Ritual Semedi Caleg/Irul Hamdani
Banyuwangi - Ada-ada saja upaya yang dilakukan caleg di Banyuwangi untuk meraup suara terbanyak pada Pemilu Legislatif 9 April mendatang. Salah satu cara yang dilakukan dengan melakukan ritual semedi.
Salah satu caleg yang melakukan ritual semedi semalam suntuk itu dilakukan Eko Prastyo (28), Caleg DPRD Banyuwangi dari Partai Gerindra. Caleg yang berasal dari asal Dusun Sambirejo Desa Sambimulyo Kecamatan Bangorejo ini melakukan ritual di puncak Gunung Srawet, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, sejak Kamis (2/4/2009) sore kemarin, dan berakhir Jumat (3/4/2009) pagi tadi ini.
Saat detiksurabaya.com mendatanginya lokasi, masih sempat menyaksikan ritual semedi tersebut sekitar 10 menit. Bau dupa dan kemenyan masih terasa menyengat hidung berpadu dengan minyak wangi beraroma khas.
Seusainya, sisa-sisa abu pembakaran kemenyan dan bungkus dupa yang isinya sisa tinggal separuh mulai dirapikan Eko dengan dibantu seorang asistennya. Tak ketinggalan beberapa bungkusan terbuat dari daun yang isinya beraneka ragam bunga turut dirapikannya.
Tempat tersebut dipilih Eko sebagai lokasi ritual, karena diyakini sebagai salah satu persinggahan Penguasa pantai Selatan, Ratu Nyi Roro Kidul. Selain itu, keberadaan pohon Mbulu Kembar Peris yang tumbuh di tepi jurang puncak gunung tersebut diyakininya sebagai tempat seorang pertapa tua melakukan semedi selama ratusan tahun.
Menurut Eko, selama ia menjadi caleg, ritual semedi di puncak gunung itu sudah dilakukannya sebanyak 5 kali. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa melalui kekuatan magis yang ada di lokasi tersebut.
Selain semedi, ia juga melakukan sembahyang di pura yang berdiri tak jauh dari lokasi pohon Mbulu itu tumbuh.
"Setelah upaya secara politis dan sosial saya tempuh, kini saatnya saya untuk lebih mempersiapkan mental dengan mendekatkan diri pada Sang Hyang Widi," jelas, Caleg Partai Gerindra yang juga pengurus sebuah organisasi kepemudaan Hindhu di Kecamatan Bangorejo tersebut.
Dijelaskannya juga, kalah menang hal yang biasa dalam sebuah Pemilu yang diibaratkannya sebagai sebuah kompetisi tersebut.
Sebab itu pula, ia tidak akan menyesal jika terpaksa keinginannya untuk menjadi anggota dewan gagal, apalagi menjadi gila meski sudah menjual rumah warisan dari orang tuanya untuk membiayai selama masa kampanye tersebut.
"Ingin menang dan takut kalah hal yang wajar dan manusiawi," jawabnya Diplomatis, saat menjawab pertanyaan detiksurabaya.com sesaat sebelum beranjak meninggalkan lokasi semedinya.
No comments:
Post a Comment