Pengadilan Koroner Singapura akhirnya memutuskan bahwa kematian mahasiswa Indonesia yang belajar di Nanyang Technological University (NTU), David Hartanto Widjaja (21), adalah karena bunuh diri. Akibat dari keputusan Pengadilan Koroner ini, kasus kematian David berarti telah selesai dan dihentikan.
Seperti dilansir Strait Times, Rabu (29/7), Pengadilan Koroner membuat putusan tersebut setelah hasil penyelidikan yang dilakukan terhadap kematian David mengarah pada bukti kuat bahwa mahasiswa teknik itu memang telah merencanakan tindakan bunuh diri, sebuah kemungkinan yang berulang kali ditolak oleh pihak keluarganya.
Dari kesaksian di pengadilan terungkap, David yang tewas akibat terjatuh dari lantai 4 kampus NTU terlihat meninggalkan kantor Profesor Chan Kap Luk, pengajar di universitas tersebut yang menuduh David berupaya menikamnya dengan sebilah pisau dapur.
Sejumlah saksi mata yang memberikan kesaksian di pangadilan menyatakan bahwa mereka pernah melihat David mencoba menjatuhkan dirinya dari sebuah jembatan pada 2 Maret lalu. Hasil penyelidikan juga menunjukkan bahwa beberapa bulan sebelum ia jatuh dan meninggal di kampus, David Widjaja melakukan browsing di internet guna mencari tahu bagaimana cara melakukan bunuh diri.
Jejak kata yang terekam dan ditemukan pada laptop David juga menunjukkan mahasiswa teknik itu menggunakan search engine Google untuk mencari kata-kata a good way to commit suicide dan juga 10 metode paling sering digunakan untuk bunuh diri.
David juga mencari metode-metode pembunuhan dan menghabiskan waktu untuk membuka website How To Get Away With Murder.
Sersan Staf Senior Joe Ng Suan Teck, yang melakukan pemeriksaan forensik atas isi laptop Lenovo hitam milik David, menyatakan dalam sidang pengadilan bahwa jejak kata-kata yang diperolehnya termasuk pencarian internet link-link website memang berkaitan dengan bunuh diri dan pembunuhan.
Pemeriksaan laptop David juga memunculkan sesuatu yang mengindikasikan sebuah pesan bunuh diri. Ada sebuah catatan tanpa tanda tangan berjudul "Last Words" (kata-kata terakhir) yang dibuat pada 25 Januari.
Dalam catatan itu, yang dimulai dengan kalimat, "Jika e-mail ini terkirim, itu berarti saya tidak lagi berada di dunia ini." Penulis juga membuat gambar sebuah keluarga yang tidak bahagia. Pada gambar itu dikatakan, ia menjadi 'keras' dan berhenti menangis setelah usia 16. Penulis juga mengatakan, dirinya menemukan hidup yang lebih sulit dan rumit setelah memasuki universitas.
kompas.com
Seperti dilansir Strait Times, Rabu (29/7), Pengadilan Koroner membuat putusan tersebut setelah hasil penyelidikan yang dilakukan terhadap kematian David mengarah pada bukti kuat bahwa mahasiswa teknik itu memang telah merencanakan tindakan bunuh diri, sebuah kemungkinan yang berulang kali ditolak oleh pihak keluarganya.
Dari kesaksian di pengadilan terungkap, David yang tewas akibat terjatuh dari lantai 4 kampus NTU terlihat meninggalkan kantor Profesor Chan Kap Luk, pengajar di universitas tersebut yang menuduh David berupaya menikamnya dengan sebilah pisau dapur.
Sejumlah saksi mata yang memberikan kesaksian di pangadilan menyatakan bahwa mereka pernah melihat David mencoba menjatuhkan dirinya dari sebuah jembatan pada 2 Maret lalu. Hasil penyelidikan juga menunjukkan bahwa beberapa bulan sebelum ia jatuh dan meninggal di kampus, David Widjaja melakukan browsing di internet guna mencari tahu bagaimana cara melakukan bunuh diri.
Jejak kata yang terekam dan ditemukan pada laptop David juga menunjukkan mahasiswa teknik itu menggunakan search engine Google untuk mencari kata-kata a good way to commit suicide dan juga 10 metode paling sering digunakan untuk bunuh diri.
David juga mencari metode-metode pembunuhan dan menghabiskan waktu untuk membuka website How To Get Away With Murder.
Sersan Staf Senior Joe Ng Suan Teck, yang melakukan pemeriksaan forensik atas isi laptop Lenovo hitam milik David, menyatakan dalam sidang pengadilan bahwa jejak kata-kata yang diperolehnya termasuk pencarian internet link-link website memang berkaitan dengan bunuh diri dan pembunuhan.
Pemeriksaan laptop David juga memunculkan sesuatu yang mengindikasikan sebuah pesan bunuh diri. Ada sebuah catatan tanpa tanda tangan berjudul "Last Words" (kata-kata terakhir) yang dibuat pada 25 Januari.
Dalam catatan itu, yang dimulai dengan kalimat, "Jika e-mail ini terkirim, itu berarti saya tidak lagi berada di dunia ini." Penulis juga membuat gambar sebuah keluarga yang tidak bahagia. Pada gambar itu dikatakan, ia menjadi 'keras' dan berhenti menangis setelah usia 16. Penulis juga mengatakan, dirinya menemukan hidup yang lebih sulit dan rumit setelah memasuki universitas.
kompas.com
No comments:
Post a Comment