Demi Bos, Seorang Wanita Sebar Ancaman Bom
Ide seorang wanita untuk membela bosnya agar tidak ketinggalan pesawat telah membuat heboh Miami. Perempuan berusia 31 tahun itu akhirnya ditahan karena telah membuat laporan palsu. Tidak tanggung-tanggung, dia membuat laporan palsu tentang sesuatu yang sangat sensitif, yaitu bom.
Alasannya ternyata sangat sederhana, dia berupaya agar bosnya tidak terlambat naik pesawat. Dengan cekatan dia menelepon bandara internasional Miami. Tidak hanya itu, dia juga mengirim surat elektronik palsu dengan menyebutkan bahwa ada bom di pesawat American Airlines. Polisi yang menerima telepon dan e-mail tersebut dengan sigap menyisiri pesawat yang dimaksud, tetapi tentu saja hasilnya nol besar.
Para penyelidik di kepolisian kemudian menelusuri e-mail tersebut di jaringan komputer. Akhirnya tertangkaplah perempuan berusia 31 tahun itu. Selama interogasi, perempuan muda itu berulangkali mengatakan kepada polisi bahwa bosnya telah memesan tiket untuk terbang ke Honduras. Tetapi dia merasa bersalah karena menyebabkan sang bos terlambat mencapai bandara.
Menurut dia, laporan mengenai bom akan dapat menunda keberangkatan pesawat sehingga bosnya dapat mencapai bandara dan pergi dengan pesawat.
Ide seorang wanita untuk membela bosnya agar tidak ketinggalan pesawat telah membuat heboh Miami. Perempuan berusia 31 tahun itu akhirnya ditahan karena telah membuat laporan palsu. Tidak tanggung-tanggung, dia membuat laporan palsu tentang sesuatu yang sangat sensitif, yaitu bom.
Alasannya ternyata sangat sederhana, dia berupaya agar bosnya tidak terlambat naik pesawat. Dengan cekatan dia menelepon bandara internasional Miami. Tidak hanya itu, dia juga mengirim surat elektronik palsu dengan menyebutkan bahwa ada bom di pesawat American Airlines. Polisi yang menerima telepon dan e-mail tersebut dengan sigap menyisiri pesawat yang dimaksud, tetapi tentu saja hasilnya nol besar.
Para penyelidik di kepolisian kemudian menelusuri e-mail tersebut di jaringan komputer. Akhirnya tertangkaplah perempuan berusia 31 tahun itu. Selama interogasi, perempuan muda itu berulangkali mengatakan kepada polisi bahwa bosnya telah memesan tiket untuk terbang ke Honduras. Tetapi dia merasa bersalah karena menyebabkan sang bos terlambat mencapai bandara.
Menurut dia, laporan mengenai bom akan dapat menunda keberangkatan pesawat sehingga bosnya dapat mencapai bandara dan pergi dengan pesawat.
No comments:
Post a Comment