Masuk surga dengan cepat, plus ditambah sambutan 40 bidadari. Inilah iming-iming yang biasanya ditawarkan ke para calon pengebom bunuh diri hasil rekrutan Noordin M Top.
Iming-iming itu pula yang diberikan ke ZA, salah satu calon pengebom bunuh diri yang saat ini sedang diinterogasi polisi.
ZA ditangkap di Cilacap Kamis kemarin. Kepada polisi, dia mengaku memang menjadi binaan Noordin, dalang pengeboman yang masih buron. Belum jelas berapa lama ZA mengenal Noordin.
Namun menurut ZA, dalam merekrut calon pengebom, Noordin selalu memberi iming-iming bahwa dengan menjadi pengebom bunuh diri, dia dijamin masuk surga. ”Dan saat masuk surga, akan dijemput oleh 40 bidadari,” kata Kepala Polda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Alex Bambang Riatmodjo.
Ada pula iming-iming lain agar calon pengebom yang umumnya warga desa dan berpendidikan rendah itu tertarik mengorbankan dirinya. Iming-iming utama memang tetap masuk surga. Tapi bila iming-iming ini tidak terlalu menggiurkan, perekrut menambah bonus lain. Bonus itu, misalnya bahwa tidak hanya si pengebom yang masuk surga, tapi juga orang tuanya.
Bonus seperti inilah yang antara lain diberikan Imam Samudra saat dia harus merekrut pengebom bunuh diri untuk operasi pengeboman di Bali pada bulan Oktober 2002. Jauh sebelum pengeboman berlangsung, Imam Samudra sudah dieksekusi di Nusakambangan pada Nopember 2008 – sebetulnya sudah mendapatkan lima pengikut setia dari Banten, daerah asalnya.
Begitu setianya mereka pada Imam, kelima orang ini menjalankan dengan patuh perintah Imam untuk merampok toko emas Elita Indah di Serang, Banten. Perampokan berhasil. Mereka mendapatkan uang Rp 30 juta dan beberapa kilo emas batangan untuk membiayai operasi pengeboman Bali.
Rupanya perintah merampok itu juga digunakan Imam untuk mengetes kesetiaan pengikutnya. Setelah mereka dianggap lulus, Imam masuk ke tahap berikutnya, yaitu meminta kelima pengikut itu menjadi pengebom bunuh diri di Bali. (Sumber : Tempo Interaktif)
Iming-iming itu pula yang diberikan ke ZA, salah satu calon pengebom bunuh diri yang saat ini sedang diinterogasi polisi.
ZA ditangkap di Cilacap Kamis kemarin. Kepada polisi, dia mengaku memang menjadi binaan Noordin, dalang pengeboman yang masih buron. Belum jelas berapa lama ZA mengenal Noordin.
Namun menurut ZA, dalam merekrut calon pengebom, Noordin selalu memberi iming-iming bahwa dengan menjadi pengebom bunuh diri, dia dijamin masuk surga. ”Dan saat masuk surga, akan dijemput oleh 40 bidadari,” kata Kepala Polda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Alex Bambang Riatmodjo.
Ada pula iming-iming lain agar calon pengebom yang umumnya warga desa dan berpendidikan rendah itu tertarik mengorbankan dirinya. Iming-iming utama memang tetap masuk surga. Tapi bila iming-iming ini tidak terlalu menggiurkan, perekrut menambah bonus lain. Bonus itu, misalnya bahwa tidak hanya si pengebom yang masuk surga, tapi juga orang tuanya.
Bonus seperti inilah yang antara lain diberikan Imam Samudra saat dia harus merekrut pengebom bunuh diri untuk operasi pengeboman di Bali pada bulan Oktober 2002. Jauh sebelum pengeboman berlangsung, Imam Samudra sudah dieksekusi di Nusakambangan pada Nopember 2008 – sebetulnya sudah mendapatkan lima pengikut setia dari Banten, daerah asalnya.
Begitu setianya mereka pada Imam, kelima orang ini menjalankan dengan patuh perintah Imam untuk merampok toko emas Elita Indah di Serang, Banten. Perampokan berhasil. Mereka mendapatkan uang Rp 30 juta dan beberapa kilo emas batangan untuk membiayai operasi pengeboman Bali.
Rupanya perintah merampok itu juga digunakan Imam untuk mengetes kesetiaan pengikutnya. Setelah mereka dianggap lulus, Imam masuk ke tahap berikutnya, yaitu meminta kelima pengikut itu menjadi pengebom bunuh diri di Bali. (Sumber : Tempo Interaktif)
No comments:
Post a Comment