multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

PRE-PLANNING PENYULUHAN GIZI KURANG PADA ANAK


A.    TUJUAN
1.       Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 15 menit, diharapkan Ibu yang mempunyai bayi dan balita akan dapat : mengaplikasikan informasi tentang gizi kurang pada anak.

2.       Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit, Ibu yang mempunyai bayi dan balita akan mampu : menjelaskan tentang konsep gizi kurang pada anak.

B.     POKOK BAHASAN

GIZI KURANG PADA ANAK

C.    SUB POKOK BAHASAN

a.       Pengertian gizi kurang
b.       Pembagian gizi kurang (KEP)
-    Marasmus
-    Kwashiorkor
c.       Penyebab, tanda dan gejala gizi kurang pada anak
-    Marasmus
-    Kwashiorkor
d.      Penatalaksanaan marasmus dan kwashiorkor
e.       Faktor resiko yang mempengaruhi status gizi anak
f.                 Anjuran untuk orang tua

D.    SASARAN

Sasaran penyuluhan adalah Ibu-ibu Perwiritan di Lingkungan XIV Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.

E.     METODE

1.  Ceramah
2.  Diskusi

F.     WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN

a. Hari/ Tanggal           : Jum’at/ 2 September 2005
b. Waktu                     : 15.00 – 15.30 Wib.
c. Tempat                    : Anggota Perwiritan lingkungan XIV Kelurahan Harjosari  II Kecamatan Medan Amplas. 
                                     

G.    MEDIA PENYULUHAN

  1. Leaflet
  2. Poster

H.    PELAKSANAAN KEGIATAN

No.
Kegiatan
Penyuluh
Peserta
Waktu
1.
PEMBUKAAN
-    Memberi salam dan perkenalan
-    Menjelaskan tujuan, manfaat dan cakupan materi
-       Menjawab salam

-       Mendengarkan dan memperhatikan
3 menit
2
KEGIATAN INTI
-    Menjelaskan pengertian gizi kurang
-    Menjelaskan pembagian gizi kurang (marasmus dan kwashiorkor)
-    Menjelaskan tanda dan gejala gizi kurang pada anak (marasmus dan kwashiorkor)
-    Menjelaskan penatalaksanaan gizi kurang pada anak dan anjuran pada orang tua
-    Memberikan kesempatan untuk bertanya jika ada yang kurang jelas
-       Mendengarkan dan memperhatikan
-       Memperhatikan dan menyimak.


-       Mendengarkan dan memperhatikan


-       Mendengarkan dan memperhatikan


-       Bertanya jika ada yang tidak jelas.


9 menit
3.
PENUTUP
-    Mengevaluasi pengetahuan ibu tentang materi yang disampaikan dengan memberi pertanyaan
-    Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
-    Memberi salam
-       Menjawab pertanyaan



-       Mendengarkan dan memperhatikan

-       Menjawab salam
3 menit







I.       PENGORGANISASIAN
Penyuluh               : Lidya, S.Kep
Fasilitator              : Heike C, S.Kep
                                Junaina R, S.Kep
                                Nurmaningsih, S.Kep
                                Suprayogi, S.Kep

J.      EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
-          Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan
-          Media dan alat memadai
-          Setting sesuai dengan kegiatan
b. Evaluasi Proses
-     Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan
-     Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses   penyuluhan
-     Seluruh mahasiswa berperan aktif selama proses penyuluhan
c. Evaluasi Hasil
Lisan :
Setelah mengikuti penyuluhan maka peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi.

K.    REFERENSI


Nelson (2000), Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakarta : EGC

Suhardjo (1992). Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Jakarta : Kanisius

Supartini.Y. (2002). Buku Ajar : Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC


MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

TENTANG GIZI KURANG PADA ANAK


Gizi yang baik adalah salah satu unsur penting untuk mewujudkan manusia yang berkualitas. Pemenuhan gizi anak harus diperhatikan sedini mungkin yaitu sejak mereka masih dalam kandungan melalui makanan ibu hamil.  Kebiasaan makan sudah dimulai sejak dari masa kanak-kanak.
Gizi adalah suatu zat yang berguna dan dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan.
            Penyakit defisiensi gizi timbul bila energi dan zat gizi lain tidak dikonsumsi dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan dan untuk fungsi lainnya.  Kurang Energi Protein (KEP) merupakan hal yang paling umum dijumpai di dunia dan perkiraan sekitar 100 juta anak-anak menderita gizi kurang pada tingkat sedang dan berat.  Keadaan kurang energi protein disebabkan oleh masukan atau intake energi dan protein yang sangat kurang dalam waktu yang sangat lama.  Keadaan ini akan lebih cepat terjadi bila anak mengalami diare atau infeksi penyakit lainnya. 
            KEP terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1.  Marasmus yaitu anak jatuh dalam keadaan malnutrisi (kurang kalori dan protein).  Marasmus baisanya diderita oleh anak umur kurang dari satu tahun.  Anak yang demikian pertumbuhannya sangat terhambat dan apabila diukur dari berat badan menurut umurnya maka anak akan berada dibawah 60% daripada standar.
            Penyebab :
a.       Ketidakseimbangan konsumsi zat gizi dalam makanan.
b.      Penyakit infeksi misalnya; pada saluran pencernaan (cacingan)
c.       Kelainan metabolik atau malformasi kongenital
d.      Kebiasaan makan yang tidak tepat
Tanda dan gejala :
o   Anak cengeng, rewel dan tidak bergairah.
o   Diare atau konstipasi
o   Jaringan lemak tidak kelihatan atau turgor kulit jelek
o   Wajah seperti orang tua
o   Vena superfisialis mencolok
o   Mata besar dan dalam
o   Akral dingin
o   Suhu badan dibawah normal
o   Denyut nadi lambat
2.  Kwashiorkor adalah suatu keadaan dimana anak menderita malnutrisi protein.  Umumnya anak yang mengalami kwashiorkor berumur antara 1-3 tahun. 
            Penyebab :
a.       Kekurangan protein dalam makanan
b.      Gangguan penyerapan protein misalnya pada anak dengan diare kronis.
c.       Kehilangan protein secara tidak normal (misalnya anak dengan proteinuria)
d.      Infeksi
e.       Perdarahan hebat
Tanda dan gejala :
o   Anak cengeng
o   Letargi (lemah)
o   Apatis
o   Edema (karena hipoalbuminemia).  Pemeriksaan dengan cara menekan kaki yang bengkak dengan ibu jari.  Apabila bagian yang ditekan itu tidak cepat kembali, maka ini adalah suatu pertand adanya edema.
o   Moon face
o   Diare disebabkan mukosa rusak karena protein tidak ada
o   Rambut mudah rontok, rambutnya seperti rambut jagung (dispigmentasi)
o   Kulit kering dan mudah terinfeksi
o   Anemia karena kurang protein
o   Tidak punya nafsu makan dan sulit untuk diberi makan.

Penatalaksanaan Marasmus dan Kwashiorkor :
  1. Berikan anak makanan tinggi kalori dan protein secara bertahap, baik dalam bentuk maupun jumlah (mengandung protein 3-5 gram/ kgBB/hari).  Kalori 100-175 kal/kgBB/hari
  2. Observasi pemasukan dan pengeluaran anak.
  3. Jaga kebersihan anak dan lingkungan
  4. Bawa anak ke rumah sakit secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
  
Anak-anak yang mengalami resiko gizi kurang
            Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi status gizi anak :
q  Berat bayi lahir rendah
q  Kembar
q  Banyak anak dalam keluarga
q  Jarak kelahiran yang pendek
q  Pertumbuhan yang lambat pada umur muda
q  Penyapihan dini
q  Pemberian makanan tambahan terlalu dini atau terlalu telat
q  Sering terkena infeksi
q  Kurang pengetahuan keluarga
q  Kemiskinan

ANJURAN BUAT ORANG TUA :
* Berikan ASI selama 2 tahun
* Berikan ASI ekslusif selama 6 bulan
* Berikan makanan tambahan sesuai umur bayi/ balita anda
* Berikan makanan dengan gizi yang seimbang
* Timbang berat badan anak anda secara teratur

 

DAFTAR PUSTAKA


Nelson (2000), Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakarta : EGC

Suhardjo (1992). Pemberian makanan pada bayi dan anak. Jakarta : Kanisius

Supartini.Y. (2002). Buku Ajar : Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : EGC

Soekirman. (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan masyarakat. Jakarta  : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Saccharin.R.M (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2.Jakarta : EGC

Pusdiknakes Dep.Kes RI (1993), Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta

Http : www.namabayi.com/mitra_bayi_Gizi2.htm.


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive