A. Latar Belakang
Skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular. Orang jawa sering menyebutnya gudig. Penyebabnya adalah Sarcoptes scabei. Cara penularan penyakit ini adalah melalui kontak langsung dengan penderita atau tidak langsung melalui alat-alat yang dipakai penderita, misal : baju, handuk, dll. Gejala klinis yang sering menyertai penderita adalah gatal yang hebat terutama pada malam hari sebelum tidur. Lokasi tersering adalah pada sela-sela jari tangan, bagian fleksor pergelangan tangan, siku bagian dalam, lipat ketiak bagian depan, perut bagian bawah, pantat, paha bagian dalam, daerah mammae/payudara, genital, dan pinggang. Pada pria khas ditemukan pada penis sedangkan pada wanita di aerola mammae. Pada bayi bisa dijumpai pada daerah kepala, muka, leher, kaki dan telapaknya (Handoko.R.P, 2007).
Skabies ditemukan disemua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies sekitar 6% - 27% populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja. Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies di Puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 1986 adalah 4,6% - 12,95% dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Di bagian Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM pada tahun 1988, dijumpai 704 kasus skabies yang merupakan 5,77% dari seluruh kasus baru. Pada tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies adalah 6% dan 3,9% ( Sungkar.S, 1995).
Meski sekarang sudah sangat jarang dan sulit ditemukan laporan
terbaru tentang kasus skabies diberbagai media di Indonesia (terlepas
dari faktor penyebabnya), namun tak dapat dipungkiri bahwa penyakit
kulit ini masih merupakan salah satu penyakit yang sangat mengganggu
aktivitas hidup dan kerja sehari-hari. Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemik skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara
lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologik. Penyakit ini dapat dimasukkan dalam P.H.S. (Penyakit akibat Hubungan Seksual) (Handoko.R.P, 2007).
terbaru tentang kasus skabies diberbagai media di Indonesia (terlepas
dari faktor penyebabnya), namun tak dapat dipungkiri bahwa penyakit
kulit ini masih merupakan salah satu penyakit yang sangat mengganggu
aktivitas hidup dan kerja sehari-hari. Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemik skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara
lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologik. Penyakit ini dapat dimasukkan dalam P.H.S. (Penyakit akibat Hubungan Seksual) (Handoko.R.P, 2007).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan dilingkungan XIII dan XV Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor bahwa masyarakat yang mengalami penyakit kulit sebesar 10%. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di lingkungan XIII dan XV, maka perlu diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit kulit: skabies.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Selama 20 menit, masyarakat di harapkan akan mampu memahami dan menanggulangi penyakit kulit: skabies.
2. Tujuan Khusus
Selama 20 menit, masyarakat akan mampu :
1. Menyebutkan pengertian skabies
2. Menyebabkan penyebab skabies
3. Menyebutkan tanda dan gejala skabies
4. Menyebutkan cara penularan skabies
5. Menyebutkan cara penanganan skabies.
C. Sasaran
Ibu-ibu di lingkungan XIII dan XV Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
E. Waktu dan Tempat
a. Hari/ Tanggal : Rabu, 21 Mei 2008
b. Waktu : Pukul 14.00 WIB - selesai
c. Tempat : Jl. Brigjen Zein Hamid (Rumah Bu Nurhayati).
F. Media
· Leaflet
· LCD
· TOA
G. Pengorganisasian
Penyuluh : Adventina.D.Hutapea,S.Kep
Afrinayanti.W.Siregar,S.Kep
Moderator : Dwi Yundahari,S.Kep
Fasilitator : Eva Perawati.S,S.Kep
Erwis.M.B,S.Kep
Deli.K.Saragih,S.Kep
Brigitta Diena.L,S.Kep
Observer : Afuandy,S.Kep
Eli Murkiyah,S.Kep
Dokumentasi : Arfah May Syara,S.Kep
H. Pelaksanaan Kegiatan
No | Kegiatan | Penyuluh | Peserta | Waktu | Media |
1 | Pembukaan | § Memberi salam dan berkenalan § Menjelaskan topik dan tujuan penkes | § Menjawab salam § Mendengarkan dan memperhatikan | 5 menit | TOA |
2 | Kegiatan Inti | § Menjelaskan pengertian skabies § Menjelaskan penyebab skabies § Menjelaskan tanda dan gejala skabies § Menjelaskan tentang cara penularan skabies § Menjelaskan cara penanganan skabies | § Mendengarkan dan memperhatikan § Mendengrkan dan memperhatikan § Mendengarkan dan memperhatikan § Mendengarkan dan memperhatikan § Mendengarkan dan memperhatikan | 10 menit | LCD TOA |
3 | Penutup | § Melakukan tanya jawab § Menutup penkes dan menyimpulkan § Membagi leaflet § Memberi salam penutup | § Bertanya atau menjawab § Mendengarkan dan memperhatikan § Menerima leaflet § Menjawab salam | 5 menit | LCD TOA Leaflet |
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Kesiapan ibu-ibu mengikuti pendidikan kesehatan
- Media dan alat memadai
- Tempat sesuai dengan kegiatan
2. Evaluasi Proses
- Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan
- Ibu-ibu kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses pendidikan kesehatan.
3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan maka ibu-ibu mampu menjawab 80 % pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh saat evaluasi.
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes skabiei vas hominis dan produknya.
2. Penyebab
Sarcoptes scabiei
3. Tanda dan gejala
· Gatal pada malam hari atau gatal terutama pada saat berkeringat
· Bintil kecil berwarna merah atau garis putih/merah.
· Bagian kecil yang kasar pada kulit dengan lingkaran merah muda di sekeliling
· Bekas garukan akan semakin meluas jika digaruk.
· Biasa di kulit yang lunak dan lembab.
4. Cara penularan
· Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit)
Misalnya : berjabat tangan, tidur bersama.
· Kontak tak langsung (melalui benda)
Misalnya : pakaian, handuk, sprei, bantal dan lain-lain.
5. Penanganan
Setiap orang di dalam keluarga harus diobati pada waktu yang sama.
Tiap-tiap orang harus :
v Membersihkan semua bagian tubuhnya dengan memakai sabun dan air hangat lalu keringkan.
v Mengolesi seluruh tubuh dengan benzyl benzoat dengan tangan atau air bersih, ulangi cara ini selama 3 hari berturut-turut.
v Pakailah baju bersih dan cucilah semua pakaian dengan bersih
v Setelah 1 minggu, ulangi pengobatan sekali lagi.
6. Pencegahan
v Jagalah badan tetap bersih dengan mandi setiap hari
v Pakailah pakaian yang bersih
v Gantilah pakaian tidur sesering mungkin\
v Jagalah kuku tetap pendek dan bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi Djuanda, 2002, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ketiga, Jakarta
Balai penerbit FKUI
Adi Heru , 1995, Kader Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC
Http: // www.wikipedia.org/wiki/kurap
Http : // www.kaskus.com/showthread.php
No comments:
Post a Comment