Makan pizza, ayam goreng crispy atau burger ditemani soft drink dingin tentu nikmat sekali apalagi mengingat rasa dan aroma jenis makanan tersebut sangat menggugah selera.
Tapi ingat, makanan cepat saji termasuk junk food, dan bila seseorang sudah terbiasa mengonsumsi jenis makanan ini sejak dini, maka semakin sulit mencegah proses degeneratif dan penuaan yang terjadi.
Hal ini dibuktikan para ilmuwan dari Glasgow University yang melakukan percobaan pada sejenis unggas. Unggas tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Pertama diberi makanan yang kualitasnya tidak layak makan, semacam junk food. Sementara kelompok lainnya diberi makanan dengan takaran sesuai yang dibutuhkan.
Dari studi tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa unggas yang diberi makanan sejenis junk food pada usia dua minggu pertama dalam hidupnya lebih cepat mati. Hal ini karena zat anti penuaan dan anti oksidan yang diproduksi tubuhnya hanya bertambah sedikit.
Seperti kita ketahui anti oksidan berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Sehingga, kerusakan yang ditimbulkan partikel radikal bebas bisa menurun. Sebenranya anti oksidan antara manusia dan unggas berbeda, pada manusia, sudah ada anti oksidan alami dalam tubuh. sementara berbeda dengan unggas. Tubuh unggas tidak dapat membuat anti oksidan sendiri, yang terdiri atas vitamin A dan E. Jadi, mereka baru mendapatkannya dari makanan yang dikonsumsi.
Menurut Profesor Pat Monaghan dan Profesor Neil Metcalfe, kali pertama unggas tersebut diberi makan yang berbeda masih bisa tumbuh dengan kecepatan sama mencapai usia dewasa muda. Tapi, unggas yang mendapat makanan junk food sejak lahir hanya mendapat anti oksidan yang jumlahnya sedikit.
"Saya pikir kondisi ini mungkin tidak sama bila manusia mengonkonsumsi junk food. Tapi, siapa yang tahu," tutur Prof Metcalfe yang melaporkan hasil studi ini dalam Natural Environment Research Council.
Tapi ingat, makanan cepat saji termasuk junk food, dan bila seseorang sudah terbiasa mengonsumsi jenis makanan ini sejak dini, maka semakin sulit mencegah proses degeneratif dan penuaan yang terjadi.
Hal ini dibuktikan para ilmuwan dari Glasgow University yang melakukan percobaan pada sejenis unggas. Unggas tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Pertama diberi makanan yang kualitasnya tidak layak makan, semacam junk food. Sementara kelompok lainnya diberi makanan dengan takaran sesuai yang dibutuhkan.
Dari studi tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa unggas yang diberi makanan sejenis junk food pada usia dua minggu pertama dalam hidupnya lebih cepat mati. Hal ini karena zat anti penuaan dan anti oksidan yang diproduksi tubuhnya hanya bertambah sedikit.
Seperti kita ketahui anti oksidan berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Sehingga, kerusakan yang ditimbulkan partikel radikal bebas bisa menurun. Sebenranya anti oksidan antara manusia dan unggas berbeda, pada manusia, sudah ada anti oksidan alami dalam tubuh. sementara berbeda dengan unggas. Tubuh unggas tidak dapat membuat anti oksidan sendiri, yang terdiri atas vitamin A dan E. Jadi, mereka baru mendapatkannya dari makanan yang dikonsumsi.
Menurut Profesor Pat Monaghan dan Profesor Neil Metcalfe, kali pertama unggas tersebut diberi makan yang berbeda masih bisa tumbuh dengan kecepatan sama mencapai usia dewasa muda. Tapi, unggas yang mendapat makanan junk food sejak lahir hanya mendapat anti oksidan yang jumlahnya sedikit.
"Saya pikir kondisi ini mungkin tidak sama bila manusia mengonkonsumsi junk food. Tapi, siapa yang tahu," tutur Prof Metcalfe yang melaporkan hasil studi ini dalam Natural Environment Research Council.
No comments:
Post a Comment