TEMPO Interaktif, Serang: Lebih baik umat muslim memperhatikan warga miskin serta memperbaiki sarana ibadah dan pendidikan yang rusak, ketimbang pergi haji dan umrah berkali-kali. Ada kecenderungan umat Islam ingin berhaji berulang kali, sementara di sekitar tempat tinggalnya banyak masalah kehidupan yang perlu segera diatasi.
"Umat muslim saat ini tidak mencontoh Nabi Muhammad yang hanya satu kali berhaji walaupun ada kesempatan berkali-kali. Padahal, lebih baik memperhatikan kemiskinan daripada berkali-kali naik haji," kata Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Banten, H. A.M. Romli dalam ceramah Salat Idul Adha 1429 H di alun-alun Kota Serang, Banten.
Menurut Romli, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan salah satu lembaga pemerintahan Arab Saudi, setiap tahunnya tidak kurang dari US$ 5 miliar, jika dirupiahkan serata Rp 55 triliun uang yang dikeluarkan oleh umat muslim diseluruh dunia. Berdasarkan data Organisasi Pangan Dunia (FAO), masih ada sekitar 830 juta orang Islam yang sangat miskin dan membutuhkan bantuan.
Dana untuk penyelenggaraan ibdah haji, kata Romli, akan sangat bermanfaat jika diberikan untuk membantu sesama muslim yang miskin, membangun sarana pendidikan yang rusak, membangun sarana ibadah, pondok pesantren dan lainnya. "Ketimbang dipakai membiayai berkali-kali berangkat ibadah haji."
Ia menjelaskan, minat masyarakat Indonesia menunaikan ibadah haji setiap tahun terus meningkat. Salah satu contohnya di Provinsi Banten pada 2006 masih tersisa kuota sekitar 300 orang, termasuk tambahan kuota 1.000 orang. Pada 2007 meningkat, bahkan sudah melebihi kuota dan baru bisa berangkat pada 2009.
Romli mengajak umat Islam membangun keshalehan individu demi terciptanya kesalehan sosial. Caranya, cukup sekali berhaji. Apabila ada dana berlebih, tidak untuk pergi haji lagi melainkan untuk disalurkan kepada sesama yang membutuhkan bantuan. Mencontohlah Nabi Muhammad yang hanya satu kali ibadah haji meskipun mempunyai kesempatan berkali-kali selama hidupnya.
"Umat muslim saat ini tidak mencontoh Nabi Muhammad yang hanya satu kali berhaji walaupun ada kesempatan berkali-kali. Padahal, lebih baik memperhatikan kemiskinan daripada berkali-kali naik haji," kata Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Banten, H. A.M. Romli dalam ceramah Salat Idul Adha 1429 H di alun-alun Kota Serang, Banten.
Menurut Romli, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan salah satu lembaga pemerintahan Arab Saudi, setiap tahunnya tidak kurang dari US$ 5 miliar, jika dirupiahkan serata Rp 55 triliun uang yang dikeluarkan oleh umat muslim diseluruh dunia. Berdasarkan data Organisasi Pangan Dunia (FAO), masih ada sekitar 830 juta orang Islam yang sangat miskin dan membutuhkan bantuan.
Dana untuk penyelenggaraan ibdah haji, kata Romli, akan sangat bermanfaat jika diberikan untuk membantu sesama muslim yang miskin, membangun sarana pendidikan yang rusak, membangun sarana ibadah, pondok pesantren dan lainnya. "Ketimbang dipakai membiayai berkali-kali berangkat ibadah haji."
Ia menjelaskan, minat masyarakat Indonesia menunaikan ibadah haji setiap tahun terus meningkat. Salah satu contohnya di Provinsi Banten pada 2006 masih tersisa kuota sekitar 300 orang, termasuk tambahan kuota 1.000 orang. Pada 2007 meningkat, bahkan sudah melebihi kuota dan baru bisa berangkat pada 2009.
Romli mengajak umat Islam membangun keshalehan individu demi terciptanya kesalehan sosial. Caranya, cukup sekali berhaji. Apabila ada dana berlebih, tidak untuk pergi haji lagi melainkan untuk disalurkan kepada sesama yang membutuhkan bantuan. Mencontohlah Nabi Muhammad yang hanya satu kali ibadah haji meskipun mempunyai kesempatan berkali-kali selama hidupnya.
No comments:
Post a Comment