PENDAHULUAN
Kanker adalah istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan maligna dalam setiap bagian tubuh, pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit, dan berkembang dengan mengorbankan manusia sebagai hospesnya (Hinchliff, 1999).
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uteri, dan merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita oleh wanita.
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel neoplastik terdapat pada seluruh lapisan epitel serviks uteri (Price dan Wilson, 1995).
Kanker serviks merupakan keganasan tersering kedua dari traktus reproduksi wanita. Umumnya paling banyak ditemukan pada usia 31-60 tahun. Penyebaran kanker ini dapat secara perkontinuatum, melalui pembuluh limfe atau melalui pembuluh darah.
Epidemiologis :
· Kanker serviks uterus merupakan kanker ginekologi terbanyak (70%-75%)
· Kanker serviks kurang lebih 26% kanker pada wanita
· Satu dari 63 bayi wanita yang lahir akan menjadi kanker serviks
· Sembilan persen penderita kanker serviks berusia kurang dari 35 tahun
· Hanya 53% kanker in situ terjadi pada usia kurang dari 35 tahun
· Survival rate akan lebih baik pada penderita kurang dari 45 tahun
ETIOLOGI
Penyebab pasti kanker serviks belum diketahui, namun diduga karena :
· Sperma yang mengandung komplemen histone
· Semen alkalis
· Mikoplasma
· Klamidia
· Herpes simplex tipe 2
· Human Papiloma Virus (HPV)
Faktor resiko kanker serviks adalah :
· Kawin pada usia kurang dari 20 tahun
· Prostitusi (berganti-ganti pasangan seksual)
· Sosial ekonomi rendah
· Multiparitas
· Kehamilan usia muda
· Tidak sirkumsisi
· Laserasi post partum
· Penyakit menular seksual
· Penyakit kronik serviks yang tidak diobati
· Wanita perokok (4-13 kali lebih besar dari yang bukan perokok)
PATOFISIOLOGI
Kanker serviks timbul di batas antara epitel yang melapisi ektoservik (portio) dan endoserviks yang disebut sebagai Squamo-Columnas Junction (SCJ). Pada wanita muda, SCJ berada di luar osteum uteri eksterna sedang pada wanita berumur 35 tahun SCJ ini berada di kanalis serviks. Tumor dapat tumbuh :
1. Eksofilik
Mulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai masa poliferatif yang mengalami infeksii sekunder dan nekrosis.
2. Endofilik
Mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.
3. Ulseratif
Mulai dari SCJ daan cenderung merusak jaringan serviks dengan melibatkan awal pornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
Serviks yang normal secara alamiah mengalami proses metaplasia. Dengan masuknya mutagen, proses tersebut dapat berkembang ke arah displasia. Tingkatan displasia :
1. Ringan (NIS I) : kelainan epitel terbatas pada lapisan basal
2. Sedang (NIS II) : lesi epitel lebih dari setengah bagian
3. Berat (NIS III) : seluruh lapisan epitel terkena
Perubahan displasia dapat terjadi karena trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus/bakteri, dan gangguan keseimbangan hormon.
Kanker serviks dapat menyebar melalui tiga cara, yaitu :
1. Perkontinuatum ke alat-alat tubuh sekitarnya
Dari serviks ke ostium uteri internum kemudian ke segmen bawah uterus dan mengenai dinding fundus. Menyebar ke kandung kemih, vagina, dan rektum.
2. Limfogen
Ke kelenjar paraservikalis, hipogastrika dan iliaka eksterna
3. Hematogen
Tumor metastasis ke alat-alat tubuh yang jauh, paru-paru, hati sumsum tulang dan lain-lain.
KLASIFIKASI
· Stadium 0
Kanker in situ atau kanker epitelial, membrana basalis masih utuh.
· Stadium I
I : proses terbatas pada serviks
I a : membrana basalis sudah rusak dan sel tumor ganas sudah memasuki stroma, tetapi tidak melebihi 1 mm dan sel tumor tidak terdapat pada pembuluh limfe atau pembuluh darah
I b occ : secara klinis tumor ini belum tampak sebagai kanker tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi stadium I a
I b : secara klinis sudah diduga adanya tumor ganas dan secara histologi terdapat invasi ke stroma
· Stadium II
Proses sudah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 bagian atas vagina dan atau ke paramentrium tetapi tidak sampai pada dinding panggul.
II a : penyebaran ke vagina, paramentrium masih bebas dari proses
II b : penyebaran ke paramentrium
· Stadium III
Penyebaran telah terjadi ke 1/3 distal vagina atau ke paramentrium sampai ke dinding panggul.
III a : penyebaran ke vagina, proses di paramentrium tidak menjadi persoalan asal tidak sampai ke dinding panggul
III b : penyebaran ke paramentrium sampai dinding panggul atau proses pada stadium 1 dan 2 tetapi telah disertai gangguan fungsi ginjal.
· Stadium IV
Tumor telah mencapai mukosa rektum atau kandung kencing atau telah terjadi metastasis ke luar panggul kecil atau ke tempat jauh.
IV a : proses sudah keluar dari panggul kecil atau sudah sampai mukosa rektum atau kandung kencing.
IV b : telah terjadi penyebaran jauh seperti tulang, paru, hepar
MANIFESTASI KLINIS
· Perdarahan abnormal per vaginal
Terjadi perdarahan di antara dua masa haid, baik sesudah koitus maupun tidak, perdarahan lebih dari satu tahun sesudah menopause dan keluar lendir bercampur darah serta polymenorhea. Perdarahan awal bertambah jumlah dan durasinya sejalan dengan progresivitas kanker dan merupakan indikasi bahwa proses penyakit sudah menyerang limfe.
· Vaginal discgarge
Keputihan yang tidak gatal dan berbau busuk.
· Keluhan rasa nyeri
Umumnya merupakan gejala lanjut dan biasanya berupa rasa nyeri samaran pada perut bagin bawah.
· Gangguan defekasi, miksi, iritasi bladder serta adanya fistula jika pengikisan maligna menembus dinding pembatas organ
PEMERIKSAAN PENUNJANG
· Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembengkakan kelenjar limfe supraklavikuler dan pembesaran hepar
· Pada pemeriksaan spekulum didapatkan lapisan-lapisan besar selaput lendir mudah lepas dan mudah berdarah waktu disuap spatel
· Adanya warna kemerahan di sekitar ostium eksternum servikalis uteri
· Pap smear
· Biopsi, ditemukan adanya displasia, neoplasia intraepitel (CIN) atau lesi intra epitel skuamoa tingkat tinggi (HGSIL)
PENATALAKSANAAN
· Pada stadium 0 dilakukan elektrokoagulasi, cryosurgery, konisasi portro atau penggunaan sinar laser, jika penderita masih muda dan masih ingin menambah anak. Pada usia tua atau penambahan anak tidak diinginkan lagi, sebaiknya dilakukan histerektomi total untuk menghindari kekambuhan. Pada kasus tertentu (kontraindikasi untuk melakukan operaasi) aplikasi radium dilakukan tanpa penyinaran luar.
· Pada tingkat klinik I a dilakukan histerektomi total yang diperluas
· Pada tingkat I b occ, I b, II b awal dilakukan operasi radikal (histerektomi raadikal dan limfaolenektomi kelenjar-kelenjar regional) atau penyinaran
· Pada stadium III dan IV, operasi tidak mungkin lagi dilakukan. Pada stadium III dilakukan penyinaran luar sebanyak 2000 rads ke seluruh panggul selanjutnya dilakukan penyinaran luar lagi sebanyak 3000 rads ke paramentrium.
· Pada stadium IV a, penyinaran bersifat paliatif dan dapat dilakukan kemoterapi.
· Pada stadium IV b dilakukan kemoterapi sedangkan penyinaran ke panggul dapat dipertimbangkan.
PROGNOSIS
Angka kelangsungan hidup penderita selama lima tahun adalah stadium 0 100%, stadium I 85-95%, stadium II 70-75%, stadium III 35%, stadium IV 10%.
Faktor-faktor yang menentukan prognosis adalah :
· Umur penderita
· Keadaan umum penderita
· Stadium penyakit
· Ciri-ciri histologik sel tumor
· Kemampuan ahli atau tim ahli yang menanganinya
· Sarana pengobatan yang tersedia
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan | Tujuan | Intervensi | |||||||
Risiko Infeksi b.d imunosupresif,prosedur invasive | Setelah dilakuakan asuhan keperawatan selama 5 X 24jam pasien dapat memperoleh 1.Pengetahuan:Kontrol infeksi Indikator: - Menerangkan cara-cara penyebaran infeksi - Menerangkan factor-faktor yang berkontribusi dengan penyebaran - Menjelaskan tanda-tanda dan gejala - Menjelaskan aktivitas yang dapat meningkatkan resistensi terhadap infeksi Keterangan: 1 : tidak pernah 2 : terbatas 3 : sedang 4 : sering 5 : selalu 2.Status Nutrisi - Asupan nutrisi - Asupan makanan dan cairan - Energi - Masa tubuh - Berat badan Keterangan: 1 : sangat bermasalah 2 : bermasalah 3 : sedang 4 : sedikit bermasalah 5 : tidak bemasalah | Kontrol Infeksi - Bersikan lingkungan setelah digunakan oleh pasien - Ganti peralatan pasien setiap selesai tindakan - Batasi jumlah pengunjung - Ajarkan cuci tangan untuk menjaga kesehatan individu - Anjurkan pasien untuk cuci tangan dengan tepat - Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan - Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan setelah meninggalkan ruangan pasien - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien - Lakukan universal precautions - Gunakan sarung tangan steril - Lakukan perawatan aseptic pada semua jalur IV - Lakukan teknik perawatan luka yang tepat - Ajarkan pasien untuk pengambilan urin porsi tengah - Tingkatkan asupan nutrisi - Anjurkan asupan cairan yang cukup - Anjurkan istirahat - Berikan terapi antibiotik - Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala dari infeksi - Ajarkan pasien dan anggota keluarga bagaimana mencegah infeksi | |||||||
Kurang pengetahuan tentang program penggobatan dan tindakan preventif | 1. Pengetahuan : proses penyakit - Mengenal nama penyakit - Deskripsi proses penyakit - Deskripsi faktor penyebab atau faktor pencetus - Deskripsi tanda dan gejala - Deskripsi cara meminimalkan perkembangan penyakit - Deskripsi komplikasi penyakit - Deskripsi tanda dan gejala komplikasi penyakit - Deskripsi cara mencegah komplikasi Skala : 1 : tidak ada 2 : sedikit 3 : sedang 4 : luas 5 : lengkap 2. Pengetahuan : prosedur perawatan - Deskripsi prosedur perawatan - Penjelasan tujuan perawatan - Deskripsi langkah-langkah prosedur - Deskripsi adanya pembatasan sehubungan dengan prosedur - Deskripsi alat-alat perawatan Skala : 1 : tidak ada 2 : sedikit 3 : sedang 4 : luas 5 : lengkap | 1. Pembelajaran : proses penyakit - Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit - Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana kaitannya dengan anatomi dan fisiologi tubuh - Deskripsikan tanda dan gejala umum penyakit - Identifikasi kemingkinan penyebab - Berikan informasi tentang kondisi klien - Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan diagnostik - Diskusikan tentang pilihan terapi - Instruksikan klien untuk melaporkan tanda dan gejala kepada petugas 2. Pembelajaran : prosedur/perawatan - Informasikan klien waktu pelaksanaan prosedur/perawatan - Informasikan klien lama waktu pelaksanaan prosedur/perawatan - Kaji pengalaman klien dan tingkat pengetahuan klien tentang prosedur yang akan dilakukan - Jelaskan tujuan prosedur/perawatan - Instruksikan klien utnuk berpartisipasi selama prosedur/perawatan - Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan setelah prosedur/perawatan - Instruksikan klien menggunakan tehnik koping untuk mengontrol beberapa aspek selama prosedur/perawatan (relaksasi da imagery) | |||||||
Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri fisik | NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5X24jam pasien mampu untuk Mengontrol nyeri dengan indikator: - Mengenal factor-faktor penyebab nyeri - Mengenal onset nyeri - Melakukan tindakan pertolongan non-analgetik - Menggunakan analgetik - Melaporkan gejala-gejala kepada tim kesehatan - Mengontrol nyeri Keterangan: 1 = tidak pernah dilakukan 2 = jarang dilakukan 3 =kadang-kadang dilakukan 4 =sering dilakukan 5 = selalu dilakukan pasien Menunjukan tingkat nyeri Indikator: - Melaporkan nyeri - Melaporkan frekuensi nyeri - Melaporkan lamanya episode nyeri - Mengekspresi nyeri: wajah - Menunjukan posisi melindungi tubuh - kegelisahan - perubahan respirasi rate - perubahan Heart Rate - Perubahan tekanan Darah - Perubahan ukuran Pupil - Perspirasi - Kehilangan nafsu makan Keterangan: 1 : Berat 2 : Agak berat 3 : Sedang 4 : Sedikit 5 : Tidak ada | Manajemen Nyeri - Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi - observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif - Berikan analgetik sesuai dengan anjuran - Gunakan komunikiasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri - Kaji latar belakang budaya pasien - Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup: pola tidur, nafsu makan, aktifitas kognisi, mood, relationship, pekerjaan, tanggungjawab peran - Kaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga dengan nyeri kronis - Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan - Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga - Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan pencegahan - kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (seperti: temperatur ruangan, penyinaran, dll) - Anjurkan pasien untuk memonitor sendiri nyeri - Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (seperti: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massase) - Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri - Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon pasien - Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup - Anjurkan pasien untuk berdiskusi tentang pengalaman nyeri secara tepat - Beritahu dokter jika tindakan tidak berhasil atau terjadi keluhan - Informasikan kepada tim kesehatan lainnya/anggota keluarga saat tindakan nonfarmakologi dilakukan, untuk pendekatan preventif - Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri Pemberian Analgetik- Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas,dan keparahan sebelum pengobatan - Berikan obat dengan prinsip 5 benar - Cek riwayat alergi obat - Libatkan pasien dalam pemilhan analgetik yang akan digunakan - Pilih analgetik secara tepat /kombinasi lebih dari satu analgetik jika telah diresepkan - Tentukan pilihan analgetik (narkotik, non narkotik, NSAID) berdasarkan tipe dan keparahan nyeri - Monitor tanda-tanda vital, sebelum dan sesuadah pemberian analgetik - Monitor reaksi obat dan efeksamping obat - Dokumentasikan respon setelah pemberian analgetik dan efek sampingnya - Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek analgetik (konstipasi/iritasi lambung) | |||||||
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan dan perubahan perkembangan penyakit | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 24 jam, klien mampu : Meningkatkan citra tubuh, indikator : - Penerimaan diri secara verbal - Mempertahankan kontak mata - Komunikasi terbuka - Perhatian terhadap orang lain - Tingkat kepercayaan diri Skala : 1 : Tidak pernah berfikir positif 2 : Jarang berfikir positif 3 : Kadang berfikir positif 4 : Sering berfikir positif 5 : Selalu berfikir positif | Peningkatan citra tubuh - Kaji citra tubuh klien dengan cara menanyakan bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai - Bantu klien untuk mendiskusikan perubahan tubuh akibta penyakit - Bantu klien untuk mendiskusikan fungsi tubuh yang terganggu - Kaji perasaan klien ketika berinteraksi dengan orang lain - Kaji persepsi klien dan keluarga tentang perubahan tubuh yang terjadi - Identifikasi strategi koping yang digunakan - Kaji apakah perubahan gambaran diri mempengaruhi hubungan sosial klien - Bantu klien mengidentifikasi bagian tubuh lain yang bernilai positif - Identifikasi dukungan sosial yang dimiliki klien | |||||||
Cemas b.d krisis situasional, ancaman terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan | NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2X24 jam, pasien mampu mengontrol cemas dengan indikator: - Memonitor intensitas cemas - Menghilangkan penyebab cemas - Menurunkan stimulus lingkungan ketika cemas - Mencari informasi untuk menurunkan cemas - Menggunakan strategi koping yang efektif - Melaporkan kepada perawat penurunan lama cemas - Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas - Mempertrahankan hubungan sosial - Mempertahankan konsentrasi - Melaporkan kepada perawat tidur cukup - Melaporkan kepada perawat bahwa cemas tidak mempengatruhi keadaan fisik - Tidak adanya tingkah laku yang menunjukan cemas Keterangan: 1 = tidak pernah dilakukan 2 = jarang 3 = kadang-kadang 4 = sering 5 = selalu dilkakukan | Menurunkan cemas: - Tenangkan pasien - Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada pasien dan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan - Berusaha memahami keadaan pasien - Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan tindakan - Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan - Dorong pasien untuk menyampaikan tentang isi perasaannya - Kaji tingkat kecemasan - Dengarkan pasien dengan penuh perhatian - Ciptakan hubungan saling percaya - Bantu pasien menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan kecemasan - Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal yang membuat cemas - Ajarkan pasien teknik relaksasi - Berikan obat obat yang mengurangi cemas | |||||||
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6. EGC. Jakarta
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta
Guyton. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC. Jakarta
Hinchliff, S. 1999. Kamus Keperawatan. Edisi 17. EGC. Jakarta
http://www. us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions
Iowa Intervention Project, 1996, Nursing Intervention Classification (NOC), Mosby-Year Book
Iowa Outcome Project, 2000, Nursing Outcome Classification (NOC), Mosby-Year Book
Mansyoer, A., Dkk. 1999. Kapita SeleKta Kedokteran. MediaAeskulapius FKUI. Jakarta
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, PenyakitKandungan dan Keluarga Berencana. EGC. Jakarta
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta
I. Identitas Klien
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 50 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Planjon RT 2/14
5. Status perkawinan : Menikah
6. Agama : Islam
7. Pendidikan : SD
8. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
9. Tanggal masuk RS : 25/09/2005
10. Tanggal pengkajian : 26/09/2005
11. Sumber informasi : Anak
12. Keluarga yang dapat dihubungi : Anak
2. Status Kesehatan Saat Ini
1. Alasan kunjungan / keluhan saat ini:
Klien mengatakan badannya terasa lemah, nyeri pada perut bagian bawah.
2. Faktor pencetus
Klien datang ke Rumah Sakit karena mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak 3 bulan yang lalu.
3. Lamanya keluhan
Di rasakan sudah 3 bulan.
4. Timbulnya keluhan
Perdarahan terjadi tidak tentu waktunya.
5. Faktor yang memperberat
Perdarahan akan semakin banyak jika klien melakukan aktivitas yang berat.
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
a. Sendiri: Setelah mengetahui keadaannya klien istirahat dari aktivitas yang berat.
b. Oleh orang lain: Klien sebelumnya di bawa ke rumah Sakit Fatimah untuk mendapat perawatan di sana.
7. Diagnosa medik
Ca Cervix III A dengan Anemi
II. Riwayat Keluarga
Genogram
- Penyakit yang pernah dialami
a. Kanak-kanak : Tidak ada
b. Kecelakaan : Tidak pernah
c. Pernah dirawat : Pernah di rawat sebelumnya karena sakit typhoid, Klien juga pernah dilakukan curretage pada 20 Juli 2005.
d. Operasi : Belum pernah
- Alergi
Klien tidak mempunyai riwayat alergi
- Imunisasi
Klien mengatakan tidak pernah melakukan imunisasi kecuali tetanus toxoid sewaktu hamil
- Kebiasaan merokok, kopi, obat, dan alcohol
Klien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan tersebut.
- Obat-obatan
Klien tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dari dokter.
3. Pengkajian Fisik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/m
Temperatur : 36,5 oC
Respirasi rate : 20 x/m
Berat Badan : 51 kg , Tinggi Badan : 155 cm
Pemeriksaan Head to toe
- Kepala
Bentuk Bulat, keluhan yang dikemukakan akhir-akhir ini klien mengeluh sering pusing, rambut cukup bersih.
- Mata
Pupil isokor diameter 2 mm, reaksi terhadap cahaya baik, konjungtiva anemis, tanda-tanda radang tidak ditemukan, tidak menggunakan kaca mata.
- Hidung
Tidak pernah mengalami reaksi alergi, pernah mengalami flu tetapi tidak terlalu sering tergantung keadaan iklim, perdarahan tidak ditemukan.
- Mulut dan Tenggorok
Gigi geligi baik , caries tidak ada, kesulitan berbicara maupun menelan tidak ditemukan.
- Pernafasan
Suara paru vesikuler, pola nafas teratur, batuk (-), sputum (-), nyeri (- ).
- Sirkulasi
Nadi perifer kuat, Capillary refill time < 2 detik, distensi vena jugularis (-), Suara jantung S1 dan S2 murni, edema tidak ditemukan, palpitasi (-), sianosis (-).
- Nutrisi
Berat badan 51 kg, Tinggi badan 155 cm, status gizi baik, jenis diet TKTP, nafsu makan kurang, hanya menghabiskan 1/3 porsi yang diberikan rasa mual (+), muntah (-), intake cairan cukup dengan minum 6 - 7 gelas perhari.
- Eliminasi
BAB :
Bab pola rutin setiap pagi 1 kali dalam sehari, tidak menggunakan pencahar, colostomi tidak ada, diare tidak ada, konstipasi tidak ada.
BAK :
Tidak ada kesulitan dalam BAK, tidak terdapat hematuri dan infeksi, kateter tidak terpasang.
- Reproduksi
Kehamilan G8P7A1
No. Anak | Gg. Kehamilan | Proses Persalinan | Lama Persalinan | Tempat Persalinan | Masalah Persalinan | Masalah Nifas Dan Laktasi | Masalah bayi | Keadaan anak saat ini |
1 2 3 4 5 6 7 | - - - - - - - | Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal | - - - - - - - | RB RB RB RB RS RS RB | - - - - - - - | - - - - - - - | - - - - - - - | Hidup & Baik Hidup & Baik Hidup & Baik Hidup & Baik Hidup & Baik Hidup & Baik Hidup & Baik |
Pemeriksaan payudara: tidak dilakukan, keluhan payudara : Tidak ada
Pemeriksaan Genetalia : tidak dilakukan, keluhan genetalia : Keputihan tidak ada
Usia menarche : 14 tahun
Siklus menstruasi 28, Karakteristik menstruasi : teratur 5 – 7 hari
Menopause (-), keluhan yang muncul selama ini (-)
Masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi : Ada sejak 3 bulan yang lalu yaitu perdarahan pervaginam, telah dilakukan curetage.
Pembedahan ginekologi : Tidak ada riwayat pembedahan
- Neurosis :
Tingkat kesadaran compos mentis GCS baik, disorientasi (-), tingkah laku baik kooperatif, riwayat epilepsi (-) reflex +/+ kiri-kanan ekstremitas atas dan bawah, kekuatan mengenggam baik.
- Muskuloskeletal :
Kekuatan otot baik, pergerakan ekstremitas tidak ada masalah, nyeri (-) kekakuan.
- Kulit : Sawo matang, integritas baik, turgor baik.
III. Riwayat Lingkungan:
Kebersihan rumah Baik, bahaya (-), Polusi (-)
VII. Aspek psikososial :
- Pola pikir dan persepsi:
Klien tidak menggunakan alat bantu lihat maupun dengar, kesulitan yang dialami sering pusing, penurunan sensitifitas terhadap sakit tidak ada, klien sering merasakan sakit pada perut bagian bawah yang hilang timbul dengan skala 4-5, kesulitan membaca dan menulis juga tidak ada.
- Persepsi diri
Hal yang sangat dipikirkan saat ini oleh pasien adalah bagaimana penyakitnya bisa cepat sembuh, harapan setelah menjalani perawatan agar penyakitnya bisa secepatnya sembuh.
- Suasana hati
Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya sekarang, tetapi selalu tetap berusaha mendapatkan pelayanan dan perawatan tetap mengontrol dan mengikuti anjuran yang diberikan dan meyakini bahwa Tuhan akan memberikan kesembuhan.
- Hubungan/komunikasi
Bicara jelas,relevan,mampu mengekspresikan apa yang dideritanya dan mempu mengerti orang lain, bahasa utama yang digunakan adalah bahasa Jawa. Tempat tinggal bersama keluarga di Cilacap, Adat istiadat yang dianut Adat Jawa, pembuatan keputusan dalam keluarga selalu didiskusikan, pola komunikasi baik satu dengan yang lain dalam anggota keluarga, keuangan selama ini cukup dibiayai sepenuhnya oleh suami, kesulitan dalam keluarga (-).
- Kebiasaan Seksual
Gangguan hubungan seksual tidak ada. Pemahaman terhadap fungsi seksual : pasien mengerti dan memahami fungsi seksual dengan baik, saat ini gangguan yang dirasakan hanya masalah perdarahan pada jalan lahirnya.
- Pertahanan koping
Pengambilan keputusan selama ini dilakukan oleh klien sendiri dengan petunjuk / saran dari orang tua, pasien menikmati apa yang dideritanya tanpa merasa rendah diri, terisolir dengan pergaulan lainnya, jika stress pasien lebih memilih bergabung dengan teman-temannya dan mengemukakan masalah yang dihadapi tanpa merasa rendah diri.
- Sistem Nilai dan kepercayaan
Klien meyakini bahwa penyakitnya bisa sembuh dengan keyakinan bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan sebatas kemampuan yang dimiliki klien, Klien beragam islam taat beribadah, dan sering mengikuti pengajian dimesjid saat hari-hatri tertentu, sholat lima waktu selalu dilakukan.
- Tingkat perkembangan
Usia 34 tahun. Karateristik : Dewasa muda lebih matang dalam emosial serta psikologis, temperamen tenang.
Data Laboratorium
Tanggal Dan Jenis Pemeriksaan | Hasil Pemeriksaan | Satuan | Nilai Normal | Interpretasi |
25 Sept 2005: Kimia TP Alb AST ALT BUN CREA Glu Na K Cl Darah rutin WBC RBC HGB HCT MCV MCH MCHC PLT BT CT | 7,91 3,49 23 28 10,9 0,77 159 135,6 3,06 98,6 17,3 3,17 8,8 26,2 82,7 27,8 33,6 415 2,5 7 | g/dL g/dL U/L U/L Mg/dL Mg/dL Mg/dL Mmol/L Mmol/L Mmol/L H 103/UL L 106//UL L g/dL L% fL PG H g/dL x 1013 uL | 6,4 – 8,3 3,50 – 5,00 10.0-42.0 10,0-40,0 7,0 -18,9 0,60 -1,30 102 136 – 145 3,10 – 5,00 98 – 107 4,0-11,0 4,50 -6,50 13,0- 18,0 4,00 -54,0 76,0-96,0 27,0 -31,0 30,0-35,0 150-450 1 – 6 8 | |
Terapi Medis yang diberikan
Tanggal | Jenis terapi | Rute terapi | Dosis |
26 Sept 05 | Amoxillin Kalnex | Oral Intra Vena | 3 x 500 3 x 1 |
Persepsi Klien terhadap penyakitnya :
Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya dan selalu menanyakan kepada perawat apa tindakan yang akan dilakukan terhadapnya, klien yakin akan kesembuhan penyakitnya
Kesan perawat terhadap klien :
Klien kooperatif dalam pelaksanaan perawatan. Dengan keterbatasan pengetahuan tentang penyait dan rencana pengobatan, semangat serta motivasi untuk lepas dari penyakitnya sangat tinggi.
ANALISA DATA
No | Data | Masalah | Kemungkinan Penyebab |
1. | 26 Sept 2005 DS : Klien mengatakan sering mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri dirasakan hilang timbul, skala nyeri 4-5 DO : Klien tampak memgangi perutnya ketika nyeri timbul | Nyeri akut | Agen injury fisik |
2. | DS : Klien mengatakan cemas setelah mendapat informasi bahwa dia menderita tumor di mulut rahimnya. DO : Ekspresi muka tampak cemas | Cemas | Situasi Krisis |
3. | DS : Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya, klien hanya tau ia menderita tumor tetapi tidak apa itu kanker dan penatalaksanaannya. Klien bertanya pada perawat apa tindakan yang akan dilakukan DO : | Kurang pengetahuan | kurangnya sumber informasi |
4. | Ds : Pasien menyatakan lemes, mudah lelah dan cape. DO : Hb Tgl 25 Sept 8,8 gr %, perdarahan pervaginam +, konjungtiva anemis. | PK anemia | |
Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Cemas berhubungan dengan situasi krisis
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya sumber informasi
4. PK; Anemia
RENCANA KEPERAWATAN
NO | Tanggal/ Jam | DIAGNOSA KEPERAWATAN | PERENCANAAN | |
TUJUAN | INTERVENSI | |||
1. | 26/9/05 | Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri fisik | NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3X24 jam pasien mampu untuk Mengontrol nyeri dengan indikator: - Mengenal factor-faktor penyebab nyeri - Mengenal onset nyeri - Melakukan tindakan pertolongan non-analgetik - Menggunakan analgetik - Melaporkan gejala-gejala kepada tim kesehatan - Mengontrol nyeri | Manajemen Nyeri - Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi - observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif - Berikan analgetik sesuai dengan anjuran - Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri - Kaji latar belakang budaya pasien - Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup: pola tidur, nafsu makan, aktifitas kognisi, mood, relationship, pekerjaan, tanggungjawab peran - Kaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga dengan nyeri kronis - Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan - Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga - Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan pencegahan - Anjurkan pasien untuk memonitor sendiri nyeri - Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (seperti: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massase) - Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri - Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon pasien - Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup - Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri Pemberian Analgetik- Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas,dan keparahan sebelum pengobatan - Berikan obat dengan prinsip 5 benar - Cek riwayat alergi obat - Libatkan pasien dalam pemilhan analgetik yang akan digunakan - Pilih analgetik secara tepat /kombinasi lebih dari satu analgetik jika telah diresepkan - Tentukan pilihan analgetik (narkotik, non narkotik, NSAID) berdasarkan tipe dan keparahan nyeri - Monitor tanda-tanda vital, sebelum dan sesuadah pemberian analgetik - Monitor reaksi obat dan efeksamping obat - Dokumentasikan respon setelah pemberian analgetik dan efek sampingnya - Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek analgetik (konstipasi/iritasi lambung) |
2. | 26/9/05 | Cemas b.d krisis situasional, ancaman terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan | NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2X24 jam, pasien mampu mengontrol cemas dengan indikator: - Memonitor intensitas cemas - Menghilangkan penyebab cemas - Menurunkan stimulus lingkungan ketika cemas - Mencari informasi untuk menurunkan cemas - Menggunakan strategi koping yang efektif - Melaporkan kepada perawat penurunan lama cemas - Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas - Tidak adanya tingkah laku yang menunjukan cemas | Menurunkan cemas: - Tenangkan pasien - Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada pasien dan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan - Berusaha memahami keadaan pasien - Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan tindakan - Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan - Dorong pasien untuk menyampaikan tentang isi perasaannya - Kaji tingkat kecemasan - Dengarkan pasien dengan penuh perhatian - Ciptakan hubungan saling percaya - Bantu pasien menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan kecemasan - Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal yang membuat cemas - Ajarkan pasien teknik relaksasi - Berikan obat obat yang mengurangi cemas |
3. | 26/9/05 | Kurang pengetahuan tentang program penggobatan dan tindakan preventif | NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2X24 jam, pasien mampu mengetahui proses penyakit dan prosedur perawatan dengan indikator: Pengetahuan : proses penyakit - Mengenal nama penyakit - Deskripsi proses penyakit - Deskripsi faktor penyebab atau faktor pencetus - Deskripsi tanda dan gejala - Deskripsi cara meminimalkan perkembangan penyakit - Deskripsi komplikasi penyakit - Deskripsi tanda dan gejala komplikasi penyakit - Deskripsi cara mencegah komplikasi Pengetahuan : prosedur perawatan - Deskripsi prosedur perawatan - Penjelasan tujuan perawatan - Deskripsi langkah-langkah prosedur - Deskripsi adanya pembatasan sehubungan dengan prosedur - Deskripsi alat-alat perawatan | Pembelajaran : proses penyakit - Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit - Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana kaitannya dengan anatomi dan fisiologi tubuh - Deskripsikan tanda dan gejala umum penyakit - Identifikasi kemingkinan penyebab - Berikan informasi tentang kondisi klien - Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan diagnostik - Diskusikan tentang pilihan terapi - Instruksikan klien untuk melaporkan tanda dan gejala kepada petugas Pembelajaran : prosedur/perawatan - Informasikan klien waktu pelaksanaan prosedur/perawatan - Informasikan klien lama waktu pelaksanaan prosedur/perawatan - Kaji pengalaman klien dan tingkat pengetahuan klien tentang prosedur yang akan dilakukan - Jelaskan tujuan prosedur/perawatan - Instruksikan klien utnuk berpartisipasi selama prosedur/perawatan - Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan setelah prosedur/perawatan - Instruksikan klien menggunakan tehnik koping untuk mengontrol beberapa aspek selama prosedur/perawatan (relaksasi da imagery) |
4. | 26/9/05 | PK Anemia | Setelah dila-kukan tindakan keperawatan komplikasi anemia tidak terjadi dengan kriteria : 1. Pucat – 2. Konjungtiva anemis - 3. Aktivitas optimal 4. TTV dbn 5. Hb 11 – 16 gr % | - Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang anemia, penyebab, tanda gejala dan rencana penatalaksanaan - Monitor tanda dan gejala anemia - Monitor perdarahan pervaginam - Bantu aktivitas pemenuhan kebutuhan perawatan diri - Kolaborasi pemberian tranfusi. |
XVII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tanggal | Diagnosa | Implementasi | Evaluasi | Paraf |
26/9/05 11.00 | Diagnosa 1 | - Mengkaji secara komphrehensif nyeri klien. - Mengobservasi isyarat-isyarat non verbal adanya nyeri - Menggunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri - Mengkaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga dengan nyeri kronis - Memberikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan pencegahan - Mengajarkan penggunaan teknik relaksasi - Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri - Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup - Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri | S: Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah dengan skala 4-5 Nyeri dirasakan hilang timbul O: Klien tampak memegangi perutnya ketika nyeri datang Klien dapat mengikuti teknik relaksasi untuk mengontrol nyeri A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi manajemen nyeri | |
26/9/05 11.00 | Diagnosa 2 | - Menganjurkan pasien untuk tenang - Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan - Mendorong pasien untuk menyampaikan tentang isi perasaannya - Mengkaji tingkat kecemasan - Menciptakan hubungan saling percaya - Membantu pasien menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan kecemasan - Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal yang membuat cemas | S: Klien mengatakan cemas karena penyakitnya Klien bertanya-tanya mungkinkan ia bisa sembuh Klien dan perawat mampu membina hubungan saling percaya O: Klien masih tampak cemas Klien bercerita dengan lancar tentang kecemasannya Klien lebih tenang didampingi perawat A: Masalah cemas teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi reduksi kecemasan | |
26/9/05 13.00 | Diagnosa 3 | - Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit - Menjelaskan patofisiologi penyakit - Menjelaskan tanda dan gejala umum penyakit - Memberikan informasi tentang kondisi klien - Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan diagnostik - Mendiskusikan tentang pilihan terapi yang mungkin diberikan | S: Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan perawat O: Klien sangat tertarik dengan penjelasan yang diberikan A: Masalah defisit pengetahuan teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi untuk menjelaskan prosedur perawatan | |
26/9/05 13.00 | Diagnosa 4 | - Monitor tanda dan gejala anemia - Monitor perdarahan pervaginam - Bantu aktivitas pemenuhan kebutuhan perawatan diri - Kolaborasi pemberian tranfusi. | S: Klien merasa lemah O: Hb 8,8 gr%, konjuctiva anemis Perdarahan pervaginam (+) A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi untuk kolaborasi pemberian transfusi | |
27/9/05 08.00 | Diagnosa 1 | - Mengkaji secara komphrehensif nyeri klien. - Mengobservasi isyarat-isyarat non verbal adanya nyeri - Menggunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri - Menganjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi - Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri - Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup - Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri | S: Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah sudah berkurang Nyeri masih dirasakan hilang timbul O: Klien masih tampak memegangi perutnya ketika nyeri datang Klien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengontrol nyeri jika nyerinya timbul A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi manajemen nyeri | |
27/9/05 08.15 | Diagnosa 2 | - Menganjurkan pasien untuk tenang - Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan - Mendorong pasien untuk menyampaikan tentang isi perasaannya - Mengkaji tingkat kecemasan - Menciptakan hubungan saling percaya - Membantu pasien menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan kecemasan - Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal yang membuat cemas | S: Klien mengatakan cemas sudah berkurang Klien dapat beristirahat dengan nyaman O: Klien tampak tidak cemas lagi Klien lebih tenang didampingi perawat A: Masalah cemas teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi | |
27/9/05 09.00 | Diagnosa 3 | - Menjelaskan prosedur perawatan - Menjelaskan tujuan perawatan - Menjelaskan langkah-langkah prosedur - Menjelaskan adanya pembatasan sehubungan dengan prosedur - Menjelaskan alat-alat perawatan yang digunakan | S: Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan perawat O: Klien sangat tertarik dengan penjelasan yang diberikan A: Masalah defisit pengetahuan | |
27/9/05 11.00 | Diagnosa 4 | - Memonitor tanda vital - Monitor tanda dan gejala anemia - Monitor perdarahan pervaginam - Bantu aktivitas pemenuhan kebutuhan perawatan diri - Kolaborasi pemberian transfusi. | S: Klien merasa lemah O: TD: 110/70, N: 84 RR: 24 Hb 8,8 gr%, konjuctiva anemis Perdarahan pervaginam (+) Transfusi terpasang A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi untuk kolaborasi pemberian transfusi | |
28/9/05 09.00 | Diagnosa 1 | - Mengkaji secara komphrehensif nyeri klien. - Mengobservasi isyarat-isyarat non verbal adanya nyeri - Menggunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri - Menganjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi - Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri - Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup - Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri | S: Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah sudah berkurang Nyeri masih dirasakan hilang timbul O: Klien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengontrol nyeri jika nyerinya timbul Klien sudah mampu mengontrol nyerinya A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi manajemen nyeri | |
28/9/05 09.15 | Diagnosa 2 | - Menganjurkan pasien untuk tenang - Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan - Mendorong pasien untuk menyampaikan tentang isi perasaannya - Mengkaji tingkat kecemasan | S: Klien mengatakan cemas sudah berkurang Klien dapat beristirahat dengan nyaman O: Klien tampak tidak cemas lagi Klien lebih tenang didampingi perawat A: Masalah cemas teratasi | |
28/9/05 11.00 | Diagnosa 4 | - Memonitor tanda vital - Monitor tanda dan gejala anemia - Monitor perdarahan pervaginam - Bantu aktivitas pemenuhan kebutuhan perawatan diri - Kolaborasi pemberian transfusi. | S: Klien merasa kondisinya lebih baik O: TD: 120/80, N: 80 RR: 24 Hasil cek lab Hb 13,2 gr%, konjunctiva ananemis Perdarahan pervaginam (-) Transfusi terpasang A: Masalah teratasi | |
No comments:
Post a Comment