multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR / IUU)


A. PENGERTIAN
1. Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif,              reversible dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Saefuddin,2003)
2. AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahim  wanita untuk tujuan kontrasepsi       (Mochtar,1998)  
3. AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim(Prawirohardjo, 2005)
4. AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang(BKKBN,2003)
B. JENIS-JENIS AKDR
1. AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan.
Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
I. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi :
    1.
Bentuk terbuka (oven device)
        Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
    2.
Bentuk tertutup(closed device)
        Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
II. Menurut Tambahan atau Metal
     1.
Medicated IUD 
         Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
     2. Un Medicated IUD
         Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
IUD yng banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2.
2. Menurut Hanafi (2003, hal: 216-23) IUD yang mengandung hormonal
1. Progestasert-T = Alza T
- Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam
- Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari
- Tabung insersinya berbentuk lengkung
- Daya kerja :18 bulan
- Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)
2. LNG-20
- Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari
- Sedang diteliti di Finlandia
- Angka kegagalan /kehamilan angatrendah:
‹0,5 per 100wanita per tahun
- Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggidibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan hait yan sangat sedikit.
C. MEKANISME KERJA
1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma.Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan.tembaga dalam konsentrasi kecilyang dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir sehingga menghalangi pasasi sperma(Prawirohardjo, 2005).
2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui denganpasti, kini pendapat    yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma.Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan –perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-penyelidik lain mengemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaianAKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus pada wanita(Wiknjoastro, 2005).
3. Sebagai metode biasa(yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan spermasehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi daruat(dipasang setelahhubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim(BKKKBN, 2003)
4. Mnurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:
   a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
   b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
   c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR                           membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
            kemampuan sperma untuk fertilisasi
    d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus
D. (Menurut Hanafi (2003),EFEKTIVITAS IUD:
I. Efektivitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas(continuition rate) yaitu                     beberapalama IUD tetap tinggal dalamuteri tanpa:
II. Ekspulsi
2. Terjadinya kehamilan
3. Pengangkatan/pengeluaran karena alasa-alasan medis atau pribadi.
2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tegantung pada:
1. IUD-nya: ukuran, betu kandungannya
2. Akseptor: Umur, parietas, frekuensi senggama.
3. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaituumur dan parietas diketahui :
-. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD
-. Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan /pengeluaran IUD.
E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AKDR ATAU IUD
KEUNTUNGAN :
1. Menurut Saefuddin (2004), hal MK 73. Keuntungan AKDR Non hormonal
    (Cu T 380A): Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggiSangat efektif 0,6-0,8    kehamilan per 100 perempuan dalam1 tahun pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan)
   AKDR dapat efektf seger setelah pemasangan
   Metode jangka panjang
   Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
   Tidakmempengaruhi hubungan sexual
   Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
   Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
   Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
   Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
   Dapat digunakan sampai menopause
   Tidak ada intraksidengan obat-obat.
2. Menurut Hanafi(2003). Keuntungan IUD hormonal adalah:
    Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe
    Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae(Asherman’s Syndrome)
KERUGIAN :
1. Menurut Saefuddin(2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:
    Efek samping yang umum terjadi:
    - Perubahan siklus haid
    - Haid lebih lama dan banyak
    - Perdarahan(spotting) antarmenstruasi
    - Disaat haid lebih sakit
    KOMPLIKASI LAINYA :
    - Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
    - Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)
    - Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
    - Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering  berganti pasangan
     - Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
     - Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
2. Menurut Hanafi(2003). Kerugian IUD hormonal:
   -. Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD
   -. Harus diganti setelah 18 bulan
   -. Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak(spotting)
   -. Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi
Efek samping dan komplikasi IUD hormonal dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Pada saat insersi
    - Rasa sakit atau nyeri
    - Muntah, keringat dingin
    - Perforasi uterus
2. Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari:
    - Rasa sakit dan perdarahan
    - Infeksi
    - Kehamilan intra-uterine
    - Kehamilan ektopik
    - Ekspulsi
    - Komplikasi lain.
F. PESYARATAN PEMAKAIAN AKDR ATAU IUD (Menurut Saefuddin,2004)
1. Yang dapat menggunakan AKDR/IUD dan Progestasert
    -. Usia reproduktif
    -. Keadan nullipara
    -. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
    -. Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
    -. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
    -. Resiko rendah dari IMS
    -. Tidak menghendaki metode hormonal
    -. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
AKDR dapat digunakan pada ibu selama segala kemungkinan keadan misalnya:
o Perokok
o Sedang memakai antibiotika atau antikejang
o Gemuk ataupun yang kurus
o Sedang menyusui
Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu T-380A):
o Penderita tumor jinak payudara
o Epilepsi
o Malaria
o Tekanan darah tinggi
o Penyakit tiroid
o Setelah kehamilan ektopik
o Penderita DM
2. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR atau Progestasert
    -. Sedang hamil
    -. Perdarahan vagina yang tidak diketaui
    -. Sedang menderita infeksi genetalia
    -. Penyakit trifoblas yang ganas
    -. Diketahui menderita TBC velvik
    -. Kanker alat genital
    -. Ukuran rongga rahim kurang dari 5.
G. CARA PEMASANGAN AKDR/IUD
Persiapan alat yang digunakan dalam pemasangan AKDR/IUD
1. Bivale spekulum
2. Tanekulum(penjepit portio)
3. Sounde uterus(untuk mengukur kedalaman uterus)
4. Forsep
5. Gunting
6. Bengkok larutan antiseptik
7. Sarungtangan steril atau sarung tangan DTT
8. Kasa atau kapas
9. Cairan DTT
10. Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan servik
11. AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masihbelum rusak dan terbuka
12. Aligator(penjepit AKDR)

(Menurut Prawirohardjo(2005))Cara pemasangan AKDR atau Progestasert-T
Pemasangan AKDR sewaktu haid dan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui servikalis.
1. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran danposisi uterus
2. Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi velvik
3. Servik dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik
    Iinspekulum, servik ditampilkan dan bibir depan servik dijepit dengan cunan servik,penjepit dilakukan kira-kira 2cm dari osteum uteri externum, dengan cunan bergerigi   Saturday
4. sambilmenarikservik dengan cunan servik, masukkanlah sounde uterus untuk menentukan arah sumbukanalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi osteum uteri internum. Tentukan arah ante atau retroversi uterus. Jika sounde masuk kurang dari 5 cmatau kavumuteri terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan
5. tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasangan sounde. Kadang-kadang terdapat tahanansebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal demikian pemasangan diulangi
6. AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung penyalur atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke dalamkavumuteri, cara pertama agaknya dapat mengurangi perforasi oleh AKDR
7. tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDRditinggalkan 2-3cm.
Cara pencabutan AKDR
1. Mengeluarkan AKDR lebih mudahjika dilakukan sewaktu haid
2. Inspikulo filamen ditarik perlahan-lahan,jangan sampai putus AKDR-nya akan ikut keluar perlahan-lahan. Jika AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde uterus, sehingga osteum uteri internum terbuka. Sounde diputus 900 perlahan-lahan. Selanjutnya AKDR dikeluarkan seperti di atas
3. Jika filamen tak tampak atau putus, AKDR dapat dikeluarkan ddengan mikro kuret. Kadang-kadang diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri
4. Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau tabung laminaria
5. AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan seara berkala, jika posisinya baik, tidak ada efek samping, dan pasien masih mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja intra uteri. Hanya AKDR tembaga perlu dikeluarkan dan digant secara periodik(2-3tahun), sedang Progestasert-T 1-2 tahun.
H. MenurutSaefuddin(2004).PENANGANAN EFEK SAMPING AKDR(Cu T-380A)
  A. Amenora
Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan
   B.Kejang
Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikt meringankan. Apabila klien menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
   C. Perdarahan pervagina yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamiolan ektopik. Apabila tidak ada kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat,lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibu profen(800mg, 3x sehriselama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3bulan).
   D. Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa talinya di dalam saluran endoservik dan kavum uteri(apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid briutnya. Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter, lakukan x-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.
   E. Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. ApabilaAKDR dikeluarkan beri metode lain sampai masalahnya teratasi.
I. Menurut BKKBN,(2003) KUNJUNGAN ULANG
    1 bulan pasca pemasangan
    3 bulan kemudian
    setiap 6 bulanberikutnya
    1 tahun sekali
    bila terlambat haid 1 minggu
    perdarahan banyak dan tidak teratur.
J. Menurut Hanafi (2003).ANGKA KEGAGALAN IUD
   -. Belumad IUD yang 100% efektif
   -. Angka kegagalan untuk:
• IUD pada umumnya: 1-3 kehamilan per 100 wanita per tahun
• Lippes Loop dan First Generation Cu IUD: 2kehamilan per 100 wanita per tahun.
• Second Generation Cu IUD
<1 kehamilanper 100 wanita per tahun dan1,4 kehamilan per 100 wanita setelah 6 tahun pemakaian.
K. Menurut Saefuddin(2004)IFORMASI UMUM
• AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan
• AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan pertama.
• Kemungkinan terjadi perdarahan(spotting) beberapa hari setelah pemasangan.
• Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak
• AKDR mungkin dilepas setiap saat atas khendak klien
BAB II
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah telah merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan untuk memberi konstribusi bag tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.
Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).
Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia.
Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR.
Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut.
Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
Cunningham,dkk. (1995). Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Hartanto Hanafi. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia Sari
Prawirohardjo, Sarwono. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: YBP-SP
Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive