multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

Rancangan Pembelajaran Menulis





A. Konsep dan Landasan Hukum

Setiap kegiatan mesti ada perencanaan. Perencanaan itu ditata secara sistematis dan hierakis. Sistematika perencanaan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah dibaca, dipahami, dan dipedomani dalam pelaksanaan kegiatan. Hierarki kegiatan juga diurut sedemikian rupa sehingga jelas pekerjaan yang harus didahulukan dan dikemudiankan. Khusus untuk pembelajaran, perencanaan itu dituangkan ke dalam perangkat-perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut pada hakikatnya adalah instrumen atau alat dari perencanaan. Instrumen itu dapat juga disebut sebagai bagian dari perencanaan. Pada dasarnya, aktualisasi (tampilan) dari perencanaan pembelajaran adalah perangkat pembelajaran.

Haruskah pendidik (guru) membuat perencanaan pembelajaran? Jawabnya, ya. Kenapa? Pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran. Hal itu dilandasi oleh dasar hukum yang tegas dan jelas, yakni:

(a) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, bab XI, pasal 39, ayat (2) menyatakan, “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat, tertuama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”

(b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional Pendidikan, bab IV, pasal 19, ayat (3) menyatakan, “Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembeljaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.” Pada pasal 20 dinyatakan, “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil relajar.”

(c) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22/2006 tentang Standar isi, Nomor 23 /2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Nomor 20/2007 tentang Standar Penilaian, dan Nomor 41/2007 tentang Standar Proses.

Perencanaan pembelajaran adalah silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rancangan pembelajaran yang harus dibuat oleh guru. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang Standar Proses menegaskan prinsip-prinsip penyusunan RPP seperti berikut ini.

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, krea­tivitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.

3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran dirancang untuk mengembang­kan kegemaran membaca, pemahaman beragam ba­caan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

5. Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, ke­giatan pernlielajaran, indikator pencapaian kompeten­si, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengako­modasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegra­si, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

B. Penjabaran KD ke Indikator

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran ter­tentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe­tensi dalam suatu pelajaran. Kompetensi dasar menulis adalah adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek menulis. Kompetensi dasar ini menjadi rujukan penyusunan indikator pencapaian kompetensi dalam pembelajaran menulis.

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilai­an mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja opera­sional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Ada beberapa tahapan penjabaran kompetensi dasar ke inidikator. Tahap pertama membaca dan memahami substansi kompetensi dasar. Tahap kedua menganalisis kompetensi dasar. Kompetensi dasar jika dianalisis ditemukan dua hal di dalamnya. Kedua hal itu adalah kompetensi dan bahan ajar. Kompetensi ditandai dengan kata kerja dan bahan ajar ditandai dengan kata benda.

Tahap ketiga adalah merumuskan indikator. Indikator dirumuskan dengan cara menjabarkan kompetensi (kata kerja) menjadi kata kerja operasional (KKO). Kemudian dilanjutkan dengan menjabarkan bahan ajar menjadi lebih spesifik. Perhatikan contoh berikut!

Kompetensi dasar menulis 4.2 (SMP kelas 8 semester pertama), menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku”

Kompetensi (kata kerja): menulis

Bahan ajar (kata benda): surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku”

Kata “menulis” diubah menjadi kata kerja operasional yang lebih khas. Kemungikinan kata kerja operasionalnya adalah:

(1) mencatat;

(2) mengidentifikasi;

(3) mendaftarkan.

(4) menulis

Kata “surat dinas” dianalisis menjadi lebih spesifik. Kemungkinannya adalah:

(1) topik surat dinas

(2) sistematika surat dinas

(3) mendraf surat dinas

(4) menyunting surat dinas

Indikator dapat dirumuskan dengan memasangkan antara kata kerja operasional dengan kata benda yang spesifik. Kemungkinan indikator yang dihasilkan adalah:

(1) mencatat tiga topik surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah

(2) menulis satu sistematika surat dinas dengan memilih salah satu topik yang dicatat

(3) menulis draf surat dinas berdasarkan sistematika yang disusun

(4) menyunting draf surat dinas dengan memperhatikan bahasa baku dan ejaan

C. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan ha­sil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Proses belajar merupakan aktifitas belajar yang menggambarkan pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar itulah yang memungkinkannya mencapai hasil belajar. Hasil belajar adalah capaian peserta didik setelah mengikuti aktifitas. Capaian itu dapat berupa pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Ketika pendidik merumuskan tujuan, tentu saja proses dan hasil belajar tampil di dalam rumusan. Selain itu, tujuan juga mengacu kepada indikator pencapaian kopetensi yang telah ditetapkan sebelumnya. Perhatikan contoh berikut!

Sekolah Menengan Pertama (SMP)

Indikator: mencatat tiga topik surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah

Tujuan : Peserta didik mampu mencatat tiga topik surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah setelah membaca contoh surat dinas yang disediakan guru

Hasil belajar: mampu mencatat tiga topik surat dinas

Proses belajar: membaca contoh surat dinas

D. Penentuan Materi

Bahan ajar atau materi ajar adalah materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Depdiknas, 2003). Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajari oleh siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam penentuan materi pembelajaran adalah:

a. potensi peserta didik;

b. relevansi dengan karakteristik daerah,

c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;

d. kebermanfaatan bagi peserta didik;

e. struktur keilmuan;

f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan

h. alokasi waktu.

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan pro­sedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompe­tensi. Indikator merupakan acuan untuk menentukan materi ajar (pembelajaran). Indikator diturunkan dari kompetensi dasar. Pada setiap kompetensi dasar ada materi pokok. Dengan demikian, di dalam penyiapan materi ajar ada dua kategori materi yakni materi pokok dan materi ajar. Materi pokok diturunkan dari kompetensi dasar dan materi ajar diturunkan dari indikator.

Menurunkan materi ajar (pembelajaran) dari indikator dilakukan dengan cara mencoret atau membendakan kata kerja operasional yang ada pada indikator. Sisanya atau hasilnya merupakan materi ajar (pembelajaran). Perhatikan contoh berikut ini!

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Indikator

Materi Ajar (Pembelajaran)

(1) mencatat tiga topik surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah

tiga topik surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah (setelah kata kerja dihilangkan)

(2) menulis satu sistematika surat dinas dengan memilih salah satu topik yang dicatat

satu sistematika surat dinas dengan memilih salah satu topik yang dicatat (setelah kata kerja dihilangkan)

(3) menulis draf surat dinas berdasarkan sistematika yang disusun

draf surat dinas berdasarkan sistematika yang disusun (setelah kata kerja dihilangkan)

(4) menyunting draf surat dinas dengan memperhatikan bahasa baku dan ejaan

suntingan draf surat dinas (draf surat dinas yang telah disunting) dengan memperhatikan bahasa baku dan ejaan (setelah kata kerja dibendakan)

E. Penentuan Metode

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembela­jaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemi­lihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situ­asi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

Banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis. Metode-metode itu adalah metode langsung, metode integratif, metode tematik, metode konstruktivistik, dan metode kontekstual. Konsep-konsep teoretis tentang metode ini telah dibahas pada bab sebelumnya.

F. Pengembangan Langkah/ Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam merancang kegiatan pembelajaran. Setiap pembelajaran merupakan pengalaman peserta didik, bukan pengalaman guru. Pengalaman itu melibatkan proses pisik dan mental, wujudnya berupa interaksi. Interaksi bisa terjadi antasiswa, pendidik-peserta didi, peserta didik dengan lingkungan, dan peseta didik dengan lengkungan belajar. Hal yang paling penting adalah, setiap merumuskan langkah pembelajaran harus dimulai dari peserta didik, bukan dari pendidik atau guru. Kegiatan tersebut dibagi atas tiga babak seperti berikut ini.

a. Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un­tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di­lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang­kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses.eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Eksplorasi,

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prin­sip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

2) menggunakan beragam pendekatan pembela­jaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam se­tiap kegiatan pembelajaran; dan

5) memfasilitasi peserta didik melakukan per­cobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Elaborasi,

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) membiasakan peserta didik membaca dan me­nulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memuncul­kan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

3) memberi kesempatan untuk berpikir, menga­nalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif can kolaboratif;

5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

6) rnenfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan balk lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

8) memfasilitasi peserta didik melakukan pamer­an, turnamen, festival, serta produk yang diha­silkan;

9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa per­caya diri peserta didik.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplo­rasi dan elaborasi peserta didik melalui ber­bagai sumber,

3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilita­tor dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan be­nar;

b) membantu menyelesaikan masalah;

c) memberi acuan agar peserta didik dapatmelakukan pengecekan hasil eksplorasi;

d) memberi informasi untuk bereksplorasi Iebih jauh;

e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un­tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpul­an, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.

(contoh langkah-langkah pembelajaran dapat dilihat pada RPP terlampir)

G. Penentuan Sumber dan Media

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom­petensi. Materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator merupakan fokus utama dalam penentuan sumber belajar.

Sumber belajar dapat berupa buku, jurnal, media massa cetak atau elektronik, dan sumber lain yang relevan. Jika sumbernya buku, dianjurkan buku-buku yang diyakini tingkat keabsahannya dari sudut pandang keilmuan. Tidak dianjurkan memanfaatkan buku pelajaran siswa sebagai sumber belajar. Begitu pula halnya dengan sumber-sumber belajar lain.

Media pembelajaran adalah adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Contoh media pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran menulis adalah audio-visua, VCD, surat, bagan, teks, karya sastra, lingkungan, dan sebagainya.

H. Penilaian

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Mengumpulkan informasi tentang hasil belajar peserta didik bertolak dari indikator pencapaian kompetensi. Capaian yang ditetapkan oleh indikator menjadi patokan untuk menetapkan teknik dan bentuk penilaian.

Teknik penilaian adalah prosedur formal yang dilakasanakan dalam penilaian. Teknik itu meliputi tes dan nontes. Teknik tes tertulis misalnya akan menggunakan bentuk penilaian seperti uraian dan pilihan ganda. Kalau teknik nontes observasi, bentuk penilaiannya adalah pedoman observasi. Untuk pembelajaran menulis teknik dan bentuk tersebut dapat dipakai. Perhatikan contoh berikut ini.

Indikator : mencatat tiga topik surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah

Teknik Penilaian: tes tertulis

Bentuk Instrumen: Catatlah tiga topik surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah (tes bentuk uraian)

Pada bagian penilaian di dalam RPP dituliskan teknik atau prosedur penilaian, instrument penilaian, kunci atau kriteria penilaian, dan pedoman pensekoran.

I. Rancangan Tindak Lanjut

Tindak lanjut adalah kegiatan yang dilakukan setelah proses pembelajaran selesai. Tindak lanjut itu meliputi tiga kegiatan penting. Ketiga kegiatan itu adalah menganalisis tingkat ketuntasan belajar. Ketuntasan ditentukan dengan mengacu kepada kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dengan melihat ketuntasan akan diperoleh informasi siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas.

Kegiatan kedua adalah menyusun rancangan program remedial (perbaikan) untuk siswa yang tidak tuntas. Rancangan itu disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan siswa, ruang, waktu, dan tenaga yang ada. Kegiatan ketiga adalah menyusun rancangan program pengayaan bagi siswa yang tuntas. Program pengayaan juga disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan seperti program perbaikan.

Program perbaikan dan pengayaan disusun berdasarkan indikator yang dirumuskan. Program perbaikan berpatokan kepada inidkator-indikator yang belum dicapai siswa. Program pengayaan disusun berdasarkan indikator yang telah diselesaikan. Cara berikut dapat digunakan untuk merancang program perbaikan dan pengayaan.

No

KD dan Indikator

Ketuntasan

Program

Ket.

TT

TakTT

Pengayaan

Perbaikan

1

2

3

4

5

6

7















Kolom 1 diisi dengan nomor urut, kolom 2 diisi dengan kompetensi dasar dan indikator yang dinaunginya. Kolom 3 diisi V jika tidak tuntas, kolom 4 diisi V jika tuntas. Kolom 5 dan 6 diisi dengan bentuk program yang akan dilaksanakan untuk pengayaan atau perbaikan. Bentuk-bentuk program pengayaan dan perbaikan dapat bervariasi. Guru dapat merancangnya sesuai keadaan dan kebutuha. Misalnya, mengadakan tatap muka kembali, pemberian tugas, tugas mengarang, tugas membaca dan membuat laporan bacaan, dan sebagainya

Sumber : Suplemen Pembelajaran Bahasa Indonesia



BAB IV

RANGKUMAN

Budaya menulis mencerminkan sikap yang menghargai informasi. Karena informasi yang tersimpan secara tertulis dapat dimanfaatkan kapan saja. Tulisan diibratkan sebagai bank memori yang berguna untuk mengatasi kelemahan daya ingat seseorang, terutama untuk mengingat gagasan-gagasan yang pernah dilontarkan orang tentang berbagai hal. Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan dan mengatur. Pada rangkuman modul suplemen ini meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Tujuan Menulis

Seorang tergerak menulis karena memiliki tujuan-tujuan objektif yang bisa dipertanggungjawabkan dihadapan publik pembacanya. Karena tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang lain

2. Jenis-Jenis Menulis

Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Di berikut ini akan dijelaskan satu persatu.

3. Teknik Menulis

a. mudah; karangan yang jelas mudah dimengerti oleh pembaca. Setiap orang menyukai karangan yang dapat dipahami tanpa susah payah;

b. sederhana; karangan yang jelas tidak berlebih-lebihan dengan kalimat-kalimat dan kata-kata. semakin sederhana, semakin

dapat karangan itu menggambarkan sesuatu buah pikiran secara terang dalam pikiran pembaca;

c. langsung; karangan yang jelas tidak berbelit-belit ketika menyampaikan pokok soalnya;

d. tepat; karangan yang jelas dapat melukiskan secara betul ide-ide yang terdapat dalam pikiran penuli

4. Tahap - Tahap Menulis meliputi (perencanaan karangan dan pemilihan topik) dan tahap-tahap proses penulisan (draf kasar, berbagi untuk memberikan umpan balik, perbaikan, menyunting, penulisan kembali dan evaluasi

5. Faktor-faktor

6. Karakteristik pembelajaran menulis sangat menentukan dalam ketepatan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian keterampilan menulis. Sudah dapat dipastikan tanpa memahami karakteristik keterampilan menulis guru yang bersangkutan tak mungkin menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis yang akurat, bervariasi, dan menarik.

7. Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

8. Media pembelajaran menulis memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar. Media sebagai sebuah saluran untuk komunikasi yang digunakan menyalurkan informasi antara pengirim dan penerima dengan arti kata media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong terjadi proses belajar pada diri siswa.

9. Penilaian merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi, meraih tingkat dan level yang setinggi-tingginya sesuai dengan potensi peserta didik. Potensi peserta didik sangat beragam sehingga sulit untuk dapat secara tepat mengakomodasi kebutuhan setiap individu peserta didik dalam proses pendidikan.

10. Perancangan pembelajaran di SMP meliputi kegiatan penentuan konsep dan dasar hukum; penjabarn KD ke dalam indikator sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; penentuan materi dan sumber belajar sesuai dengan indikator; penentuan metode; penentuan media pembelajaran; pengembangan langkah-langkah pembelajaran; penentuan penilaian pembelajaran menulis; dan merancang tindak lanjut..

11. Untuk melengkapi perencangan pebelajaran perlu disusun rancangan pebelajaran sebagai pemandu guru dalam mengajar di dalam kelas.

BAB V

PENILAIAN

A. Pilihan ganda

1, Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan dan mengatur. Devinisi menulis tersbut pendapat dari ….

a. Lado

b. Donn Byrne

c. Semi

d. Gere

2. Yang tidak termasuk tujuan dari menulis adalah …

a. mengadopsi

b. mendidik

c. membujuk

d. menginformasikan

3. Suasana Hotel Pramesti sangant menyenangkan. Struktur banguanan yang bernuansa Bali yang penuh ornament dan lukisan sangat enak dipandang. Gemercik air yang mengalir. Udara pegunungan yang sejuk menambah betaha orang berlama-lama menikmati suasana hotel ini.

Paragraf tersebut berjenis karangan …

  1. argumentasi
  2. eksposisi
  3. deskripsi
  4. narasi

4. Kejelasan merupakan asas yang pertama dan utama bagi hampir semua karangan, khususnya ragam karangan faktawi. Berikut pernyataan yang merupakan ciri-ciri kejelasan karangan ....

a. mudah, sederhana, langsung ,tepat

b. luas, rumit, langsung, tepat

c. mudah, luas , komplek, menarik

d. sedehana, menarik, langsung, tepat

5. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih topik yaitu…

a. topik itu ada menfaatnya dan layak dibahas

b. topik kurang dikenal baik oleh penulis;

c. bahan yang diperlukan kurang memadai;

d. topik itu luas dan memiliki tingkat kesulitan;

6. Metode pembelajaran yang menyatukan beberapa aspek dalam proses pembelajaran dinamakan metode ….

a. metode komunikatif

b. metode langsung

c. metode konstruktif

d. metode integratif

7. Penilaian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengukur ketercapaian satu kompetensi dasar dinamakan penilaian …

a. penilaian pendidikan

b. penilaian proses

c. ulangan harian

d. ujaian tengah semester

8. Berikut merupakan komponen kemampuan menulis prosa yang baik, kecuali ….

a. kemampuan menulis kalimat yang tepat dan baik;

b. kemampuan menggunakan tanda baca dengan tepat;

c. kemampuan menjaga isi kalimat;

  1. kemampuan mengendalikan sikap;

9. Pemilihan tujuan mengarang akan mempengaruhi hal-hal berikut ini, kecuali ....

a. jenis informasi yang disampaikan

b. cara pembahasan

c. corak karangan

d. pembaca karangan.

10. Diksi karangan persuasi mencari efek tanggapan ....

a. penalaran

b. emosional.

c. rasional

d. logis-rasional

B. Uraian

1. Uraikanlah pengertian menulis menurut pendapat Anda!

2. Ada empat tujuan menulis, uraikan satu-persatu tujuan menulis beserta contohnya !

3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi menulis menurut Anda!

Kunci Jawaban :

A. Pilihan ganda

1.b 2.a 3.c 4.a 5.a 6.d 7.b 8.a 9.d 10.b

B. 1. alternatif : Menulis adalah menuangkan gagasan atau pikiran dalam kebentuk lambang bahasa.

2. Tujuan menulis;

a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta,

Contoh : tulisan eksposisi dan eksposisi

b. Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakan.

Contoh tulisan berjenis persuasi

c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan.

Contoh karangan argumentasi dan narasi

d. Menghibur pembaca

Contoh tulisan narasi

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis ada dua yakni faktor ekstern berupa daya dukung yang bersumber dari luar, seperti sarana, lingkungan yang kondusif yang kedua faktor intern yang faktor yang bersumber pada diri penulis yakni faktor psikologis dan teknis.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiat, Sabarti. dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:IKAPI.

Departeman Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Haduyanto. 2001. Membudayakan Kebiasaan Menulis. Sebuah Pengantar. Jakarta: PT. Fikahati Aneska.

Liang Gie, The. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Marahimin, Ismail. 1987. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. 1999.

Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Widyamartaya, 1994. A. Seni Menuangkan Gagan. Yogyakarta: Kanisius. 1

Sampurno, Adi. 2004. Menulis. Modul Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Jakarta: Direktorat SLTP.

Semi, Atar. Menulis Efektif. Padang: Angkasa. 1998.

DePorter Bobbi dan Mike Hernacki. 1992. Quantum Learning. New York : Del Publishing.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII/1

Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat

dinas, dan petunjuk

Kompetensi Dasar : 4.2 Menulis surat pribadi

Indikator : (1) Siswa dapat mencatat 3 topik surat pribadi

(2) Siswa dapat menuliskan satu sistematika surat pribadi

dengan memilih salah satu topic yang dicatat

(3) Siswa da pat menulis draf surat pribadi

berdasarkan sistematika .

(4) Siswa dapat menyunting surat pribadi dengan memperhatikan penggunaan pilihan kata dan ejaan.

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit

1. Tujuan Pembelajaran

1) Siswa dapat menulis surat pribadi dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan sistematika yang tepat.

2) Siswa dapat menulis surat pribadi dengan memperhatikan penggunaan kalimat yang efektif dan tanda baca yang tepat.

2. Materi Pembelajaran

Penulisan surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah

a. Menentukan topic surat pribadi.

b. Menentukan sistematika surat pribadi.

c. Menulis draf surat pribadi.

d. Menyunting surat pribadi.

3. Metode Pembelajaran

a. Pemodelan atau contoh

b. Demontrasi

c. Inkuiri

4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama

a. Kegiatan awal

1) Absensi dan apersebsi.

2) Siswa dan guru membentuk kelompok belajar

b. Kegiatan inti

1) Siswa mengamati beberapa contoh surat dinas bersama kelompok belajarnya

2) Siswa mencata topik surat pribadi secara berkelompok

3) Siswa mencatat isi surat pribadi dari hasil diskusi kelopok

4) Siswa menemukan kesalahan penggunaan pilihan kata, kefektifan kalimat, dan tanda baca dalam surat pribadi.

c. Kegiatan akhir

1) Siswa dan guru menyimpulkan topic surat pribadi yang didiskusikan

2) Siswa dan guru menyimpulkan isi surat pribadi yang didiskusikan

3) Siswa dan guru menyimpulkan dan merefleksi kegiatan belajar yang telah dilakukan

Pertemuan kedua

a. Kegiatan awal

1) Siswa dan guru bertanya jawab tentang kegiatan pembelajaran sebelumnya

b. Kegiatan inti

1) Siswa menulis sistematika surat pribadi yang berkenaan dengan kegiatan sekolah yang akan

2) Siswa menulis draf surat pribadi berdasarkan sistematika yang telah dituliskan.

3) Siswa menyunting surat pribadi tentang keefektifan kalimat.

c. Kegiatan akhir

1) Siswa dan guru melakukan refleksi

5. Sumber Belajar

a. Contoh surat dinas

b. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (PUEyD)

c. Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (Kelas VII Karangan ….., Penerbit …

…., hal ………..)

6. Penilaian

a. Teknik : tes tertulis, tes unjuk kerja

b. Bentuk instrumen : tes uraian, uji petik kerja produk, tes unjuk kerja

c. Soal/Intrumen

1) Tentuka isi surat dinas berikut!

Kegiatan

Skor

Siswa dapat menentukan 4 Isi surat pribadi secara tepat

Siswa dapat menentukan 3 isi surat pribadi secara tepat

Siswa dapat menentukan 2 isi surat pribadi secara tepat

Siswa dapat menentukan 1 isi surat dinas secara tepat

Siswa tidak dapat menentukan isi surat pribadi secara tepat

4

3

2

1

0

2) Tentukan sistematika surat dinas berikut!

Kegiatan

Skor

Siswa dapat menentukan sistematika surat dengan tepat semua

Siswa dapat menentukan sistematika surat dengan kurang tepat

Siswa tidak dapat menentukan sistematika surat

4

2

0

3) Tulislah surat pribadi kepada orang tua yang isi nya pengalamanmu mengikuti

kegiatan OSIS di ruang aula (kamu adalah ketua OSIS)!

Kegiatan

Skor

Siswa dapat menulis surat pribadi dengan pilihan kata yang tepat dan sistematikanya benar.

Siswa dapat menulis surat pribadi dengan beberapa kesalahan pilihan kata tetapi sistematika penulisannya benar.

Siswa dapat menulis surat pribadi dengan banyak kesalahan pilihan kata dan sistematika penulisan tidak berurutan.

3

2

1

4) Suntinglah surat dinas temanmu!



Aspek

Deskriptor

1

1

2

3

Kesesuaian isi

Sistematika penulisan

Penggunaan pilihan kata, ejaan, dan tanda baca

Isi surat sesuai dengan tema

Isi surat kurang sesuai dengan tema

Isi surat tidak sesuai dengan tema

Sistematika penulisan surat lengkap dan tepat

Sistematika penulisan lengkap tetapi tidak berurutan

Sistematika penulisannya salah

Siswa dapat menulis surat pribadi dengan pilihan kata yang tepat dan sistematikanya benar.

Penulisa surat pribadi pilihan kata tepat dan penggunaan ejaan serta tanda bacanya tepat

Penulisan surat pribadi dengan kesalahan pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.kurang daari 5.

Penulisan surat pribadi dengan kesalahan pilihan kata, tanda baca, dan ejaan lebih dari 6.

3

2

3

3

2

1

3

2

1





Jumlah skor

9

Skor maksimal

No 1) = 4

No 2) = 4

No 3) = 5

No 4) = 12

Jumlah = 25

Nilai akhir = perolehan skor X skor ideal (100)

____________

skor maksimal

Mengetahui, ---------, --------------

Kepala SMP Guru Mata Pelajaran

----------------------- -------------------------------

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive