Joko Bodo
Summary:sukarto
Di sebuah desa tinggalah seorang janda bersama dengan seorang anak laki-laki tunggalnya.Anak tersebut anak bodoh.Oleh sebab itu,ia terkenal dengan sebutan Joko Bodo.Walaupun begitu,si ibu sangat sayang kepadanya.
Pada suatu hari,Joko Bodo pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar.Di bawah pohon yang cukup besar Ia menemukan seorang wanita cantik yang dikira sedang tidur nyenyak.Joko Bodo kagum melihat kecantikannya.Tanpa pikir panjang lagi,Joko Bodo menggendong wanita itu dan dibawanya pulang ke rumahnya.
Setibanya di rumah,wanita cantik itu dibaringkan di atas tempat tidaur ibunya.Setelah itu Joko Bodo mengatakan kepada Ibunya bahwa Ia telah menemukan seorang wanita cantik.Dikatakannya pula bahwa karena ia tertarik akan kecantikannya, maka Joko Bodo berniat hendak mengawininya.Mendengar cerita anaknya sang ibu ternyata ikut bergembira.
Keesokan harinya ketika orang siap makan pagi sebelum berangkat ke sawah, ternyata sang ibu belum juga mendapati gadis tersebut untuk ikut makan bersama. Kamar yang ditempati gadis tersebut juga sepi-sepi saja. Ia belum bangun juga.
Melihat peristiwa tersebut Ibu Joko Bodo mulai curiga.Mana ada orang yang tahan tidur selama sehari semalam tanpa bangun pikirnya.Tanpa diketahui oleh Joko Bodo,Si Ibu menengok kamar yang ditempati gadis tersebut.Ia pun masuk ke dalam kamar untuk memeriksa keadaan gadis tersebut.Betapa terkejutnya sang Ibu ternyata gadis tersebut sudah meninggal dunia.
Setelah mengetahui bahwa gadis tersebut sudah meninggal,maka sang Ibu mengatakannya kepada Joko Bodo, tetapi Joko Bodo tidak percaya bahwa gadis tersebut telah meninggal. Untuk meyakinkan kepada Joko Bodo sudah meninggal dikatakan oleh Ibu, bahwa orang yang sudah meninggal itu berbau busuk.Akhirnya Joko Bodo pun memakluminya. Setelah itu Joko Bodo membuang Gadis tersebut ke sungai karena sudah berbau busuk dianggap sudah meninggal dunia.
Sekarang mengertila Joko Bodo bahwa orang yang berbau busuk itu sudah meninggal dunia
Pada suatu hari,ketika ibunya sedang memasak,tiba-tiba ibunya kentut.Bau sekali kentut orang tua itu.Waktu Joko Bodo mencium bau yang tak sedap itu,maka tanpa pikir panjang lagi ibunya segera digendongnya sambil menangis dengan sedih sekali.Sebab di sangka ibunya sudah meninggal. Si ibu meronta-ronta dan berusaha melepaskan diri. Sambil berteriak-teriak sang ibu mengatakan bahwa ia belum meninggal. Joko Bodo tetap menganggap bahwa ibunya telah meninggal, untuk itu ia pun membawa ibunya ke dekat sungai dengan sedih Joko Bodo membawa ibunya ke sungai. Ibu yang malang tersebut dilemparkan ke sungai..
Sore harinya,tatkala Joko Bodo sedang dudk sendiri sambil merenungkan nasibnya sendiri yang buruk,tiba-tiba ia pun kentut.Mencium bau kentutnya sendiri yang busuk,Joko Bodo sangat terkejut.Dia pun menganggap bahwa dia juga sudah meninggal dunia.Tanpa pikir panjang lagi ia segera berlari dan menceburkan dirinya ke dalam sungai.Ia terbawa arus dan meninggal oleh kebodohannya sendiri.
Joko Bodo Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2009027-joko-bodo/
Summary:sukarto
Di sebuah desa tinggalah seorang janda bersama dengan seorang anak laki-laki tunggalnya.Anak tersebut anak bodoh.Oleh sebab itu,ia terkenal dengan sebutan Joko Bodo.Walaupun begitu,si ibu sangat sayang kepadanya.
Pada suatu hari,Joko Bodo pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar.Di bawah pohon yang cukup besar Ia menemukan seorang wanita cantik yang dikira sedang tidur nyenyak.Joko Bodo kagum melihat kecantikannya.Tanpa pikir panjang lagi,Joko Bodo menggendong wanita itu dan dibawanya pulang ke rumahnya.
Setibanya di rumah,wanita cantik itu dibaringkan di atas tempat tidaur ibunya.Setelah itu Joko Bodo mengatakan kepada Ibunya bahwa Ia telah menemukan seorang wanita cantik.Dikatakannya pula bahwa karena ia tertarik akan kecantikannya, maka Joko Bodo berniat hendak mengawininya.Mendengar cerita anaknya sang ibu ternyata ikut bergembira.
Keesokan harinya ketika orang siap makan pagi sebelum berangkat ke sawah, ternyata sang ibu belum juga mendapati gadis tersebut untuk ikut makan bersama. Kamar yang ditempati gadis tersebut juga sepi-sepi saja. Ia belum bangun juga.
Melihat peristiwa tersebut Ibu Joko Bodo mulai curiga.Mana ada orang yang tahan tidur selama sehari semalam tanpa bangun pikirnya.Tanpa diketahui oleh Joko Bodo,Si Ibu menengok kamar yang ditempati gadis tersebut.Ia pun masuk ke dalam kamar untuk memeriksa keadaan gadis tersebut.Betapa terkejutnya sang Ibu ternyata gadis tersebut sudah meninggal dunia.
Setelah mengetahui bahwa gadis tersebut sudah meninggal,maka sang Ibu mengatakannya kepada Joko Bodo, tetapi Joko Bodo tidak percaya bahwa gadis tersebut telah meninggal. Untuk meyakinkan kepada Joko Bodo sudah meninggal dikatakan oleh Ibu, bahwa orang yang sudah meninggal itu berbau busuk.Akhirnya Joko Bodo pun memakluminya. Setelah itu Joko Bodo membuang Gadis tersebut ke sungai karena sudah berbau busuk dianggap sudah meninggal dunia.
Sekarang mengertila Joko Bodo bahwa orang yang berbau busuk itu sudah meninggal dunia
Pada suatu hari,ketika ibunya sedang memasak,tiba-tiba ibunya kentut.Bau sekali kentut orang tua itu.Waktu Joko Bodo mencium bau yang tak sedap itu,maka tanpa pikir panjang lagi ibunya segera digendongnya sambil menangis dengan sedih sekali.Sebab di sangka ibunya sudah meninggal. Si ibu meronta-ronta dan berusaha melepaskan diri. Sambil berteriak-teriak sang ibu mengatakan bahwa ia belum meninggal. Joko Bodo tetap menganggap bahwa ibunya telah meninggal, untuk itu ia pun membawa ibunya ke dekat sungai dengan sedih Joko Bodo membawa ibunya ke sungai. Ibu yang malang tersebut dilemparkan ke sungai..
Sore harinya,tatkala Joko Bodo sedang dudk sendiri sambil merenungkan nasibnya sendiri yang buruk,tiba-tiba ia pun kentut.Mencium bau kentutnya sendiri yang busuk,Joko Bodo sangat terkejut.Dia pun menganggap bahwa dia juga sudah meninggal dunia.Tanpa pikir panjang lagi ia segera berlari dan menceburkan dirinya ke dalam sungai.Ia terbawa arus dan meninggal oleh kebodohannya sendiri.
Joko Bodo Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2009027-joko-bodo/
No comments:
Post a Comment