multi info, hiburan, pengetahuan, dan aneka informasi

Kerbau Bertanduk Emas Diarak Sejauh 33 Kilometer !


Untuk menuntaskan kaul Raja Buleleng, Ki Gusti Anglurah Panji Sakti yang dilontarkan empat abad lalu, Pemerintah Kabupaten Buleleng akan melakukan sebuah prosesi langka dengan membayar menggunakan lima ekor kerbau bertanduk emas dan diarak sepanjang 33 Kilometer.

Pelaksanaan membayar kaul yang direncanakan akan dilakukan Sabtu pekan mendatang menempuh rute yang diawali dari Desa Panji Kecamatan Sukasada menuju Desa Baktiseraga, Banjar Tegal, Paket Agung, Kendran Banyuning, Panarukan kerobokan hingga ke Desa Tajun Kecamatan Kubutambahan dilakukan dengan proses unik, dimana jalan yang dilewati lima kerbau bertanduk emas tersebut ditutupi dengan kain putih sepanjang 33,3 Kilometer.

“Acara digelar setelah kita dari panitia melakukan pertemuan dengan para keturunan raja Buleleng, kegiatan ini dipusatkan di pura Puncak Bukit Sinunggal desa Tajun dan berlangsung bertepatan dengan purnama kapat mendatang, tujuan kegiatan ini untuk menuntaskan hutang Raja Buleleng baik secara sekala maupun niskala, berupa kerbau bertanduk emas sebanyak 5 ekor,” ungkap Ketua Panitia Made Suyasa, Selasa (29/9).

Sebelumnya, saat masa kepemimpinan Ketut Wirata Sindu sebagai Bupati Buleleng, kaul Raja Buleleng Panji Sakti telah dibayar hanya satu ekor kerbau bertanduk emas.

”Saat itu kaul yang dibayar hanya satu ekor, sedangkan kaul yang disampaikan Ki Barak Panji Sakti sebanyak enam ekor. Jadi sisanya dibayar tanggal 3 Oktober mendatang,” papar Suyasa yang juga Camat Kubutambahan.

Dalam pelaksanaan membayar kaul itu, akan diawali dari Desa Panji dan selanjutnya rombongan akan melintasi kain putih di sepanjang jalan menuju Pura Puncak Bukit Sinunggal di Desa Tajun Kecamatan Kubutambahan.

Seperti ditulis dalam sejarah perjalanan Ki Barak Panji Sakti, peristiwa yang menorehkan kaul tersebut, ketika Raja Buleleng Panji Sakti bersama para prajurit Taruna Goak kembali dari ekspedidi III. Saat melintasi perairan selat Bali, tiba-tiba terjadi badai, sehingga pelayaran tidak tentu arah. Khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka sebagai seorang yang waskita, berkaullah beliau, memohon kemurahan Tuhan agar beliau beserta rombongan pasukan lancar selamat sampai di tujuan.

Secara tiba-tiba, usai kaul diucapkan, nampak cahaya terang menyorot dari Bukit Puncak Sinunggal yang terletak di Desa Tajun Kecamatan Kubutambahan. Cahaya mahasuci Ida Bhatara Dewa Agung Manik Astagina yang berstana di Pura Puncak Bukit Sinunggal itulah yang menuntun beliau bersama Laskar Goak hingga menepi di Pantai Segara Penimbangan.

Manusia Paling Menakutkan di Dunia !

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archive