Maaf judulnya sedikit ‘minjem dan terinspirasi lagunya Akhmad Dani dari grup musik Dewa: perempuan yang paling cantik di negeriku Indonesia.
Beberapa orang Indonesia konon pernah mendapat cap tidak mengenakkan sebagai the most dangerous person. Pikir Anda pasti mereka adalah orang-orang yang jahat sejahat-jahatnya orang. Namun tunggu dulu, jangan langsung menjatuhkan prasangka begitu.
Fakta yang saya dapati, justru mereka adalah orang-orang yang tampil lumayan sederhana dan sama sekali tidak mengesankan atau menyeramkan sehingga patut diberi ‘gelar’ sebagai orang-orang yang paling berbahaya di Indonesia. Orang-orang yang masuk ke dalam daftar the Indonesian most dangerous men adalah:
- Adi Sasono, bekas menteri koperasi pasca lengsernya pak Harto. Yang melontarkan cap tuduhan sebagai the most dangerous man adalah majalah asing: Asiaweek dan Far Eastern Economic Review. Biang permasalahannya antara lain adalah ucapan Adi ketika diwawancarai oleh suatu majalah berita menyatakan dengan tegas bahwa “Konglomerat Perlu Khawatir Dengan Adanya Saya “. Dia juga pernah melontarkan ancaman akan ‘menasionalisasi’ perusahaan2 milik konglomerat dan menyerahkan sebagian pengelolaannya ke koperasi. Cucu dari tokoh perjanjian “Roem-Royen” , yaitu Mr. Mohammad Roem, benar-benar berani mengambil langkah tegas menjauhi konglomerat. Padahal pejabat lain jika didekati Konglomerat justru akan senang dengan harapan akan mendapat uang yang banyak dari hasil kolusi yang sangat merugikan negara dan rakyat. Ada yang menilai wajar saja jika kemudian majalah Asiaweek, majalah pembawa suara pebisnis konglomerat memberinya gelar “The Indonesian Most Dangerous Man” , karena Adi Sasono mengancam kepentingan bisnis konglomerat. Majalah dan koran-koran Singapura saat itu sempat antusias mengupas kemungkinan Adi Sasono menjadi Presiden RI ke 4 . Kelihatannya masyarakat di Cina , Singapura , dan Taiwan sangat mengkhawatirkan sepak terjang Adi Sasono. Apalagi jika Adi Sasono bisa sampai menduduki kursi Presiden
- Goenawan Mohammad atau mas Goen, penyair dan seniman Utan Kayu yang suka nulis catatan pinggir dan mantan pemimpin redaksi majalah berita Tempo. Di majalah Asia Media yang mengutip Jakarta Post ditulis: Goenawan was a public figure, a media personality, admired and respected by many and, no doubt, feared and perhaps hated by others in equal measure. It was also a time when an admiring colleague called him “the most dangerous man in Indonesia”.
- Budiman Soedjatmiko, anak muda cerdas sekaligus nekat pemberani melawan tirani Soeharto sehingga sempat divonis 13 tahun penjara, yang sedikit banyak punya peran dalam runtuhnya kekuasaan Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun di negeriku Indonesia. Hanya untuk Budiman, kini bergiat di PDI-P setelah lepas dari PRD, stempel stigmatisasi yang sempat disematkan padanya adalah the public enemy number 1. Menurut Budiman, keputusannya masuk parpol merupakan hasil perenungan panjangnya ketika mengambil S-2 di Universitas Cambridge, Inggris.
“Saya berpikir, faktor penting untuk melakukan perubahan adalah punya
kepemimpinan politik yang salah satu sumbernya ada di parpol,” demikian katanya.
http://obatngantuk.wordpress.com/2008/12/24/orang-paling-berbahaya-di-negeriku-indonesia/
No comments:
Post a Comment