multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

Fenomena Aneh, Bulan Tersenyum di Kota Padang

Awal bulan Desember 2008 di kota Padang dan sekitarnya diwarnai pemandangan langka. pada senin malam sekitar pukul 19.30 WIB langit Padang dihiasi bulan sabit tersenyum. Fenomena alam yang berlangsung sekitar beberapa jam tersebut menjadi tontonan dan buah bibir bagi warga kota.Tanpa dikomando, sebagian besar warga keluar rumah menyaksikan bulan yang terbit di Barat itu. Seperti halnya warga di sekitar tepi pantai Padang kawasan Danau Cimpago, misalnya. Beberapa warga menyebutkan fenomena tersebut lahir sekali 15 tahun. Edi, 36, salah seorang warga yang ditemui Padang Ekspres mengatakan bulan sabit tersebut berpengaruh pada keadaan angin susah diterka dan gelombang laut menjadi pasang.Angin yang berhembus adalah angin barat daya dan angin selatan. “Angin ini bagi orang pantai dianggap angin jahat. Sebab, para nelayan yang kelaut sulit mengendalikan perahunya. Bahkan sarat dengan risiko dihempas gelombang,” ulas Edi.Sample Image Begitu juga dengan gelobang laut. Menurut Edi sekitar pukul 18.00 WIB sampai 23.00 WIB terjadi pasang naik, pukul 23.00 WIB sampai 03.00 WIB pasang surut secara normal, kemudian pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB gelombang laut kembali naik. Menurut para nelayan kejadian seperti itu menyulitkan nelayan mendapatkan ikan.

Staf Hisab Rukyat dari Kanwil Departemen Agama Ihsanul Fikri mengatakan kejadian tersebut memang aneh dan baru kali ini terjadi. Menurutnya bulan sabit laksana tersenyum itu disebabkan faktor posisi bulan berada di tengah-tengah antara dua planet dan agak kebawah. Hanya saja jenis planetnya belum dipastikan. Biasanya bulan itu berada di tengah-tengah dua planet, Mars-Jupiter atau Venus-Merkerius. “Yang jelas posisi bulan itu tidak lagi berada di samping planet seperti bagaimana biasanya,” kata alumni Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang itu.

Dari obeservasi Ihsanul beberapa waktu lalu, kejadian posisi bulan seperti itu pernah terjadi pada 6 Agustus 2008 silam. Waktu itu terjadi pergantian bulan hijriah dari Rajab ke Sa’ban. Sedangkan pada fenomena kali ini diyakini Ihsanul sebagai tanda pergantian bulan antara Dzulqaidah ke Zulhijjah. Kendati demikian, Ihsanul menegaskan hal tersebut tidak berpengaruh pada iklim. Sebab yang mempengaruhi iklim yakni terjadi pada bulan purnama, bukan bulan sabit. “Bulan sabit itu hanya memberikan kesan keindahan, karena seperti tersenyum,” kata Ihsanul mengakhiri. (padangekspres.co.id)

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive