Bukan hal baru jika hampir sebagian besar perokok tahu kalau merokok dapat membahayakan kesehatan, tapi tetap saja peringatan itu tidak dipedulikan. Bahkan jumlahnya semakin lama semakin meningkat, termasuk di kalangan wanita.
Ini mungkin peringatan kecil bagi wanita, karena kebiasaan merokok tak hanya membahayakan kesehatan diri tapi juga reproduksi, termasuk anak yang dikandung.
Satu batang rokok sebenarnya mengandung 4000 bahan kimia yang terbagi menjadi tiga golongan, yaitu nikotin, tar, dan karbonmonoksida (CO).
Nikotin adalah bahan yang dapat menimbulkan sifat ketergantungan fisik dan psikis bagi seorang perokok aktif, yang umum disebut kecanduan.
Berdasarkan penelitian, 1 dari 3 wanita yang merokok lebih dari 20 batang sehari, akan melahirkan bayi dengan berat badan kurang. Risiko meningkatnya kelahiran prematur pun dua kali lebih banyak dialami oleh wanita perokok.
Merokok saat hamil juga menimbulkan risiko keguguran, biasanya pada usia kehamilan di minggu ke 28 hingga seminggu sebelum melahirkan. Risikonya bahkan empat kali lebih tinggi dibanding pada wanita bukan perokok.
Menghambat hormon estrogen
Pada wanita perokok efek nikotin sangat merugikan, misalnya menghambat pembentukan hormon estrogen yang sangat vital bagi wanita dalam proses pematangan telur/ovum.
Begitu juga pada perkembangan lapisan endometrium rahim (uterus). Akibat lainnya, terbentuknya folikel atresia, yaitu sel telur yang gagal berkembang yang meningkatkan tingginya risiko kemandulan.
Nikotin juga akan menghambat fungsi saluran telur yang berfungsi mentranspor telur/ovum yang telah matang masuk ke dalam rahim. Bila terjadi pembuahan (fertilisasi), maka embrio yang terbentuk tidak bisa bersarang pada dinding endometrium rahim untuk berkembang secara normal.
Keadaan ini menyebabkan frekuensi pembuahan embrio/janin di luar rahim pada wanita perokok meningkat. Selain itu, hormon progesteron yang diperlukan untuk mempertahankan kehamilan menurun. Jika tidak segera ditolong dapat mengganggu perkembangan janin dalam rahim.
Belum lagi pengaruh karbon monoksida yang dapat menimbulkan keadaan hipoksia (kekurangan oksigen) dalam jaringan janin, yang bisa menghambat pertumbuhan, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, bahkan risiko mengancam keselamatan janin.
Karena itu, wanita yang sedang merencanakan kehamilan maupun yang sedang mengandung, sebaiknya menjauh dari terpaan asap rokok.
Asap rokok juga membahayakan perokok pasif yang sedang mengandung, karena asap rokok yang dihirup mengancam kesehatan janin. Menurut seorang dokter Malaysia, Dr. Mafauzy Mohamed, wanita hamil yang terpapar asap rokok berisiko melahirkan anak hiperaktif, kurang berat badan, cacat, lemah otak dan lahir tidak cukup bulan.
Hal senada juga disampaikan oleh Profesor Peter Hindmarsh, ahli endokrin anak dari University College Hospital London, Inggris yang mengatakan pertumbuhan bayi yang lahir dari seorang perokok berat akan mengganggu berat, panjang, dan lingkar kepala bayi. Termasuk mempengaruhi fungsi organ tubuh lainnya, seperti hati, otak maupun tulang bayi.
Nikotin dapat pula mencemari air susu ibu (ASI) baik pada wanita perokok aktif atau pasif serta perkembangan bayi.
Pada wanita, rokok juga menyebabkan esteoporosis yaitu berkurangnya kepadatan tulang. Penyakit ini dapat diderita siapa saja, baik pria maupun wanita.
Penyebabnya ada beberapa faktor, seperti usia, hormonal, obat-obatan dan gaya hidup tidak sehat seperti merokok.
Rokok secara tidak langsung mempercepat penuaan dini, sebab asap rokok mengurangi aliran oksigen dan menghambat zat-zat gizi yang diperlukan oleh sel kulit.
Menurut Profesor Antony Young dari Guys, Kings and St. Thomas School of Medicin, London, Inggris, wanita perokok terlihat lebih banyak kerutan, terutama di sekitar mulut dan mata.
Kulit juga akan terlihat lebih keabu-abuan, akibat enzim yang membunuh kolagen–zat yang berfungsi untuk menjaga elastisitas kulit, diaktifkan oleh nikotin.
Para perokok, umumnya juga memiliki bibir yang warnanya berubah menjadi ungu kehitaman akibat pengaruh suhu tubuh yang meningkat oleh asap rokok.
Sumber ; Rileks.com
Sumber ; Rileks.com
No comments:
Post a Comment