Sebuah Kisah Nyata
Selepas UN, 95% siswa kelas tiga sebuah SMK di Jatim (tempat saya mengabdi) mengadakan rekreasi ke Pulau Dewata Bali. Dengan mengendarai empat buah bus pariwisata kami berangkat pukul 13.30 WIB. Beragam keceriaan kami ekspresikan selama dalam perjalanan hingga kami tiba di Sanur.
Lama waktu tempuh dan lelah semalam di perjalanan terbayar di Pantai ini. Kami menyaksikan satu fenomena alam yang indah, berupa mentari terbit. Segala lelah dan letih selama dalam perjalanan berganti ucapan syukur dan ungkapan kekaguman atas ciptaan Sang Maha Kuasa. Senyum dan rona bahagia terpancar dari kami semua.
Malamnya selepas kami menghabiskan waktu dengan mengunjungi beberapa tempat wisata, kami tidur di hotel. Rasa lelah akibat perjalanan begitu terasa, apalagi kami baru saja menikmati sebuah pesta kecil di restauran. Sebuah cita-cita mulia kami usung: tidur nyenyak!!
Namun angan-angan hanyalah sebatas impian. Cita-cita tak tersampaikan. Bak lagu Padi: Kasih Tak Sampai, kami merana. Penyebab kami merana cuma satu: Leak Bali. Ya, kami dihantui Leak Bali selama semalam!!
Entah mengapa leak itu begitu demen sama kami. Mungkin salah satu atau dua dari kami berbuat sesuatu yang kurang menyenangkan, sehingga keberadaan kami dianggap mengganggu. Atau mungkin mayoritas siswa kami (98%) adalah cewek. Entahlah, satu yang jelas bahwa cita-cita kami kandas.
Cerita berawal dari pukul 11.00 waktu setempat. Setelah saya bersama rekan-rekan melakukan pemeriksaan dan pengecekan terhadap seluruh peserta wisata (siswa kami), kamipun tidur. Sebelumnya kami sempat bertukar kamar dengan siswa kami. Keempat siswa tersebut begitu ngotot minta ganti kamar, karena mereka bilang kamar mereka aneh. Mereka merasa tidak nyaman. Akhirnya kamipun mengalah. Dari yang sebelumnya tidur di kamar dengan fasilitas lengkap (kamar AC, TV, dan shower) berganti dengan kamar kelas II. Namun tak apa, toh mereka adalah siswa kami.
Di kamar hotel yang berpenghuni empat orang itu, saya bersama tiga rekan (yang satu siswa, karena dia satu-satunya cowok di antara sekian ratus siswa cewek) saya mulai merebahkan diri setelah menikmati kopi dan rokok kesayangan. Dialog utara-selatan (ngobrol ngalor-ngidul) antar pria, lantas tidur. Namun hal itu tidak berlangsung lama, 10 menit kemudian terdengar beberapa langkah kaki yang begitu terburu-buru. Mungkin mereka berlari. Terdengar pula jeritan mereka. Itu siswa kami!! Mereka berteriak minta dibukakan pintu.
Pintupun dibuka, dan mereka berhamburan masuk dengan wajah ketakutan. Tanpa mempedulikan status lagi (guru – siswa, pria – wanita), mereka berhamburan ke ranjang kami sambil menutup tubuh mereka dengan selimut. Sesuatu telah terjadi!! Itu pasti!! Ternyata mereka melihat “sesuatu” di dalam lemari mereka yang secara tiba-tiba terbuka dengan sendirinya.
Setelah mengetahui dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi, mereka kami ijinkan untuk tidur di kamar kami. Satu ranjang untuk keempat siswa, lainnya untuk kami. Dua dari kami bahkan tidur di lantai yang dingin. Uhhff!!!
Tak berapa lama, hal aneh lain menyusul terjadi. Lolongan dan gonggongan anjing sahut-menyahut terdengar di depan pintu kamar kami. Seketika itupun bulu kuduk kami merinding. Keempat siswa kamipun semakin ketakutan. Akhirnya dua di antara kami memutuskan untuk keluar. Namun yang terjadi adalah, begitu pintu terbuka tak satupun batang hidung anjing itu yang nampak. Sunyi senyap.
Kami berkeliling untuk memastikan keberadaan anjing-anjing itu, (saya tetap didalam menunggui siswa kami), hasilnya sama: tidak ada anjing. Kami masuk dan pintupun ditutup. Belum kelar kami menguci pintu, lolongan spontan terdengar lagi. Begitu seram dan menakutkan. Akhirnya kami sepakat untuk mengingkari cita-cita kami: kami harus begadang semalaman. Bahhh!!!! Sekali lagi: Bahhhhh!!!!
Waktu berlalu, suara lolongan anjing menghilang dengan sendirinya. Kami merasa agak tenang. Tapi teror agaknya tidak berhenti disitu. Tiba-tiba hujan turun dengan deras, walau sebentar. Tak lama reda, peristiwa lain terjadi. Satu-satunya siswa cowok kami kesurupan. Walah, ini leak kok merasuki tubuh cowok!! Kami sampai repot dibuatnya. Tiba-tiba “ia” menyembah minta maaf salah satu rekan saya, lantas meninjunya. Waduh…..
Karena kerepotan, rekan saya menghubungi salah satu guru senior yang cukup mengerti. Akhirnya “siswa” tersebut dapat teratasi. Syukur….. Guru senior itupun kembali dengan satu pesan, agar kami lebih siap kalau nanti ada apa-apa. Siap grak!!!!
Kesiapan yang kami bangun mendapat ujian. Kalau tadi yang kesurupan cowok, kini gantian yang cewek. Waduh, repot nih!!!! Ia ngedumel pengen ketemu “ibu”. Walah-walah…. Namun sekali lagi syukur, kami mampu mengatasinya dengan baik. (Jangan sangka kami pemberani, kami ini juga amat takut!!!).
Waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi waktu setempat. Satu siswa kami (cowok yang barusan kesurupan) ternyata pengen ke kamar mandi. Memang kamar mandinya ada di dalam kamar, namun terasa banget adanya “nuansa” lain dari dalam kamar mandi. Siswa kami yang hampir sampai tiba di depan pintu kamar mandi secara tiba-tiba terlempar sejauh tiga langkah ke belakang. Bergegas dengan wajah pucat ia segera tiarap di pangkuan saya. Badannya penuh dengan keringat dingin. Weleh-weleh, rupanya …..
Ternyata di kamar mandi ada sosok yang lagi nongkrong di atas WC duduk. Wah, ternyata: LEAK!!! Pantas saja!!! Suasana tegang lagi. Namun untungnya leak itu tidak menampakkan diri lagi. Syukur….. (Sebenarnya saya pengen juga pipis, namun saya tahan karena lagi down).
Untuk mencairkan suasana, kami mencoba bercanda, berkelakar, termasuk juga siswa kami. Jadi deh semalam itu kami tidak tidur. Berbagai guyonan yang ada dikepala kami, dikeluarkan semuah. Alhasih, suasana mulai cair dan kami melupakan (paling tidak untuk sejenak) semua kejadian yang menimpa kami. Sudah selesaikah? Ternyata belum!! Masih ada satu hal lagi, yang tiba-tiba membuat kami terkesima walau sekejab.
Suara handphone berdering (alram mode) dengan suara tawa wanita yang khas. Hi hi hi hi ….Waduh….. Setelah kami sadar bahwa itu adalah handphone, segera handphone itu dimatikan.
Disinilah yang aneh. Setelah di cek, ternyata di handphone itu tidak ada satu file pun nada panggil dengan model tawa cewek ketawa. Walah…. Puyeng …. Dan esoknya, ternyata siswa yang tinggal di sebelah kamar kami tidak mendengar apa-apa, pun suara anjing yang melolong…. Dasar aneh tapi nyata… sumber artikel
Selepas UN, 95% siswa kelas tiga sebuah SMK di Jatim (tempat saya mengabdi) mengadakan rekreasi ke Pulau Dewata Bali. Dengan mengendarai empat buah bus pariwisata kami berangkat pukul 13.30 WIB. Beragam keceriaan kami ekspresikan selama dalam perjalanan hingga kami tiba di Sanur.
Lama waktu tempuh dan lelah semalam di perjalanan terbayar di Pantai ini. Kami menyaksikan satu fenomena alam yang indah, berupa mentari terbit. Segala lelah dan letih selama dalam perjalanan berganti ucapan syukur dan ungkapan kekaguman atas ciptaan Sang Maha Kuasa. Senyum dan rona bahagia terpancar dari kami semua.
Malamnya selepas kami menghabiskan waktu dengan mengunjungi beberapa tempat wisata, kami tidur di hotel. Rasa lelah akibat perjalanan begitu terasa, apalagi kami baru saja menikmati sebuah pesta kecil di restauran. Sebuah cita-cita mulia kami usung: tidur nyenyak!!
Namun angan-angan hanyalah sebatas impian. Cita-cita tak tersampaikan. Bak lagu Padi: Kasih Tak Sampai, kami merana. Penyebab kami merana cuma satu: Leak Bali. Ya, kami dihantui Leak Bali selama semalam!!
Entah mengapa leak itu begitu demen sama kami. Mungkin salah satu atau dua dari kami berbuat sesuatu yang kurang menyenangkan, sehingga keberadaan kami dianggap mengganggu. Atau mungkin mayoritas siswa kami (98%) adalah cewek. Entahlah, satu yang jelas bahwa cita-cita kami kandas.
Cerita berawal dari pukul 11.00 waktu setempat. Setelah saya bersama rekan-rekan melakukan pemeriksaan dan pengecekan terhadap seluruh peserta wisata (siswa kami), kamipun tidur. Sebelumnya kami sempat bertukar kamar dengan siswa kami. Keempat siswa tersebut begitu ngotot minta ganti kamar, karena mereka bilang kamar mereka aneh. Mereka merasa tidak nyaman. Akhirnya kamipun mengalah. Dari yang sebelumnya tidur di kamar dengan fasilitas lengkap (kamar AC, TV, dan shower) berganti dengan kamar kelas II. Namun tak apa, toh mereka adalah siswa kami.
Di kamar hotel yang berpenghuni empat orang itu, saya bersama tiga rekan (yang satu siswa, karena dia satu-satunya cowok di antara sekian ratus siswa cewek) saya mulai merebahkan diri setelah menikmati kopi dan rokok kesayangan. Dialog utara-selatan (ngobrol ngalor-ngidul) antar pria, lantas tidur. Namun hal itu tidak berlangsung lama, 10 menit kemudian terdengar beberapa langkah kaki yang begitu terburu-buru. Mungkin mereka berlari. Terdengar pula jeritan mereka. Itu siswa kami!! Mereka berteriak minta dibukakan pintu.
Pintupun dibuka, dan mereka berhamburan masuk dengan wajah ketakutan. Tanpa mempedulikan status lagi (guru – siswa, pria – wanita), mereka berhamburan ke ranjang kami sambil menutup tubuh mereka dengan selimut. Sesuatu telah terjadi!! Itu pasti!! Ternyata mereka melihat “sesuatu” di dalam lemari mereka yang secara tiba-tiba terbuka dengan sendirinya.
Setelah mengetahui dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi, mereka kami ijinkan untuk tidur di kamar kami. Satu ranjang untuk keempat siswa, lainnya untuk kami. Dua dari kami bahkan tidur di lantai yang dingin. Uhhff!!!
Tak berapa lama, hal aneh lain menyusul terjadi. Lolongan dan gonggongan anjing sahut-menyahut terdengar di depan pintu kamar kami. Seketika itupun bulu kuduk kami merinding. Keempat siswa kamipun semakin ketakutan. Akhirnya dua di antara kami memutuskan untuk keluar. Namun yang terjadi adalah, begitu pintu terbuka tak satupun batang hidung anjing itu yang nampak. Sunyi senyap.
Kami berkeliling untuk memastikan keberadaan anjing-anjing itu, (saya tetap didalam menunggui siswa kami), hasilnya sama: tidak ada anjing. Kami masuk dan pintupun ditutup. Belum kelar kami menguci pintu, lolongan spontan terdengar lagi. Begitu seram dan menakutkan. Akhirnya kami sepakat untuk mengingkari cita-cita kami: kami harus begadang semalaman. Bahhh!!!! Sekali lagi: Bahhhhh!!!!
Waktu berlalu, suara lolongan anjing menghilang dengan sendirinya. Kami merasa agak tenang. Tapi teror agaknya tidak berhenti disitu. Tiba-tiba hujan turun dengan deras, walau sebentar. Tak lama reda, peristiwa lain terjadi. Satu-satunya siswa cowok kami kesurupan. Walah, ini leak kok merasuki tubuh cowok!! Kami sampai repot dibuatnya. Tiba-tiba “ia” menyembah minta maaf salah satu rekan saya, lantas meninjunya. Waduh…..
Karena kerepotan, rekan saya menghubungi salah satu guru senior yang cukup mengerti. Akhirnya “siswa” tersebut dapat teratasi. Syukur….. Guru senior itupun kembali dengan satu pesan, agar kami lebih siap kalau nanti ada apa-apa. Siap grak!!!!
Kesiapan yang kami bangun mendapat ujian. Kalau tadi yang kesurupan cowok, kini gantian yang cewek. Waduh, repot nih!!!! Ia ngedumel pengen ketemu “ibu”. Walah-walah…. Namun sekali lagi syukur, kami mampu mengatasinya dengan baik. (Jangan sangka kami pemberani, kami ini juga amat takut!!!).
Waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi waktu setempat. Satu siswa kami (cowok yang barusan kesurupan) ternyata pengen ke kamar mandi. Memang kamar mandinya ada di dalam kamar, namun terasa banget adanya “nuansa” lain dari dalam kamar mandi. Siswa kami yang hampir sampai tiba di depan pintu kamar mandi secara tiba-tiba terlempar sejauh tiga langkah ke belakang. Bergegas dengan wajah pucat ia segera tiarap di pangkuan saya. Badannya penuh dengan keringat dingin. Weleh-weleh, rupanya …..
Ternyata di kamar mandi ada sosok yang lagi nongkrong di atas WC duduk. Wah, ternyata: LEAK!!! Pantas saja!!! Suasana tegang lagi. Namun untungnya leak itu tidak menampakkan diri lagi. Syukur….. (Sebenarnya saya pengen juga pipis, namun saya tahan karena lagi down).
Untuk mencairkan suasana, kami mencoba bercanda, berkelakar, termasuk juga siswa kami. Jadi deh semalam itu kami tidak tidur. Berbagai guyonan yang ada dikepala kami, dikeluarkan semuah. Alhasih, suasana mulai cair dan kami melupakan (paling tidak untuk sejenak) semua kejadian yang menimpa kami. Sudah selesaikah? Ternyata belum!! Masih ada satu hal lagi, yang tiba-tiba membuat kami terkesima walau sekejab.
Suara handphone berdering (alram mode) dengan suara tawa wanita yang khas. Hi hi hi hi ….Waduh….. Setelah kami sadar bahwa itu adalah handphone, segera handphone itu dimatikan.
Disinilah yang aneh. Setelah di cek, ternyata di handphone itu tidak ada satu file pun nada panggil dengan model tawa cewek ketawa. Walah…. Puyeng …. Dan esoknya, ternyata siswa yang tinggal di sebelah kamar kami tidak mendengar apa-apa, pun suara anjing yang melolong…. Dasar aneh tapi nyata… sumber artikel
No comments:
Post a Comment