Mobil bertenaga Matahari yang disebut Solartaxi ini sudah menjelajah sejauh 52.000 kilometer ke berbagai negara dan akan terus mengelilingi dunia tanpa setetes pun bahan bakar minyak..
Teknologi bersih kini telah siap untuk digunakan menggantikan mesin-mesin lama yang tidak ramah lingkungan. Hal tersebut ditandai dengan dipamerkannya sebuah mobil bertenaga Matahari pertama yang sedang menyelesaikan perjalanannya keliling dunia.
Mobil kecil dan ringan dengan dua tempat duduk itu muncul di arena pertemuan mengenai perubahan iklim yang dihadiri delegasi dari 190 negara di Poznan, Polandia,. Pejabat PBB untuk Perubahan Iklim, Yvo de Boer menyempatkan diri untuk mencoba kendaraan tersebut menuju sebuah gedung tempat pertemuan berlangsung.
"Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah sebuah mobil bertenaga Matahari berkeliling ke seluruh penjuru dunia tanpa menggunakan satu tetes pun bahan bakar minyak," ujar Louis Palmer, seorang guru dan petualang dari Swiss yang mengendarai mobil tersebut.
Ia dengan bangga mengatakan bahwa teknologi mobil tanpa BBM sudah siap, baik untuk lingkungan, dan ekonomis. Tak kalah pentingnya teknologi ramah lingkungan yang dapat menekan laju pemanasan global sudah sangat layak digunakan.
Palmer muncul di Poznan setelah menyelesaikan perjalanan sejauh 52.000 kilometer. Ia berangkat dari Lucerne, Swiss 17 bulan lalu dan telah melewati 38 negara. Mobil yang tidak mengelaurkan suara sama sekali itu dapat melaju hingga 90 kilometer perjam dan menyelesaikan 300 kilometer dengan baterai yang berisi tenaga penuh. Palmer mengaku hanya berhenti dua hari sepanjang perjalanannya.
"Mobil ini berjalan seperti jam Swiss," ujarnya untuk menggambarkan ketahanan mobil yang dikembangkan para ilmuwan Swiss itu. Palmer menyebutnya taksi Matahari karena sudah mengantarkan setidaknya 1000 orang penting dari berbagai belahan dunia. Antara lain Gubernur New York, Michael Bloomberg dan Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Kehadirannya di Poznan untuk memberikan dukungan kepada sejumlah delegasi yang tengah membicarakan upaya pengendalian pemanasan global. Mereka sedang membicarakan draft perjanjian baru pascaberakhirnya Protokol Kyoto tahun 2012. Hasil pembahasan tersebut diharapkan selesai dan siap disepakati dalam pertemuan di Kopenhagen, Denmark pada September 2009.
"Di konferensi ini, kita membicarakan penurunan emisi antara 10-20 persen. Saya ingin menunjukkan bahwa kita bisa menurunkan emisi hingga 100 persen," ujar Palmer.
No comments:
Post a Comment