multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. Tr DENGAN POST SEKSIO SESARIA HARI KE 2 ATAS INDIKASI KALA II SYARAT EV TAK TERPENUHI APLIKASI NANDA, NOC, NIC


SEKSIO SESARIA

I.             Definisi
Seksio sesaria adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh

II.          Istilah
o                              Seksio sesaria efektif
Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio sesaria, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit (CV kecil dari 8 cm)
o                              Seksio sesaria sekunder
Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa (partus percobaan), bila tidak ada kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal, baru dilakukan seksio sesaria.
o                              Seksio sesaria ulang (repeat caesarean section)
Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio sesaria dan pada kehamilan selanjutnya dilakukan seksio sesaria ulang
o                              Seksio sesaria histerektomi (caesarean section hysterectomy)
Adalah suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan seksio sesaria, langsung dilakukan histerektomi oleh karena suatu indikasi
o                              Operasi porro (porro operation)
Adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri (tentunya janin sudah mati), dan langsung dilkukan histerektomi, misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat.

III.       Indikasi
Faktor  Ibu :
·         Disproporsi sevalopelvi
·         Plasenta previa
·         Pernah seksio sesaria sebelumnya
·         Incoordinate uterine action
·         Eklampsia
·         Hipertensi

Faktor anak :
·         Gawat janin
·         Kelainan letak
    Semua indikasi itu adalah berdasarkan keadaan medis dari ibu atau bayi yang memerlukan tindakan melahirkan secara seksio, tetapi sekarang ini menjadi suatu hal baru yang berkembang dalam beberapa kalangan masyarakat, dimana seksio dilakukan bukan karena indikasi medis dari ibu atau bayi, tapi atas dasar permintaan dari calon ibu karena takut melahirkan secara normal/alami.
Di dalam seksio sesaria perlu diperhatikan beberapa hal :
1.      Seksio Sesaria Elektif
Seksia sesaria ini direncanakan lebih dahulu karena sudah diketahui bahwa kehamilan harus diselesaikan dengan pembedahan. Keuntungannya ialah bahwa waktu pembedahan dapat ditentukan oleh dokter yang akan menolongnya dan bahwa segala persiapan dapat dilakukan dengan baik. Kerugiannya ialah oleh karena persalinan belum mulai, segmen bahwa uterus belum terbentuk dengan baik sehingga menyulitkan pembedahan, dan lebih mudah terjadi atonia uteri dengan perdarahan karena uterus belum mulai dengan kontraksinya. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa umumnya keuntungan lebih besar daripada kerugian.
2.      Anestesi
Anestesi umum mempunyai pengaruh depresif pada pusat pernafasan janin, sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan apnea yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Selain itu ada pengaruh terhadap tonus uterus, sehingga kadang-kadang timbul perdarahan postpartum karena atonia uteri, akan tetapi bahaya terbesar adalah apabila diberi anestesi umum sedang lambung penderita tidak kosong,   pada wanita yang tidak sadar karena anestesi ada kemungkinan isi lambung masuk kedalam jalan pernafasan.  Hal ini merupakan peristiwa yang sangat berbahaya. Dapat diusahakan untuk mengeluarkan isi perut dengan pipa lambung sebelum anestesi umum, akan tetapi tindakan ini biasanya tidak memuaskan. Apabila ada seorang ahli anestesi, dapat dilakukan intubasi dengan memasang pipa endotrakeal sehingga anestesi kemudian dapat diselenggarakan dengan aman, anestesi spinal aman buat janin, akan tetapi selalu ada kemungkinan bahwa tekanan darah penderita menurun dengan akibat yang buruk bagi ibu dan janin. Cara yang paling aman dalah anestesi lokal, akan tetapi tidak selalu dapat dilakukan berhubungan dengan sikap mental penderita.
3.      Tranfusi Darah
Pada umumnya perdarahan pada seksio sesaria lebih banyak daripada persalinan per-vagina. Perdarahan tersebut disebabkan oleh insisi pada uterus, ketika pelepasan plasenta, mungkin juga karena terjadinya atonia uteri post partum. Berhubung dengan itu tiap-tiap seksio sesaria perlu diadakan persedian darah.
4.      Pemberian Antibiotika
Walaupun pemberian antibiotika sesudah seksio sesaria elektif dapat dipersoalkan, namun pada umumnya pemberiannya dianjurkan.

IV.       Jenis-jenis Seksio Sesaria
Abdomen (Seksio Sesarea Abdominalis)
a.                                                        Seksio sesaria transperitonealis :
o Seksio sesaria klasik atau korporal
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm.
Kelebihan
-          Mengeluarkan janin lebih cepat
-          Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
-          Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan
-          Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonealisasi yang baik
-          Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan
o Seksio sesaria ismika atau profunda atau low cervical
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang-konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.
Kelebihan
-          Penjahitan luka lebih mudah
-          Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
-          Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum
-          Perdarahan kurang
-          Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan rupture uteri spontan kurang/lebih kecil
Kekurangan
-          Luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah, sehingga dapat menyebabkan uterine putus sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak
-          Keluhan pada kandung kemih post operatif tinggi
o Seksio sesaria ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis
b.      Vagina (Seksio Sesarea Vaginalis)
Menurut arah sayatan pada rahim, seksio sesaria dapat dilakukan sebagai berikut :
1.   Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kronig
2.      Sayatan melintang (transversal) menurut Kerr
3.      Sayatan huruf T (T-incision)

V.          Komplikasi
a.       Pada Ibu
Telah dikemukakan bahwa dengan kemajuan tehnik pembedahan, dengan adanya antibiotika dan dengan persediaan darah yang cukup, seksio sesaria sekarang jauh lebih aman daripada dahulu. Angka kematian di rumah sakit dengan fasilitas yang baik dan tenaga-tenaga kompeten kurang dari 2 per 1000.
Faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas pembedahan ialah kelainan atau gangguan yang menjadi indikasi untuk melakukan pembedahan dan lamanya persalinan berlangsung. Tentang faktor pertama, niscaya seorang wanita dengan plasenta previa dan perdarahan banyak memikul resiko yang lebih besar daripada seorang wanita lain yang mengalami seksio sesaria elektif karena disproporsi sefalopelvik. Demikian pula makin lama persalina berlangsung makin meningkat bahaya infeksi post operatif apalagi setelah ketuban pecah.
Komplikasi-komplikasi yang bisa timbul adalah :
1.   Infeksi Puerperal
Komplikasi ini bisa bersifat ringan seperti kenaikan suhu selam beberapa hari dalam masa nifas atau bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dan sebagainya. Infeksi post operatif terjadi bila sebelum pembedahan sudah ada gejala-gejala infeksi intra partum, atau ada faktor-faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu (partus lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan vaginal sebelumnya). Bahaya infeksi sangat diperkecil dengan pemberian antibiotika, akan tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali, terutama seksio sesaria klasik dalam hal ini lebuh berbahaya daripada seksio sesaria transperitonealis profunda.
2.      Perdarahan
      Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteria uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.
3.      Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru-paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi.
4.      Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak , ialah kurang kuatnya perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptur uteri. Kemungkinan peristiwa ini leih banyak ditemukan sesudah seksio sesaria klasik.
b.      Pada Anak
Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan seksio sesaria banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan seksio sesaria. Menurut statistic di Negara-negara pengawasan antenatal dan intra natal yang baik, kematian prenatal pasca seksio sesaria berkisar antara 4 dan 7 %.

VI.       Prognosa
Dulu angka morbiditas dan mortalitas tinggi untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa sekarang, oleh karena kemajuan yang pesat dalam tehnik operasi, anastesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun.

VII.    Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan)
2.      Kurang perawatan diri berhubungan dengan nyeri
3.      Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasive, insisi post pembedahan
4.      PK : Perdarahan
5.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan keletihan

VIII. Rencana Asuhan Keperawatan
1.   Diagnosa keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan).
Tujuan & Kriteria hasil
NOC
Intervensi
NIC
Rasional
NOC: Kontrol nyeri
Kriteria hasil:
-    Menggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyeri
-    Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri
-    Melaporkan kebutuhan tidur dan istirahat cukup
NIC :
Managemen nyeri
Intervensi :
1.   Kaji komprehensif tentang nyeri
2.   Observasi isyarat2 nonverbal dari ketidaknyamanan
3.   Beri informasi tentang nyeri
4.   Berikan analgetik sesuai dosis
5.   Kolaborasi dengan dokter bila tindakan tidak berhasil




1.      Mengetahui keadaan nyeri
2.      Mengetahui ketidaknyamanan pasien

3.      Pengethuan tentang nyeri

4.      Mengurangi atau menghilangkan nyeri
5.      Mengantisifasi bila tindakan tidak berhasil



2.   Diagnosa keperawatan : Kurang perawatan diri berhubungan dengan nyeri
Tujuan & Kriteria hasil
NOC
Intervensi
NIC
Rasional
NOC: Perawatan diri Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS)
Kriteria hasil :
-    Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan hygiene mulut
-    Mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi
NIC : Perawatan diri
Intervensi :
1.   Kaji kemampuan untuk menggunakan alat bantu
2.   Kaji membran mukosa oral dan kebersihan tubuh
3.   Pantau adanya perubahan kemampuan fungsi




1.    Mengetahui kemampuan pasien
2.    Mengetahui kebersihan mulut dan tubuh

3.    Mengetahui ada tidaknya perubahan fungsi







3.   Diagnosa keperawatan : Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasive, insisi post pembedahan
Tujuan & Kriteria hasil
NOC
Intervensi
NIC
Rasional
NOC: Pengendalian resiko, dengan indikator (nilai 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, konsisten)
Kriteria hasil :
-    Terbebas dari tanda atau gejala infeksi
-    Menunjukkan hygiene pribadi yang adekuat
-    Menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi

NIC : Pengendalian infeksi
Intervansi :
-      Pantau tanda/gejala infeksi
-      Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi
-      Instruksikan untuk menjaga hygiene pribadi
-      Berikan terapi antibiotik, bila diperlukan



-      Mendeteksi dini infeksi

-      Menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi 
-      Meminimalkan penularan agen infeksius
-      Mencegah infeksi

4.   PK : Perdarahan
Tujuan & Kriteria hasil
NOC
Intervensi
NIC
Rasional
NOC: Perdarahan berhenti
Kriteria hasil :
-    Luka sembuh kering, bebas pus, tidak meluas
-    HB tidak kurang dari 10 gr dl

NIC : Pencegahan sirkulasi
Intervensi :
-      Lakukan penilaian menyeluruh tentang sirkulasi
-      Lakukan perawatan luka dengan hati-hati dengan menekan daerah luka dengan kassa steril dan tutup dengan tehnik aseptic
-      Kelola terapi sesuai order


-      Penanda gangguan sirkulasi darah dan antisipasi kekurangan HB
-      Menghentikan perdarahan dan menghindari perluasan luka



-      Menghentikan perdarahan




5.   Diagnosa keperawatan : Gangguan pola tidur berhubungan dengan keletihan
Tujuan & Kriteria hasil
NOC
Intervensi
NIC
Rasional
NOC: Tidur, istirahat, sehat
dengan indikator (nilai 1-5: sangat bermasalah, bermasalah, sedang, sedikit bermasalah, tidak bermasalah)
Kriteria hasil :
-    Jumlah jam tidur cukup
-    Pola tidur normal
-    Kualitas tidur cukup

NIC : Peningkatan tidur
Intervensi :
-      Kaji aktivitas pola tidur
-      Jelaskan tentang pentingnya tidur yang cukup selama sakit
-      Monitor pola tidur dan catat keadaan fisik, psikososial yang mengganggu tidur


-      Pola tidur yang biasanya secara individual dapat dikumpulkan melalui pengkajian yang komprehensif dan holistic, dibutuhkan untuk menentukan penyebab gangguan


Daftar Pustaka

Arif, M (et al.), (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Cet 1, Jakarta : Media Aesculapius

Doengoes, Moorhouse. (1996), Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi Kedua, Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Mc Closkey & Buleheck, (1996), Nursing Interventions Classification, second edition, By Mosby0year book. Inc, New York

Mochtar, R. (1998), Sinopsis Obstetri, Jilid 2 edisi 2, Jakarta : EGC

Nanda, 2001-2002, Nursing Diagnosis : Definitions and Classification, Philadelphia, USA

Wilkinson, J. (2006),  Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Edisi 7, Jakarta : EGC



ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. Tr DENGAN POST SEKSIO SESARIA HARI KE 2 ATAS INDIKASI
KALA II SYARAT EV TAK TERPENUHI

I.             Identitas Klien
Nama                              : Ny. Tr
Usia                                : 24 th
Alamat                           : Rogobayan, Jogonalan, Klaten
Pendidikan                     : SMU
Pekerjaan                        : Ibu rumah tangga
Status perkawinan          : Kawin
No RM                           : 544868
Tgl MRS                        : 20 Juli 2007
Tgl pengkajian                : 23 Juli 2007
Diagnosa medis              : Kala I lama dg KPD pada primigravida

II.          Status kesehatan saat ini
a.       Keluhan utama : masih merasa nyeri
b.      Faktor pencetus : bekas operasi
c.       Timbulnya keluhan : bertahap
d.      Faktor yang memperberat :
e.       Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan :

III.       Riwayat keluarga
Ny. Tr tinggal bersama suaminya di rumah mertuanya
Genogram :
IV.       Riwayat kesehatan masa lalu
a.       Penyakit yang pernah dialami : tidak pernah
b.      Kecelakaan/operasi : tidak pernah
c.       Alergi : tidak ada
d.      Imunisasi : campak , TT
e.       Kebiasaan yang merugikan : tidak ada

V.          Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : baik
BB : 63 kg          TB : 153 cm
Tanda vital : Nadi : 80 x/menit              Suhu badan : 36’4  0C
                     RR : 24 x/menit                 TD : 110/70 mmHg
-    Kepala : Bentuk normal, kebersihan baik, rambut hitam, lurus, panjang
-    Leher : Tidak ditemui adanya pembesaran kelenjar tiroid
-    Mata : Konjungtiva tidak anemis, pupil reaksi baik
-    Telinga : Bentuk normal, pendengaran baik
-    Thorak : Tidak ditemui bunyi nafas tambahan, simetris
-    Abdomen : Bising usus (+), tampak ada luka post op panjang kurang lebih 10 cm vertikal, TFU 3 jari ↓ px
-    Ekstremitas : Tidak ditemui adanya oedema
-    Genetalia : -

VI.       Kesehatan reproduksi
P1 A0
Gangguan hubungan seksual : tidak ada
Pemahaman terhadap fungsi seksual : bagus
Masalah kebiasaan seksual yang dialami : tidak ada masalah, frekuensi 3 x/mgg
Pemeriksaan dan masalah payudara : air susu keluar masih sedikit
Pemeriksaan dan keluhan genitalia : -
Menarche : umur 11 th
Menstruasi : siklus 28 hari, lama 7 hari
Pembedahan ginekologi : -
Pengaruh pembedahan pada kehidupan seksual : -
Pemeriksaan papsmear terakhir (kapan,hasil) : -
Keputihan : -
VII.    Kesehatan lingkungan : rapi, terjaga

VIII.Pemeriksaan penunjang
Hari/tgl/jam
Jenis pemeriksaan
Hasil
Interpretasi
Sabtu, 21-7-2007
15.18
Laboratorium
HGB : 9,1 gr/dl
RBC : 3,10 juta/ҹ
HCT : 28,1 %
WBC: 21,0 ribu/ ҹ
PLT  : 184.000/ ҹ
rendah
rendah
rendah
tinggi
normal

IX.       Terapi yang diperoleh
Hari/tgl/jam
Jenis terapi
Rute pemberian
Dosis
Indikasi terapi
Senin, 23-7-2007
Cefotaxim
Amp
Vit C
Tragesik
intra vena
intra vena
intra vena
intra vena
2x1
2x1
1x2
3x1

antibiotik
reboransia
analgesik

X.          Informasi lain
Ibu mengatakan, saya belum tau nanti mau pakai KB apa.

XI.       Analisa data
DATA
MASALAH
PENYEBAB
Ds :  Ibu mengeluh masih merasa nyeri pada luka operasi
Do :  Pada abdomen tampak luka post operasi sc dengan panjang kurang lebih 10 cm vertikal
Nyeri akut
Agen injuri (insisi pembedahan)
Ds :  Ibu mengatakan ada luka operasi diperutnya
Do :  Pada abdomen tampak luka post operasi sc dengan panjang kurang lebih 10 cm vertikal
Resiko infeksi
Tindakan infasive, insisi post pembedahan

Ds :  “saya belum tau nanti mau pakai KB apa”
Do :  Ibu tampak bingung dan tidak bisa menjawab saat ditanya perawat mengenai KB, ibu menanyakan kembali apa yang ditanyakan perawat tentang KB
Kurang informasi
Kurang pengetahuan
tentang KB


XII.    Prioritas masalah
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan)
2.      Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasive, insisi post pembedahan
3.      Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana berhubungan dengan kurangnya informasi

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive