DI tengah derasnya pertumbuhan pengguna ponsel pintar di seluruh dunia, pelaku kriminal maya pun mulai membidik sasaran ke sana. Ancaman virus yang kini menjadi momok para pengguna komputer mulai menyerang pengguna ponsel pintar yang tumbuh empat kali lipat dalam tiga tahun terakhir.
"Sejauh ini memang masih sedikit jumlahnya. Sistem kami baru mendeteksi sekitar 750 program jahat yang menyerang smartphone," ujar Nathan Wang, Direktur Teknologi Kaspersky Asia Pasifik saat berkunjung ke Indonesia pekan lalu. Jumlah tersebut jauh lebih kecil daripada malware penyerang komputer yang sampai akhir tahun lalu mencapai lebih 20 juta jenis.
Cabir yang merupakan jenis worm ini selalu melakukan scanning terhadap perangkat lain selama ponsel aktif dan berusaha menyebar kepada perangkat lain melalui Bluetooth. Saat komunikasi multimedia mulai marak, Maret 2005 muncul CommWarrior, virus pertama yang memanfaatkan MMS untuk menyebarkan diri. Ada pula yang memanfaatkan PC untuk menyebarkan diri seperti Worm.MSIL.Cxover.
Belakangan serangan virus juga sampai merugikan pengguna smartphone secara finansial. Misalnya Worm.SymbOS.Steal War dan Trojan-Spy.SymbOS.Flexispy yang mencuri data. Trojan.SymbOS.Cardblock dan Worm.MSIL.Cxover malah mendelete data dalam memori. Bahkan ada yang membajak pesan singkat seperti Trojan-SMS.J2ME.RedBrowser sehingga ponsel mengirimkan spam secara otomatis.
Pada liburan Imlek 2008 lalu, salah satu pengguna smartphone di TaiYuan, China harus membayar tagihan yang membengkak gara-gara ulah virus. Betapa tidak, akibat terinfeksi, ponselnya secara otomatis mengirim MMS sebanyak 3124 pesan dalam semalam. Daftar tagihannya pun sampai 10 meter.
Baru-baru ini Kaspersky Lab bahkan mendeteksi program jahat yang mencuri uang dengan memanfaatkan transaksi mobile banking melalui SMS. Trojan-SMS.Python.Flocker yang terdeteksi pada Januari 2009 lalu mengirimkan perintah untuk mentransfer uang antara 0,45-0,90 dollar AS ke rekening tertentu.
"Skenario yang ada pada PC saat ini juga sudah berlaku di smartphone," ujar Nathan Wang. Ancaman virus dan sejenisnya di smartphone tak kalah dengan ancaman di komputer personal.
Untuk mengantisipasi serangan virus di smartphone, pengembang antivirus yang bermarkas di Rusia itu menyediakan software khusus Kaspersky Mobile Security (KMS). Software ini didesain untuk mencegah ponsel terinfeksi layaknya antivirus komputer. KMS didukung pula fitur firewall untuk perlindungan lebih dini.
Seperti halnya antivirus di PC, skema pengamanan yang utama adalah melalui update signature. Setiap kali Kaspersky mendeteksi virus baru, akan dikeluarkan update sehingga perangkat aman dari ancaman. Namun, dengan adanya firewall, ancaman baru yang belum masuk dalam daftar tersebut tetap dapat disaring jika aktivitasnya mencurigakan.
Bahkan, software ini juga telah dilengkapi fitur antimaling karena dibandingkan PC, smartphone lebih mudah berpindah tangan karena sifatnya yang bergerak. Dengan fitur ini, risiko pencurian data-data penting di ponsel dapat ditekan jika seaktu-waktu ponsel hilang.
Keberadaan fitur antimaling tentu penting meningat survei BPMF (Business Performance Management Forum) saja pada tahun 2005 menunjukkan bahwa 25 persen perangkat bergerak membawa informasi penting. Sementara SANS Institute mencatat 30 persen pengguna kehilangan perangkat genggamnya setiap tahun. Faktanya, The Wincondin Technology Network mencatat lebih dari 250.000 handheld hilang di bandara Amerika Serikat setiap tahun dan sekitar 100.000 perangkat ditemukan di stasiun bawah tanah di London.
Untuk mengaktifkan fitur antimaling, pengguna harus menyediakan nomor kontak selain nomor SIM yang dipakainya. Jika suatu ketika ponsel hilnag dan pencuri mengganti SIM cardnya, perangkat secara otomatis akan mengirimkan SMS ke nomor tersebut dan memberitahukan nomor baru yang digunakan pencuri.
Dengan mengirim pesan clean ke nomor tersebut, seluruh data yang tersimpan dalam memori, seperti SMS, nomor kontak, gambar, dan video akan terhapus. Namun, untuk sementara fitur tersebut hanya dapat dipakai untuk menghapus memori internal saja. Pesna lock juga dapat digunakan untuk mengunci ponsel sehingga tak dapat digunakan.
"Ke depan akan kita lengkapi dengan GPS tracking sehingga lokasi pencuri dapat langsung diketahui," ujar Wang.
Baik fitur antimaling maupun antivirus pada dasarnya disediakan untuk mengamankan data-data pribadi sejauh mungkin. Dengan kenyataan ini, jelas bahwa perlindungan keamanan terhadap smartphone menjadi mutlak selain tentu kehati-hatian dalam melakukan komunikasi yang semakin bebas dan terbuka.
"Sejauh ini memang masih sedikit jumlahnya. Sistem kami baru mendeteksi sekitar 750 program jahat yang menyerang smartphone," ujar Nathan Wang, Direktur Teknologi Kaspersky Asia Pasifik saat berkunjung ke Indonesia pekan lalu. Jumlah tersebut jauh lebih kecil daripada malware penyerang komputer yang sampai akhir tahun lalu mencapai lebih 20 juta jenis.
Cabir yang merupakan jenis worm ini selalu melakukan scanning terhadap perangkat lain selama ponsel aktif dan berusaha menyebar kepada perangkat lain melalui Bluetooth. Saat komunikasi multimedia mulai marak, Maret 2005 muncul CommWarrior, virus pertama yang memanfaatkan MMS untuk menyebarkan diri. Ada pula yang memanfaatkan PC untuk menyebarkan diri seperti Worm.MSIL.Cxover.
Belakangan serangan virus juga sampai merugikan pengguna smartphone secara finansial. Misalnya Worm.SymbOS.Steal War dan Trojan-Spy.SymbOS.Flexispy yang mencuri data. Trojan.SymbOS.Cardblock dan Worm.MSIL.Cxover malah mendelete data dalam memori. Bahkan ada yang membajak pesan singkat seperti Trojan-SMS.J2ME.RedBrowser sehingga ponsel mengirimkan spam secara otomatis.
Pada liburan Imlek 2008 lalu, salah satu pengguna smartphone di TaiYuan, China harus membayar tagihan yang membengkak gara-gara ulah virus. Betapa tidak, akibat terinfeksi, ponselnya secara otomatis mengirim MMS sebanyak 3124 pesan dalam semalam. Daftar tagihannya pun sampai 10 meter.
Baru-baru ini Kaspersky Lab bahkan mendeteksi program jahat yang mencuri uang dengan memanfaatkan transaksi mobile banking melalui SMS. Trojan-SMS.Python.Flocker yang terdeteksi pada Januari 2009 lalu mengirimkan perintah untuk mentransfer uang antara 0,45-0,90 dollar AS ke rekening tertentu.
"Skenario yang ada pada PC saat ini juga sudah berlaku di smartphone," ujar Nathan Wang. Ancaman virus dan sejenisnya di smartphone tak kalah dengan ancaman di komputer personal.
Untuk mengantisipasi serangan virus di smartphone, pengembang antivirus yang bermarkas di Rusia itu menyediakan software khusus Kaspersky Mobile Security (KMS). Software ini didesain untuk mencegah ponsel terinfeksi layaknya antivirus komputer. KMS didukung pula fitur firewall untuk perlindungan lebih dini.
Seperti halnya antivirus di PC, skema pengamanan yang utama adalah melalui update signature. Setiap kali Kaspersky mendeteksi virus baru, akan dikeluarkan update sehingga perangkat aman dari ancaman. Namun, dengan adanya firewall, ancaman baru yang belum masuk dalam daftar tersebut tetap dapat disaring jika aktivitasnya mencurigakan.
Bahkan, software ini juga telah dilengkapi fitur antimaling karena dibandingkan PC, smartphone lebih mudah berpindah tangan karena sifatnya yang bergerak. Dengan fitur ini, risiko pencurian data-data penting di ponsel dapat ditekan jika seaktu-waktu ponsel hilang.
Keberadaan fitur antimaling tentu penting meningat survei BPMF (Business Performance Management Forum) saja pada tahun 2005 menunjukkan bahwa 25 persen perangkat bergerak membawa informasi penting. Sementara SANS Institute mencatat 30 persen pengguna kehilangan perangkat genggamnya setiap tahun. Faktanya, The Wincondin Technology Network mencatat lebih dari 250.000 handheld hilang di bandara Amerika Serikat setiap tahun dan sekitar 100.000 perangkat ditemukan di stasiun bawah tanah di London.
Untuk mengaktifkan fitur antimaling, pengguna harus menyediakan nomor kontak selain nomor SIM yang dipakainya. Jika suatu ketika ponsel hilnag dan pencuri mengganti SIM cardnya, perangkat secara otomatis akan mengirimkan SMS ke nomor tersebut dan memberitahukan nomor baru yang digunakan pencuri.
Dengan mengirim pesan clean ke nomor tersebut, seluruh data yang tersimpan dalam memori, seperti SMS, nomor kontak, gambar, dan video akan terhapus. Namun, untuk sementara fitur tersebut hanya dapat dipakai untuk menghapus memori internal saja. Pesna lock juga dapat digunakan untuk mengunci ponsel sehingga tak dapat digunakan.
"Ke depan akan kita lengkapi dengan GPS tracking sehingga lokasi pencuri dapat langsung diketahui," ujar Wang.
Baik fitur antimaling maupun antivirus pada dasarnya disediakan untuk mengamankan data-data pribadi sejauh mungkin. Dengan kenyataan ini, jelas bahwa perlindungan keamanan terhadap smartphone menjadi mutlak selain tentu kehati-hatian dalam melakukan komunikasi yang semakin bebas dan terbuka.
No comments:
Post a Comment