Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama September 2009 dan Januari-September 2009 masih mengalami surplus meski kinerja ekspor September sedikit menurun dibanding bulan sebelumnya. "Neraca perdagangan kita selama September masih surplus sekitar 1,27 miliar dolar AS, sedangkan selama Januari-September kami mencatat surplus perdagangan kita sebesar 11,8 miliar dolar AS," kata Kepala BPS Rusman Heriawan di Jakarta, Senin (2/11)
Rusman menjelaskan, surplus tersebut terjadi akibat turunnya impor lebih banyak dari pada turunnya ekspor. Berdasarkan catatannya, ekspor selama September 2009 turun 6,75 persen dibanding Agustus akibat menurunnya kegiatan bisnis selama bulan puasa.
"Ekspor selama September mencapai 9,83 miliar dolar AS, kembali di bawah 10 miliar dolar AS. Padahal Agustus sempat menembus angka itu," ujarnya.
Ekspor selama Januari-September 2009 mencapai 80,13 miliar dolar AS, masih turun sekitar 25,57 persen dibanding periode yang sama 2008. Ekspor nonmigasnya mencapai 68,11 miliar dolar AS atau menurun 18,21 persen. Ekspor nonmigas selama September sebesar 8,13 miliar dolar AS atau turun 8,58 persen dibanding bulan sebelumnya. Ekspor nonmigas September turun 17,25 persen jika dibandingkan kinerja September 2008.
Sementara itu, impor selama September 2009 senilai 8,56 miliar dolar AS atau turun 11,79 persen dibanding bulan sebelumnya. Impor nonmigasnya mencapai 6,19 miliar dolar AS atau turun 34,7 persen dibanding Agustus 2009. Impor migas justru mengalami peningkatan sebesar 56,02 persen atau mencapai 2,73 miliar dolar AS akibat naiknya harga minyak dunia pada bulan tersebut.
Sedangkan secara kumulatif, nilai impor selama Januari-September 2009 mencapai 68,33 miliar dolar AS atau turun sekitar 32,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Impor nonmigas dalam periode tersebut mencapai 55,19 miliar dolar AS atau turun 26,88 persen dibanding periode tahun lalu.
Impor menurut golongan penggunaan barang selama Januari-September 2009 dibanding periode tahun sebelumnya mengalami oenurunan untuk semua golongan, yaitu impor barang konsumsi sebesar 28,17 persen, bahan baku/ penolong sebesar 38,74 persen, dan barang modal sebesar 4,08 persen.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama periode Januari-September 2009 ditempati oleh Cina dengan nilai 9,48 miliar dolar AS dengan pangsa 17,18 persen, diikuti Jepang 6,89 miliar dolar AS (12,48 persen) dan Singapura senilai 6,85 miliar dolar AS (12,4 persen). Sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 23,58 persen dan Uni Eropa mencapai 11,37 persen.
Sumber : http://tribunbatam.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=36846&Itemid=1122
Rusman menjelaskan, surplus tersebut terjadi akibat turunnya impor lebih banyak dari pada turunnya ekspor. Berdasarkan catatannya, ekspor selama September 2009 turun 6,75 persen dibanding Agustus akibat menurunnya kegiatan bisnis selama bulan puasa.
"Ekspor selama September mencapai 9,83 miliar dolar AS, kembali di bawah 10 miliar dolar AS. Padahal Agustus sempat menembus angka itu," ujarnya.
Ekspor selama Januari-September 2009 mencapai 80,13 miliar dolar AS, masih turun sekitar 25,57 persen dibanding periode yang sama 2008. Ekspor nonmigasnya mencapai 68,11 miliar dolar AS atau menurun 18,21 persen. Ekspor nonmigas selama September sebesar 8,13 miliar dolar AS atau turun 8,58 persen dibanding bulan sebelumnya. Ekspor nonmigas September turun 17,25 persen jika dibandingkan kinerja September 2008.
Sementara itu, impor selama September 2009 senilai 8,56 miliar dolar AS atau turun 11,79 persen dibanding bulan sebelumnya. Impor nonmigasnya mencapai 6,19 miliar dolar AS atau turun 34,7 persen dibanding Agustus 2009. Impor migas justru mengalami peningkatan sebesar 56,02 persen atau mencapai 2,73 miliar dolar AS akibat naiknya harga minyak dunia pada bulan tersebut.
Sedangkan secara kumulatif, nilai impor selama Januari-September 2009 mencapai 68,33 miliar dolar AS atau turun sekitar 32,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Impor nonmigas dalam periode tersebut mencapai 55,19 miliar dolar AS atau turun 26,88 persen dibanding periode tahun lalu.
Impor menurut golongan penggunaan barang selama Januari-September 2009 dibanding periode tahun sebelumnya mengalami oenurunan untuk semua golongan, yaitu impor barang konsumsi sebesar 28,17 persen, bahan baku/ penolong sebesar 38,74 persen, dan barang modal sebesar 4,08 persen.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama periode Januari-September 2009 ditempati oleh Cina dengan nilai 9,48 miliar dolar AS dengan pangsa 17,18 persen, diikuti Jepang 6,89 miliar dolar AS (12,48 persen) dan Singapura senilai 6,85 miliar dolar AS (12,4 persen). Sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 23,58 persen dan Uni Eropa mencapai 11,37 persen.
Sumber : http://tribunbatam.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=36846&Itemid=1122
No comments:
Post a Comment