini masih sering terjadi pandangan yang berbeda antar perawat dalam menentukan diagnosa dan rencana tindakan. Dan jika diagnosa keperawatannya tidak tepat dapat dipastikan intervensinya juga akan tidak sesuai dengan kebutuhan pasien, ketidaktepatan dalam membuat rencana tidakan keperawatan dapat mengakibatkan kualitas asuhan keperawatan menurun dengan kata lain tidak berkualitas.
Berdasarkan analisis penulis, seorang perawat dapat menerapkan NANDA NIC dan NOCdalam asuhan keperawatan harus menguasai : pertamakonsep dasar link NANDA, NOC dan NIC, kedua pemetaan konsep dari penyakit yang dirawatnya ( dapat dilihat dari artikel sebelumnya tentang pemetaan konsep) atau lebih dikenal dengan patofisiologi penyakit tetapi pemetaan konsep lebih aplikasi karena berdasarkan kasus klinik.
Pemetaan konsep ini akan menjadi dasar atau pertimbangan klinik seorang perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA , setelah didapatkan diagnosa yang tepat (sudah dicek dari definisi, karakteristik dan factor yang berhubungan ) maka akan dilanjutkan pada NOC dan untuk menentukan NOC yang tepat maka perawat harus berdasarkan pertimbangan klinik yang tepat dengan kata lain lihat dari pemetaan konsepnya. Setelah didapat NOC yang tepat dilanjutkan pada NIC dan untuk memilih intervensi yang tepat perawat harus kembali lagi berdasarkan pemetaan konsep yang telah dibuat sehingga rencana tindakan yang dibuat berdasarkan petimbangan klinis yang baik dan tentunya akan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dapat disimpulkan bahwa untuk mampu menerapkan asuhan keperawatan berdasarkan NANDA NIC dan NOC wajib menguasai pemetaan konsep dari penyakit yang akan dirawat, ketidak mampuan dalam membuat pemetaan konsep untuk beberapa kalangan bahwa NANDA, NOC dan NIC dirasakan bingung dan bahkan tidak berarti untuk askep. Jika perawat berhasil membuat askep pada suatu kasus secara komprehensif berdasarkan NANDA, NOC dan NIC, ini akan menjadi modal dasar dalam merawat pasien dengan kasus yang serupa selanjutnya dan askep yang dirumuskan juga dapat dikaji lagi untuk dijadikan standar asuhan . Dan dijamin perawat tidak akan bingung lagi membuat diagnosa, membuat intervensi karena presisi dari diagnosa dan intervensinya sangat baik. Selain itu dua syarat diatas ada syarat lain yang dikalah penting yaitu perawat harus mengerti bahasa Inggris bagi yang menggunakan NANDA NIC dan NOC yang berbahasa Inggris , banyak referensinya yang terup-date (termasuk jurnal) dan pengalaman klinik tidak hanya teori saja.
Selamat berkarya membuat askep berdasarkan NANDA ,NOC dan NIC untuk setiap kasus dan terus di review dan dikaji karena ilmu tetang penanganan penyakit terus berkembang, dan NANDA ,NOC dan NIC juga bersifat dinamis. Sehingga kedepan perawat Indonesia mahir dalam membuat pertimbangan klinis selama merawat pasien. Dan kita akan lebih diakui oleh profesi lain jika kita menguasai peran independen kita yaitu proses keperawatan bukan terjebak dengan fungsi interdependen (kolaborasi).
Berdasarkan analisis penulis, seorang perawat dapat menerapkan NANDA NIC dan NOCdalam asuhan keperawatan harus menguasai : pertamakonsep dasar link NANDA, NOC dan NIC, kedua pemetaan konsep dari penyakit yang dirawatnya ( dapat dilihat dari artikel sebelumnya tentang pemetaan konsep) atau lebih dikenal dengan patofisiologi penyakit tetapi pemetaan konsep lebih aplikasi karena berdasarkan kasus klinik.
Pemetaan konsep ini akan menjadi dasar atau pertimbangan klinik seorang perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA , setelah didapatkan diagnosa yang tepat (sudah dicek dari definisi, karakteristik dan factor yang berhubungan ) maka akan dilanjutkan pada NOC dan untuk menentukan NOC yang tepat maka perawat harus berdasarkan pertimbangan klinik yang tepat dengan kata lain lihat dari pemetaan konsepnya. Setelah didapat NOC yang tepat dilanjutkan pada NIC dan untuk memilih intervensi yang tepat perawat harus kembali lagi berdasarkan pemetaan konsep yang telah dibuat sehingga rencana tindakan yang dibuat berdasarkan petimbangan klinis yang baik dan tentunya akan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dapat disimpulkan bahwa untuk mampu menerapkan asuhan keperawatan berdasarkan NANDA NIC dan NOC wajib menguasai pemetaan konsep dari penyakit yang akan dirawat, ketidak mampuan dalam membuat pemetaan konsep untuk beberapa kalangan bahwa NANDA, NOC dan NIC dirasakan bingung dan bahkan tidak berarti untuk askep. Jika perawat berhasil membuat askep pada suatu kasus secara komprehensif berdasarkan NANDA, NOC dan NIC, ini akan menjadi modal dasar dalam merawat pasien dengan kasus yang serupa selanjutnya dan askep yang dirumuskan juga dapat dikaji lagi untuk dijadikan standar asuhan . Dan dijamin perawat tidak akan bingung lagi membuat diagnosa, membuat intervensi karena presisi dari diagnosa dan intervensinya sangat baik. Selain itu dua syarat diatas ada syarat lain yang dikalah penting yaitu perawat harus mengerti bahasa Inggris bagi yang menggunakan NANDA NIC dan NOC yang berbahasa Inggris , banyak referensinya yang terup-date (termasuk jurnal) dan pengalaman klinik tidak hanya teori saja.
Selamat berkarya membuat askep berdasarkan NANDA ,NOC dan NIC untuk setiap kasus dan terus di review dan dikaji karena ilmu tetang penanganan penyakit terus berkembang, dan NANDA ,NOC dan NIC juga bersifat dinamis. Sehingga kedepan perawat Indonesia mahir dalam membuat pertimbangan klinis selama merawat pasien. Dan kita akan lebih diakui oleh profesi lain jika kita menguasai peran independen kita yaitu proses keperawatan bukan terjebak dengan fungsi interdependen (kolaborasi).
Referensi :
http://pademen.blogspot.com/2009/06/penguasaan-patofisiologi-syarat-mutlak.html
No comments:
Post a Comment