Sopir taksi di China pusing bukan kepalang. Mereka komplain lantaran harus antre berkilo-kilo meter demi mengisi bahan bakar gas (BBG) untuk taksi mereka.
Sebenarnya para pengusaha taksi di China bebas memilih menggunakan bahan bakar minyak ataukah gas. Namun karena harganya lebih murah, bahan bakar gas menjadi pilihan utama.
Cuaca China yang saat ini sangat dingin, memaksa perusahaan gas setempat, Chonging Natural Gas mengurangi produksi gasnya untuk dikonversi menjadi produk gas rumahan yang bisa dipakai warga untuk menghangatkan rumah mereka.
Antrean panjang pun tak bisa dihindari di stasiun pengisian bahan bakar gas di Kota Chongqing, China. Taksi yang didominasi warna kuning tampak indah mengular di double fly over berjajar rapi, meski para sopirnya mengeluarkan sumpah serapah.
Juru bicara Chongqing Natural Gas mengatakan, pihaknya akan mencoba untuk kembali menambah produksi bahan bakar gas.
“Kita sedang berupaya untuk menyelesaikan masalah ini dengan menambah produksi,” kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya itu seperti dilansir Xinhua.
“Kami juga takut, para sopir taksi nantinya harus dirawat di rumah sakit lantaran berlama-lama antre gas,” pungkasnya.
Sebenarnya para pengusaha taksi di China bebas memilih menggunakan bahan bakar minyak ataukah gas. Namun karena harganya lebih murah, bahan bakar gas menjadi pilihan utama.
Cuaca China yang saat ini sangat dingin, memaksa perusahaan gas setempat, Chonging Natural Gas mengurangi produksi gasnya untuk dikonversi menjadi produk gas rumahan yang bisa dipakai warga untuk menghangatkan rumah mereka.
Antrean panjang pun tak bisa dihindari di stasiun pengisian bahan bakar gas di Kota Chongqing, China. Taksi yang didominasi warna kuning tampak indah mengular di double fly over berjajar rapi, meski para sopirnya mengeluarkan sumpah serapah.
Juru bicara Chongqing Natural Gas mengatakan, pihaknya akan mencoba untuk kembali menambah produksi bahan bakar gas.
“Kita sedang berupaya untuk menyelesaikan masalah ini dengan menambah produksi,” kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya itu seperti dilansir Xinhua.
“Kami juga takut, para sopir taksi nantinya harus dirawat di rumah sakit lantaran berlama-lama antre gas,” pungkasnya.
No comments:
Post a Comment