Anoreksia |
Penelitian yang dilakukan di Exeter University ini melibatkan sejumlah pasien anoreksia dari berbagai rentang usia termasuk anak-anak yang masih berusia 8 tahun. Tidak hanya mengamati pola makan, para ilmuwan juga memindai otak para pasien dengan teknologi mutakhir.
"Kami meyakini adanya masalah dalam perkembangan otak di usia dini bisa membuat pasien rentan mengalami anoreksia," kata Dr ian Frampton, seorang psikolog yang terlibat dalam penelitian tersebut, seperti dikutip dari Indiavision, Senin (23/4/2012).
Anoreksia bisa terjadi karena gangguan pada otak. Hasil pemindaian tersebut menunjukkan, 30 persen pasien yang memiliki gangguan pola makan ini juga mempunyai kelainan otak di bagian insula. Bagian ini dikenal sebagai pusat pengaturan nafsu makan, kegelisahan dan juga persepsi tentang citra diri.
Kelainan tersebut diyakini turut mempengaruhi persepsi pasien, bahwa tubuh ideal dan menarik selalu dicitrakan dengan perawakan kurus. Diyakini, kelainan pada bagian ini juga berhubungan dengan berbagai gangguan kejiwaan lainnya seperti depresi dan gangguan bipolar.
Adanya kelainan pada otak yang selama ini terabaikan diyakini juga membuat terapi untuk pasien anoreksia sering gagal. Diperkirakan 40 persen pasien anoreksia yang menjalani terapi untuk memulihkan nafsu makan, gagal di tahun-tahun berikutnya karena gangguan ini sering kambuh.
"Mereka cenderung gagal karena ada yang tidak beres di otaknya. Anda tidak bisa mengobatinya dengan mudah karena ada kelainan yang aktif di otaknya," kata Dr Frampton.
Seseorang dikatakan mengalami anoreksia jika berat badannya sangat kurang, kira-kira 15 persen lebih rendah dari yang seharusnya. Gangguan yang juga dicirikan tidak adanya nafsu makan ini banyak menyerang remaja putri, terutama yang sangat terobsesi untuk kurus - Anoreksia Bisa Terjadi Karena Gangguan Pada Otak.
No comments:
Post a Comment