Jumlah jam menonton TV pada anak-anak usia sekolah dasar berkisar 30-35 jam dalam satu minggu. Jika dikalkulasi, maka jumlah jam menonton TV mencapai lebih dari 1600 jam dalam satu tahun. Bandingkan dengan jumlah jam belajar di sekolah dasar negeri yang hanya sekitar 740 jam setahun.
Apa rasanya hari tanpa televisi (TV)? Kalau ingin tahu rasanya, silakan ikuti ajakan Koalisi Nasional Hari Tanpa Televisi (HTT) berikut ini : Turn off TV, Turn on Live! Matikan TV dalam Sehari pada tanggal 20 Juli mendatang.
Koalisi Nasional HTT menetapkan tanggal itu sebagai hari tanpa TV untuk tahun 2008 ini. HTT pada tahun ini merupakan yang ketigakalinya dilaksanakan, setelah digagas pada tahun 2006 lalu.
Peneliti dari Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA), Nina Mutmainnah Armando, mengatakan, HTT bukan bermaksud untuk memusuhi televisi. Melainkan, sebagai gerakan untuk membangun sikap bijak terhadap penggunaan TV.
"Kadang kita lupa, tombol on pada televisi tidak harus selalu menyala. Jadi, gerakan ini bukan untuk memusuhi TV. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan anak pada TV dan pernyataan keprihatinan masyarakat terhadap isi acara TV yang tidak sehat dan tidak aman untuk anak-anak," papar Nina, pada jumpa pers di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jakarta, Senin (14/7).
Target gerakan HTT adalah mengajak 1 juta keluarga di seluruh Indonesia untuk mematikan TV dalam sehari penuh pada tanggal 20 Juli itu. Khususnya, keluarga yang memiliki anak usia prasekolah dan sekolah dasar.
Beberapa alternatif yang diberikan YPMA, keuarga bisa melakukan kegiatan bersama yang menciptakan interaksi antara anak dengan keluarga dan lingkungan sosialnya. Jam menonton TV yang sangat tinggi pada anak, membuat mereka tercerabut dari komunitas sosialnya.
Penelitian YPMA tahun 2006 menunjukkan, jumlah jam menonton TV pada anak-anak usia sekolah dasar berkisar 30-35 jam dalam satu minggu. Jumlah ini, dinilai terlalu besar untuk hiburan yang kurang sehat bagi anak dan remaja.
Jika dikalkulasi, maka jumlah jam menonton TV mencapai lebih dari 1600 jam dalam satu tahun. Bandingkan dengan jumlah jam belajar di sekolah dasar negeri yang hanya sekitar 740 jam setahun. "Padahal, menurut para ahli, anak menonton televisi maksimal 2 jam dalam sehari," kata Nina.
Rangkaian kegiatan lainnya yang akan dilakukan pada gerakan HTT ini adalah aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia pada tanggal 18 Juli 2008. Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Fetty Fajriati Miftach, menyatakan dukungannya terhadap gerakan HTT. Kata dia, keluarga bisa memberikan alternatif lain kepada anak selain menonton TV.
"Kami mendukung sepenuhnya Hari Tanpa TV, bisa memberikan alternatif lain bagi anak. Mengajarkan pada mereka (anak-anak) bahwa banyak kegiatan yang bisa dilakukan selain menonton TV," kata Fetty. (Pa) dakta
Apa rasanya hari tanpa televisi (TV)? Kalau ingin tahu rasanya, silakan ikuti ajakan Koalisi Nasional Hari Tanpa Televisi (HTT) berikut ini : Turn off TV, Turn on Live! Matikan TV dalam Sehari pada tanggal 20 Juli mendatang.
Koalisi Nasional HTT menetapkan tanggal itu sebagai hari tanpa TV untuk tahun 2008 ini. HTT pada tahun ini merupakan yang ketigakalinya dilaksanakan, setelah digagas pada tahun 2006 lalu.
Peneliti dari Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA), Nina Mutmainnah Armando, mengatakan, HTT bukan bermaksud untuk memusuhi televisi. Melainkan, sebagai gerakan untuk membangun sikap bijak terhadap penggunaan TV.
"Kadang kita lupa, tombol on pada televisi tidak harus selalu menyala. Jadi, gerakan ini bukan untuk memusuhi TV. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan anak pada TV dan pernyataan keprihatinan masyarakat terhadap isi acara TV yang tidak sehat dan tidak aman untuk anak-anak," papar Nina, pada jumpa pers di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jakarta, Senin (14/7).
Target gerakan HTT adalah mengajak 1 juta keluarga di seluruh Indonesia untuk mematikan TV dalam sehari penuh pada tanggal 20 Juli itu. Khususnya, keluarga yang memiliki anak usia prasekolah dan sekolah dasar.
Beberapa alternatif yang diberikan YPMA, keuarga bisa melakukan kegiatan bersama yang menciptakan interaksi antara anak dengan keluarga dan lingkungan sosialnya. Jam menonton TV yang sangat tinggi pada anak, membuat mereka tercerabut dari komunitas sosialnya.
Penelitian YPMA tahun 2006 menunjukkan, jumlah jam menonton TV pada anak-anak usia sekolah dasar berkisar 30-35 jam dalam satu minggu. Jumlah ini, dinilai terlalu besar untuk hiburan yang kurang sehat bagi anak dan remaja.
Jika dikalkulasi, maka jumlah jam menonton TV mencapai lebih dari 1600 jam dalam satu tahun. Bandingkan dengan jumlah jam belajar di sekolah dasar negeri yang hanya sekitar 740 jam setahun. "Padahal, menurut para ahli, anak menonton televisi maksimal 2 jam dalam sehari," kata Nina.
Rangkaian kegiatan lainnya yang akan dilakukan pada gerakan HTT ini adalah aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia pada tanggal 18 Juli 2008. Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Fetty Fajriati Miftach, menyatakan dukungannya terhadap gerakan HTT. Kata dia, keluarga bisa memberikan alternatif lain kepada anak selain menonton TV.
"Kami mendukung sepenuhnya Hari Tanpa TV, bisa memberikan alternatif lain bagi anak. Mengajarkan pada mereka (anak-anak) bahwa banyak kegiatan yang bisa dilakukan selain menonton TV," kata Fetty. (Pa) dakta
No comments:
Post a Comment